Dedi Mulyadi Menangis Saat Tinjau Hutan Lindung yang Gundul di Puncak, Netizen Beri Komentar Pedas
08 Mar 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
25 0

Hanif menegaskan bahwa lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak boleh digunakan untuk pembangunan, apapun alasannya karena jika dipaksakan, bencana akan sulit dihindari.

"Tidak boleh hutan konservasi dirusak begini. Karenanya kami segel dan meminta progres pembangunan di sini dihentikan dulu," ujar Hanif.

Dedi Mulyadi Soroti Alih Fungsi Lahan di Puncak

Dedi Mulyadi turut menyoroti pengalihan fungsi lahan kawasan hutan lindung yang diubah menjadi tempat wisata dengan memberikan plang segel bertuliskan 'Area ini dalam pengawasan' di kawasan Eiger Land.

Dedi Mulyadi kemudian lanjut meninjau area lahan dan melihat hutan lindung yang rusak di kawasan Eiger Land tersebut.

Tak berselang lama, ia tak kuasa menahan tangisnya usai melihat kawasan hutan lindung yang seharusnya dilindungi justru dibabat habis-habisan.

Terlihat beberapa bangunan sudah berdiri dan beberapa lainnya masih dalam proses pembangunan, padahal area tersebut juga termasuk zona Konservasi Taman Nasional Gunung Gede yang seharusnya dilindungi dan dijaga kelestariannya.

"Dari sisi regulasi, itu perizinannya bisa dicabut tidak? Itu kan hutan lindung, kenapa gundul dan banyak bangunan?" tanya Dedi saat berada di Eiger Adventure Land.

Pemerintah Janji Bertindak, Namun Netizen Malah Nyinyir

Mencuatnya video yang menampilkan Gubernur Jawa Barat tersebut sedang menangis tertunduk saat lakukan sidak di kawasan Eiger Land tersebut justru menuai komentar negatif dari netizen.

Salah satu komentar netizen tampak menganggap tangisan tersebut palsu dan merupakan pencitraan untuk Pemilu 2029.

“Tangisan buaya… hati hati targetnya 2029,” ujar @Fir********* pada platform X.

Netizen lain turut menganggap bahwa tangisan tersebut hanyalah drama semata.

“Cabut langsung perizinannya… gk ush pake drama2 tangisan segala,” tulis @Rez******** pada kolom komentar. (*)

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Dedi Mulyadi Menangis Saat Tinjau Hutan Lindung yang Gundul di Puncak, Netizen Beri Komentar Pedas
08 Mar 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
25 0
 

Hanif menegaskan bahwa lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak boleh digunakan untuk pembangunan, apapun alasannya karena jika dipaksakan, bencana akan sulit dihindari.

"Tidak boleh hutan konservasi dirusak begini. Karenanya kami segel dan meminta progres pembangunan di sini dihentikan dulu," ujar Hanif.

Dedi Mulyadi Soroti Alih Fungsi Lahan di Puncak

Dedi Mulyadi turut menyoroti pengalihan fungsi lahan kawasan hutan lindung yang diubah menjadi tempat wisata dengan memberikan plang segel bertuliskan 'Area ini dalam pengawasan' di kawasan Eiger Land.

Dedi Mulyadi kemudian lanjut meninjau area lahan dan melihat hutan lindung yang rusak di kawasan Eiger Land tersebut.

Tak berselang lama, ia tak kuasa menahan tangisnya usai melihat kawasan hutan lindung yang seharusnya dilindungi justru dibabat habis-habisan.

Terlihat beberapa bangunan sudah berdiri dan beberapa lainnya masih dalam proses pembangunan, padahal area tersebut juga termasuk zona Konservasi Taman Nasional Gunung Gede yang seharusnya dilindungi dan dijaga kelestariannya.

"Dari sisi regulasi, itu perizinannya bisa dicabut tidak? Itu kan hutan lindung, kenapa gundul dan banyak bangunan?" tanya Dedi saat berada di Eiger Adventure Land.

Pemerintah Janji Bertindak, Namun Netizen Malah Nyinyir

Mencuatnya video yang menampilkan Gubernur Jawa Barat tersebut sedang menangis tertunduk saat lakukan sidak di kawasan Eiger Land tersebut justru menuai komentar negatif dari netizen.

Salah satu komentar netizen tampak menganggap tangisan tersebut palsu dan merupakan pencitraan untuk Pemilu 2029.

“Tangisan buaya… hati hati targetnya 2029,” ujar @Fir********* pada platform X.

Netizen lain turut menganggap bahwa tangisan tersebut hanyalah drama semata.

“Cabut langsung perizinannya… gk ush pake drama2 tangisan segala,” tulis @Rez******** pada kolom komentar. (*)

Tautan telah disalin ke clipboard!