Kasus Sirkus OCI: Apakah Ini Awal – Akhir Era Pertunjukan Eksploitatif?
21 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
88 2
Deskripsi Foto : Panggung sirkus kosong di malam hari dengan bayangan jeruji, menggambarkan potensi pelanggaran HAM yang tersembunyi di balik dunia hiburan
Foto : Istimewa

Kesaksian Korban dan Tampakan Luka Lama

Para mantan pemain sirkus OCI sempat datang ke kantor Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamen HAM), Mugiyanto pada pekan lalu.

Kedatangan mereka ternyata membawa cerita yang sangat mencengangkan, yakni adanya dugaan kekerasan, pelecehan hingga praktik perbudakan yang terjadi dalam jangka waktu puluhan tahun.

Mugiyanto menjelaskan bahwa seluruh mantan pemain sirkus yang datang kepadanya yakni perempuan. Mereka semua saat ini mulai berani membuka luka lamanya.

"Mereka semua perempuan. Dan cerita mereka bukan cerita baru. Ini luka lama yang baru sekarang berani dibuka," ujar Wamen HAM dalam unggahan Instagram resminya.

Lebih jauh, berdasarkan dari cerita dan kesaksian para korban tersebut, maka menurut Mugiyanto bahwa kasus yang mereka alami adalah sebuah peristiwa yang mengandung indikasi pelanggaran HAM berat.

Oleh karena itu, pemerintah kemudian menyerukan adanya pemanggilan pada semua pihak, termasuk Taman Safari, agar terdapat penjelasan secara cover both side.

Sebagaimana keterangan dari para korban tersebut, ternyata mereka merasa bahwa mertabat mereka sebagai manusia serta hak-hak normatifnya teru dilanggar oleh pihak sirkus. Mereka mendapatkan perlakuan tersebut selama masih bekerja di sirkus OCI.

Beberapa contoh dari adanya dugaan eksploitasi tersebut yakni adanya intimidasi, tekanan fisik hingga psikis dan bagaimana sistem kerja yang sifatnya tertutup. Seluruh hal tersebut menjadi bagian dari pengalaman para korban.

Bisa jadi masalah ini jauh lebih dalam daripada hanya sekadar konflik ketenagakerjaan saja, terlebih jika ternyata memang semua tuduhan tersebut terjadi di bawah pengawasan secara langsung ataupun tidak langsung dari para pihak pengelola Taman Safari.

Di sana kemudian nama Tony Sumampau kembali menyeruak. Terlebih dirinya merupakan seorang figur penting di balik pengelolaan kawasan wisata.

Selain itu, sosoknya juga dianggap merupakan orang yang mengetahui, atau setidaknya memang tidak bisa lepas tanggung jawab begitu saja dari seluruh aktivitas di dalam sana.

Lantas, sampai sejauh mana tanggung jawab moral dan hukum dari seorang Tony Sumampau dalam seluruh praktik yang dilakukan oleh mitra bisnisnya?

Kasus Sirkus OCI: Apakah Ini Awal – Akhir Era Pertunjukan Eksploitatif?
21 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
88 2
 
Deskripsi Foto : Panggung sirkus kosong di malam hari dengan bayangan jeruji, menggambarkan potensi pelanggaran HAM yang tersembunyi di balik dunia hiburan
Foto : Istimewa

Kesaksian Korban dan Tampakan Luka Lama

Para mantan pemain sirkus OCI sempat datang ke kantor Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamen HAM), Mugiyanto pada pekan lalu.

Kedatangan mereka ternyata membawa cerita yang sangat mencengangkan, yakni adanya dugaan kekerasan, pelecehan hingga praktik perbudakan yang terjadi dalam jangka waktu puluhan tahun.

Mugiyanto menjelaskan bahwa seluruh mantan pemain sirkus yang datang kepadanya yakni perempuan. Mereka semua saat ini mulai berani membuka luka lamanya.

"Mereka semua perempuan. Dan cerita mereka bukan cerita baru. Ini luka lama yang baru sekarang berani dibuka," ujar Wamen HAM dalam unggahan Instagram resminya.

Lebih jauh, berdasarkan dari cerita dan kesaksian para korban tersebut, maka menurut Mugiyanto bahwa kasus yang mereka alami adalah sebuah peristiwa yang mengandung indikasi pelanggaran HAM berat.

Oleh karena itu, pemerintah kemudian menyerukan adanya pemanggilan pada semua pihak, termasuk Taman Safari, agar terdapat penjelasan secara cover both side.

Sebagaimana keterangan dari para korban tersebut, ternyata mereka merasa bahwa mertabat mereka sebagai manusia serta hak-hak normatifnya teru dilanggar oleh pihak sirkus. Mereka mendapatkan perlakuan tersebut selama masih bekerja di sirkus OCI.

Beberapa contoh dari adanya dugaan eksploitasi tersebut yakni adanya intimidasi, tekanan fisik hingga psikis dan bagaimana sistem kerja yang sifatnya tertutup. Seluruh hal tersebut menjadi bagian dari pengalaman para korban.

Bisa jadi masalah ini jauh lebih dalam daripada hanya sekadar konflik ketenagakerjaan saja, terlebih jika ternyata memang semua tuduhan tersebut terjadi di bawah pengawasan secara langsung ataupun tidak langsung dari para pihak pengelola Taman Safari.

Di sana kemudian nama Tony Sumampau kembali menyeruak. Terlebih dirinya merupakan seorang figur penting di balik pengelolaan kawasan wisata.

Selain itu, sosoknya juga dianggap merupakan orang yang mengetahui, atau setidaknya memang tidak bisa lepas tanggung jawab begitu saja dari seluruh aktivitas di dalam sana.

Lantas, sampai sejauh mana tanggung jawab moral dan hukum dari seorang Tony Sumampau dalam seluruh praktik yang dilakukan oleh mitra bisnisnya?

Tautan telah disalin ke clipboard!