Terungkap! Kekerasan di Balik Sirkus OCI Terkait Taman Safari: Korban Disetrum & Dipasung
18 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
30 1

DB NEWS - Beberapa perempuan yang merupakan mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) menceritakan kisah pilu mereka selama menjadi pemain sirkus yang beraksi di banyak tempat, salah satunya Taman Safari Indonesia.

Para mantan pemain sirkus tersebut berniat untuk mengungkap kejahatan pihak sirkus, seperti kekerasan fisik, eksploitasi, hingga perlakuan yang tidak manusiawi.

Mereka menyampaikan pengalaman buruk tersebut langsung di hadapan Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, dalam audiensi dengan Kementerian HAM, pada Selasa (15/4).

Kronologi Awal Dugaan Eksploitasi Anak oleh OCI

Insiden ini bermula dari ajang pencarian talenta yang diselenggarakan oleh sebuah kelompok sirkus asal Indonesia.

Para anak-anak yang terpilih nantinya akan dididik hingga menjadi pemain sirkus profesional.

(BACA JUGA: Hotman Paris Tolak Jadi Pengacara Lisa Mariana, Tapi Bocorkan Jurus Hukum Sakti untuk Ridwan Kamil!)

Tak hanya itu, mereka juga menjanjikan pendidikan dan kehidupan yang layak kepada anak-anak yang terpilih untuk diadopsi.

Namun, mereka justru mendapat perlakukan yang sangat biadab dari pihak sirkus.

Puluhan anak tersebut diduga diperbudak, tidak disekolahkan, dan bahkan tidak diberitahu identitas asli mereka.

Terlebih lagi, pihak sirkus bahkan rela mengeluarkan sejumlah biaya untuk “membayar” anak-anak dengan rentang usia 5-7 tahun yang nantinya akan mereka adopsi untuk dilatih bermain sirkus.

Pengakuan Mengguncang Para Mantan Pemain Sirkus

Hasil dari audiensi dengan Kementerian HAM tersebut kemudian kemudian diunggah oleh Mugiyanto pada akun Instagram resmi miliknya, @mugiyanto.official, pada Rabu (16/4).

Dalam audiensi tersebut, para mantan pemain sirkus tersebut satu per satu menceritakan pengalaman pilu yang diduga mereka alami sejak tahun 1970-an silam.

  • Perlakuan keji seperti rantai kaki dan kotoran gajah

Butet yang merupakan salah satu mantan pemain sirkus, mengaku bahwa ia kerap mendapatkan perlakuan yang jauh dari kata beradab, seperti dirantai hingga dijejali kotoran gajah.

(BACA JUGA: Wafatnya Hotma Sitompul: Jejak Sang Pengacara di Balik Deretan Kasus Hukum Terkenal)

"Sempat saya sampai dirantai kaki pakai rantai gajah yang besar itu. Pernah juga di dalam situ dijulurin kotoran gajah," ucap Butet dikutip dari cuplikan video yang diunggah Mugiyanto pada Rabu (16/4).

  • Pemisahan paksa antara ibu dan anak

Butet juga mengungkapkan bahwa ia tetap dipaksa untuk tampil saat sedang hamil dan bahkan dipisahkan dari anak yang dilahirkan.

“Saat hamil pun saya dipaksa tetap tampil. Setelah melahirkan, saya dipisahkan dari anak saya, saya tidak bisa menyusui,” ungkap Butet.

Dididik sebagai pemain sirkus sejak kecil, membuat Butet tidak tahu akan identitas asli dirinya, seperti nama, keluarga, dan bahkan usia.

  • Kekerasan seksual dan fisik terhadap anak

Fifi yang sejak saat kecil diambil dan dipekerjakan oleh salah satu petinggi OCI, baru menyadari bahwa ia dilahirkan dari rahim ibunya (Butet) saat ia sudah menginjak usia dewasa.

Sama seperti sang ibu, Fifi juga mengalami kekerasan saat berada di lingkungan sirkus tersebut.

"Saya disetrumin, Pak, di badan saya, kelamin saya disetrumin. Sampai saya jatuh lemas, akhirnya dipasung, Pak, selama dua minggu," ujar Fifi sambil mengusap air matanya.

  • Keselamatan para pemain disepelekan

Tak berhenti disitu, perempuan bernama Ida yang juga pernah menjadi pemain sirkus di OCI turut menceritakan kisah kelamnya.

Ida bercerita bahwa ia pernah mengalami kecelakaan yang cukup fatal ketika tampil di Kota Lampung, namun pihak sirkus justru tak langsung membawanya ke rumah sakit.

“Saya mengalami jatuh dari ketinggian saat show di Lampung. Setelah jatuh, saya tidak langsung dibawa ke rumah sakit,” kata Ida di atas kursi rodanya.

Pada akhirnya ia pun dilarikan ke salah satu rumah sakit di Jakarta setelah menahan rasa sakit pinggangnya yang membengkak.

“Setelah pinggang saya mulai bengkak, barulah saya dibawa ke rumah sakit dan ternyata saya patah tulang. Tidak lama kemudian saya dibawa ke Jakarta dan dioperasi,” imbuhnya.

Namun, insiden kecelakaan tersebut justru membawanya pulang ke pelukan orang tuanya.

“Dari situ, saya akhirnya dipertemukan dengan orang tua saya,” ujar Ida dengan suara lirih.

Kesaksian ini menunjukkan pola kekerasan sistematis yang berlangsung lama di balik industri hiburan sirkus yang selama ini dianggap menghibur.

Lantas, kisah-kisah tragis ini pun membuka tabir gelap di balik panggung megah pertunjukan sirkus.

Menuntut Keadilan

Muhammad Soleh yang merupakan kuasa hukum para mantan pemain sirkus tersebut berharap agar pemerintah membentuk tim pencari bukti untuk mengusut tuntas dugaan kasus eksploitasi ini.

Ia juga mengungkapkan bahwa masih banyak pemain sirkus lain yang…

Terungkap! Kekerasan di Balik Sirkus OCI Terkait Taman Safari: Korban Disetrum & Dipasung
18 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
30 1
 

DB NEWS - Beberapa perempuan yang merupakan mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) menceritakan kisah pilu mereka selama menjadi pemain sirkus yang beraksi di banyak tempat, salah satunya Taman Safari Indonesia.

Para mantan pemain sirkus tersebut berniat untuk mengungkap kejahatan pihak sirkus, seperti kekerasan fisik, eksploitasi, hingga perlakuan yang tidak manusiawi.

Mereka menyampaikan pengalaman buruk tersebut langsung di hadapan Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, dalam audiensi dengan Kementerian HAM, pada Selasa (15/4).

Kronologi Awal Dugaan Eksploitasi Anak oleh OCI

Insiden ini bermula dari ajang pencarian talenta yang diselenggarakan oleh sebuah kelompok sirkus asal Indonesia.

Para anak-anak yang terpilih nantinya akan dididik hingga menjadi pemain sirkus profesional.

(BACA JUGA: Hotman Paris Tolak Jadi Pengacara Lisa Mariana, Tapi Bocorkan Jurus Hukum Sakti untuk Ridwan Kamil!)

Tak hanya itu, mereka juga menjanjikan pendidikan dan kehidupan yang layak kepada anak-anak yang terpilih untuk diadopsi.

Namun, mereka justru mendapat perlakukan yang sangat biadab dari pihak sirkus.

Puluhan anak tersebut diduga diperbudak, tidak disekolahkan, dan bahkan tidak diberitahu identitas asli mereka.

Terlebih lagi, pihak sirkus bahkan rela mengeluarkan sejumlah biaya untuk “membayar” anak-anak dengan rentang usia 5-7 tahun yang nantinya akan mereka adopsi untuk dilatih bermain sirkus.

Pengakuan Mengguncang Para Mantan Pemain Sirkus

Hasil dari audiensi dengan Kementerian HAM tersebut kemudian kemudian diunggah oleh Mugiyanto pada akun Instagram resmi miliknya, @mugiyanto.official, pada Rabu (16/4).

Dalam audiensi tersebut, para mantan pemain sirkus tersebut satu per satu menceritakan pengalaman pilu yang diduga mereka alami sejak tahun 1970-an silam.

  • Perlakuan keji seperti rantai kaki dan kotoran gajah

Butet yang merupakan salah satu mantan pemain sirkus, mengaku bahwa ia kerap mendapatkan perlakuan yang jauh dari kata beradab, seperti dirantai hingga dijejali kotoran gajah.

(BACA JUGA: Wafatnya Hotma Sitompul: Jejak Sang Pengacara di Balik Deretan Kasus Hukum Terkenal)

"Sempat saya sampai dirantai kaki pakai rantai gajah yang besar itu. Pernah juga di dalam situ dijulurin kotoran gajah," ucap Butet dikutip dari cuplikan video yang diunggah Mugiyanto pada Rabu (16/4).

  • Pemisahan paksa antara ibu dan anak

Butet juga mengungkapkan bahwa ia tetap dipaksa untuk tampil saat sedang hamil dan bahkan dipisahkan dari anak yang dilahirkan.

“Saat hamil pun saya dipaksa tetap tampil. Setelah melahirkan, saya dipisahkan dari anak saya, saya tidak bisa menyusui,” ungkap Butet.

Dididik sebagai pemain sirkus sejak kecil, membuat Butet tidak tahu akan identitas asli dirinya, seperti nama, keluarga, dan bahkan usia.

  • Kekerasan seksual dan fisik terhadap anak

Fifi yang sejak saat kecil diambil dan dipekerjakan oleh salah satu petinggi OCI, baru menyadari bahwa ia dilahirkan dari rahim ibunya (Butet) saat ia sudah menginjak usia dewasa.

Sama seperti sang ibu, Fifi juga mengalami kekerasan saat berada di lingkungan sirkus tersebut.

"Saya disetrumin, Pak, di badan saya, kelamin saya disetrumin. Sampai saya jatuh lemas, akhirnya dipasung, Pak, selama dua minggu," ujar Fifi sambil mengusap air matanya.

  • Keselamatan para pemain disepelekan

Tak berhenti disitu, perempuan bernama Ida yang juga pernah menjadi pemain sirkus di OCI turut menceritakan kisah kelamnya.

Ida bercerita bahwa ia pernah mengalami kecelakaan yang cukup fatal ketika tampil di Kota Lampung, namun pihak sirkus justru tak langsung membawanya ke rumah sakit.

“Saya mengalami jatuh dari ketinggian saat show di Lampung. Setelah jatuh, saya tidak langsung dibawa ke rumah sakit,” kata Ida di atas kursi rodanya.

Pada akhirnya ia pun dilarikan ke salah satu rumah sakit di Jakarta setelah menahan rasa sakit pinggangnya yang membengkak.

“Setelah pinggang saya mulai bengkak, barulah saya dibawa ke rumah sakit dan ternyata saya patah tulang. Tidak lama kemudian saya dibawa ke Jakarta dan dioperasi,” imbuhnya.

Namun, insiden kecelakaan tersebut justru membawanya pulang ke pelukan orang tuanya.

“Dari situ, saya akhirnya dipertemukan dengan orang tua saya,” ujar Ida dengan suara lirih.

Kesaksian ini menunjukkan pola kekerasan sistematis yang berlangsung lama di balik industri hiburan sirkus yang selama ini dianggap menghibur.

Lantas, kisah-kisah tragis ini pun membuka tabir gelap di balik panggung megah pertunjukan sirkus.

Menuntut Keadilan

Muhammad Soleh yang merupakan kuasa hukum para mantan pemain sirkus tersebut berharap agar pemerintah membentuk tim pencari bukti untuk mengusut tuntas dugaan kasus eksploitasi ini.

Ia juga mengungkapkan bahwa masih banyak pemain sirkus lain yang…

Tautan telah disalin ke clipboard!