DB NEWS — Dengan terungkapnya kasus dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada Oriental Circus Indonesia (OCI), apakah hal tersebut menjadi awal sekaligus akhir dari era pertunjukan eksploitatif?
Belakangan ini publik dihebohkan dengan polemik serius yang menyangkut OCI, yang mana selama ini menjadi wajah dari hiburan anak-anak dan atraksi spektakuler.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan akibat polemik tersebut, menjadikan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ikut turun tangan.
Bukan tanpa alasan, pasalnya terdapat dugaan eksploitasi terhadap para pemin sirkus - khususnya perempuan – sehingga memicu kemarahan publik.
Menanggapi hal tersebut, kemudian digelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Gedung DPR RI, Jakarta pada Senin (21/4/2025).
(BACA JUGA: Terungkap! Kekerasan di Balik Sirkus OCI Terkait Taman Safari: Korban Disetrum & Dipasung)
RDPU ini tidak hanya melibatkan OCI saja, melainkan juga terdapat sejumlah pihak yang terafiliasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mereka semua berkumpul dan bertemu memenuhi panggilan DPR RI untuk memberikan klarifikasi terkait dengan polemik yang sedang hangat di masyarakat.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Rano Alfath mengungkapkan bahwa pihaknya ingin mendapatkan gambaran secara utuh mengenai apa yang sebenarnya terjadi, khususnya sesuatu yang berada di balik seluruh pertunjukan itu.
"Kami ingin mendapatkan gambaran utuh tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik pertunjukan-pertunjukan itu," ujarnya.
Bagi Rano, adanya pemanggilan sejumlah pihak tersebut merupakan sebuah langkah konkret dari kehadiran negara untuk mengawal kebenaran di balik dugaan pelanggaran HAM yang menghebohkan publik beberapa minggu terakhir ini.
Tidak cukup sampai di sana, namun Komisi III DPR menegaskan pula bahwa pemanggilan tersebut bukan hanya sekadar formalitas belaka.
Diketahui bahwa beberapa pihak yang diundang, termasuk pula Dirreskrimum Polda Jawa Barat, kuasa hukum para pemain sirkus, mantan pemain hingga pihak pengelola sirkus itu sendiri.
Tentunya dari nama-nama yang sempat disorot publik, terdapat sosok Tony Sumampau, yang mana merupakan salah seorang pengelola Taman Safari, sekaligus pihak yang terkait dalam operasional OCI.
Lantas apakah benar memang ada keterlibatan secara langsung ataupun tidak langsung darinya? Hal tersebut terus menjadi pertanyaan besar yang sampai saat ini terus ditunggu banyak pihak.
Jawaban dari pertanyaan tersebut akan terjadi pada forum resmi bersama dengan DPR RI itu.
Lebih lanjut, kontroversi dugaan eksploitasi dan pelanggaran HAM tersebut semakin rumit karena sejatinya lokasi pertunjukan sirkus OCI sendiri berada pada kawasan Taman Safari.
Sebagai informasi, bahwa Taman Safari merupakan sebuah destinasi wisata edukatif bagi keluarga yang selama ini dikenal sebagai tempat yang ramah bagi anak.
Namun bagaimana jika ternyata di balik seluruh gemerlap panggung itu, nyatanya tersimpan sebuah jejak kelam yakni eksploitasi?
DB NEWS — Dengan terungkapnya kasus dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada Oriental Circus Indonesia (OCI), apakah hal tersebut menjadi awal sekaligus akhir dari era pertunjukan eksploitatif?
Belakangan ini publik dihebohkan dengan polemik serius yang menyangkut OCI, yang mana selama ini menjadi wajah dari hiburan anak-anak dan atraksi spektakuler.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan akibat polemik tersebut, menjadikan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ikut turun tangan.
Bukan tanpa alasan, pasalnya terdapat dugaan eksploitasi terhadap para pemin sirkus - khususnya perempuan – sehingga memicu kemarahan publik.
Menanggapi hal tersebut, kemudian digelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Gedung DPR RI, Jakarta pada Senin (21/4/2025).
(BACA JUGA: Terungkap! Kekerasan di Balik Sirkus OCI Terkait Taman Safari: Korban Disetrum & Dipasung)
RDPU ini tidak hanya melibatkan OCI saja, melainkan juga terdapat sejumlah pihak yang terafiliasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mereka semua berkumpul dan bertemu memenuhi panggilan DPR RI untuk memberikan klarifikasi terkait dengan polemik yang sedang hangat di masyarakat.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Rano Alfath mengungkapkan bahwa pihaknya ingin mendapatkan gambaran secara utuh mengenai apa yang sebenarnya terjadi, khususnya sesuatu yang berada di balik seluruh pertunjukan itu.
"Kami ingin mendapatkan gambaran utuh tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik pertunjukan-pertunjukan itu," ujarnya.
Bagi Rano, adanya pemanggilan sejumlah pihak tersebut merupakan sebuah langkah konkret dari kehadiran negara untuk mengawal kebenaran di balik dugaan pelanggaran HAM yang menghebohkan publik beberapa minggu terakhir ini.
Tidak cukup sampai di sana, namun Komisi III DPR menegaskan pula bahwa pemanggilan tersebut bukan hanya sekadar formalitas belaka.
Diketahui bahwa beberapa pihak yang diundang, termasuk pula Dirreskrimum Polda Jawa Barat, kuasa hukum para pemain sirkus, mantan pemain hingga pihak pengelola sirkus itu sendiri.
Tentunya dari nama-nama yang sempat disorot publik, terdapat sosok Tony Sumampau, yang mana merupakan salah seorang pengelola Taman Safari, sekaligus pihak yang terkait dalam operasional OCI.
Lantas apakah benar memang ada keterlibatan secara langsung ataupun tidak langsung darinya? Hal tersebut terus menjadi pertanyaan besar yang sampai saat ini terus ditunggu banyak pihak.
Jawaban dari pertanyaan tersebut akan terjadi pada forum resmi bersama dengan DPR RI itu.
Lebih lanjut, kontroversi dugaan eksploitasi dan pelanggaran HAM tersebut semakin rumit karena sejatinya lokasi pertunjukan sirkus OCI sendiri berada pada kawasan Taman Safari.
Sebagai informasi, bahwa Taman Safari merupakan sebuah destinasi wisata edukatif bagi keluarga yang selama ini dikenal sebagai tempat yang ramah bagi anak.
Namun bagaimana jika ternyata di balik seluruh gemerlap panggung itu, nyatanya tersimpan sebuah jejak kelam yakni eksploitasi?