SBY Beri Peringatan Keras pada Kader Demokrat: Jangan Cawe-cawe!
26 Feb 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
47 1

DB NEWS - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberi peringatan tegas kepada seluruh kadernya untuk menjauhi praktek cawe-cawe.

Dalam kongres ke-6 Partai Demokrat yang digelar di Jakarta pada Senin (24/2), SBY menekankan pentingnya menjaga integritas partai dan menolak segala bentuk intervensi yang dapat mencederai demokrasi.

Sebagai Presiden ke-6 RI yang memimpin selama dua periode, SBY juga menekankan bahwa selama dirinya berkuasa tidak pernah ada niat untuk cawe-cawe atau mengintervensi partai lain.

“10 tahun saya memimpin negeri ini, dengan dukungan penuh Partai Demokrat. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya apalagi melakukan cawe-cawe dan intervensi buruk untuk merampas kedaulatan sebuah partai,” ujar SBY.

SBY mengingatkan kepada setiap pemimpin harus memiliki integritas dan menahan diri dari segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi maupun kelompok.

(BACA JUGA : Bentrok! Mapolres Tarakan Diserang Puluhan Oknum TNI, 5 Anggota Polisi Terluka)

Menurutnya selama ini, sikap yang Ia lakukan merupakan bentuk kepatuhan terhadap hukum juga moral sebagai seseorang yang berkecimpung dalam dunia politik yang harus dijunjung tinggi oleh semua pemimpin.

“Ini adalah etika yang saya pahami, moral politik, nilai-nilai demokrasi. Serta kepatuhan kepada pranata hukum, the rule of law,” ujar SBY.

SBY juga menyoroti ancaman besar yang sering menggoda para penguasa, yakni penyalahgunaan kekuatan atau abuse of power.

Ia menyebut bahwa tindakan ini bukan hanya mencoreng demokrasi, tetapi juga melanggar amanah konstitusi.

“Ingat, godaan kepada penguasa. Dalam dunia politik, penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power adalah dosa terbesar, perbuatan tercela, dan hakikatnya adalah pelanggaran terhadap amanah konstitusi,” tegasnya.

(BACA JUGA : Kejagung Tangkap Tujuh Petinggi PT Pertamina Atas Kasus Korupsi, Berapa Gaji Jajaran Direksinya?)

Dalam pidatonya, SBY mengingatkan kader Demokrat untuk tidak takut menghadapi ancaman yang mencoba merebut kedaulatan partai.

Ia menegaskan bahwa menjaga demokrasi dan menegakkan keadilan merupakan tanggung jawab utama.

“Pesan saya, ke depan jangan pernah kita takut menghadapi siapapun jika kedaulatan partai kita hendak dirampas. Jika kita harus menegakkan kebenaran dan keadilan di negeri ini,” tegas SBY.

Momen SBY Salah Sebut Presiden

Di tengah pidatonya, terjadi insiden menarik ketika SBY salah menyebut nama Presiden saat membahas pemerintahan saat ini.

Awalnya, Ia bermaksud menyebut Presiden Prabowo Subianto, namun secara tidak sengaja menyebut nama Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

(BACA JUGA : Tagar Makan Bergizi Gratis Trending di Tengah Aksi Pelajar Papua Tolak MBG, Ada Apa?)

“Jadikan satu napas. Sukseskan pemerintahan Presiden Jokowi. Dengar…Ulangi. Saya ngomong apa tadi?” tanya SBY.

Setelah menyadari kesalahannya, SBY segera mengoreksi pernyataannya.

“Ini namanya slip of the tongue. Saya ralat. Ini ada pers di sini, saya ralat. Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia kemudian menegaskan bahwa Jokowi telah pensiun, seperti dirinya, dan saat ini kepemimpinan telah berada di tangan Prabowo Subianto.

“Pak Jokowi sudah pensiun, seperti saya. Sudah ada Presiden baru, namanya Prabowo Subianto,” imbuh SBY.

(BACA JUGA : Ngeri! Muhammadiyah Akan Launching Bank Sendiri, Netizen: Otw Pindah)

Pidato SBY dalam kongres ke-6 Partai Demokrat menjadi sorotan karena pesannya yang tegas mengenai pentingnya menjaga kedaulatan partai dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan.

Ia juga mengingatkan kadernya untuk tetap berpegang teguh pada prinsip demokrasi serta tidak takut menghadapi ancaman yang ingin menggoyahkan partai. (*)

SBY Beri Peringatan Keras pada Kader Demokrat: Jangan Cawe-cawe!
26 Feb 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
47 1
 

DB NEWS - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberi peringatan tegas kepada seluruh kadernya untuk menjauhi praktek cawe-cawe.

Dalam kongres ke-6 Partai Demokrat yang digelar di Jakarta pada Senin (24/2), SBY menekankan pentingnya menjaga integritas partai dan menolak segala bentuk intervensi yang dapat mencederai demokrasi.

Sebagai Presiden ke-6 RI yang memimpin selama dua periode, SBY juga menekankan bahwa selama dirinya berkuasa tidak pernah ada niat untuk cawe-cawe atau mengintervensi partai lain.

“10 tahun saya memimpin negeri ini, dengan dukungan penuh Partai Demokrat. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya apalagi melakukan cawe-cawe dan intervensi buruk untuk merampas kedaulatan sebuah partai,” ujar SBY.

SBY mengingatkan kepada setiap pemimpin harus memiliki integritas dan menahan diri dari segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi maupun kelompok.

(BACA JUGA : Bentrok! Mapolres Tarakan Diserang Puluhan Oknum TNI, 5 Anggota Polisi Terluka)

Menurutnya selama ini, sikap yang Ia lakukan merupakan bentuk kepatuhan terhadap hukum juga moral sebagai seseorang yang berkecimpung dalam dunia politik yang harus dijunjung tinggi oleh semua pemimpin.

“Ini adalah etika yang saya pahami, moral politik, nilai-nilai demokrasi. Serta kepatuhan kepada pranata hukum, the rule of law,” ujar SBY.

SBY juga menyoroti ancaman besar yang sering menggoda para penguasa, yakni penyalahgunaan kekuatan atau abuse of power.

Ia menyebut bahwa tindakan ini bukan hanya mencoreng demokrasi, tetapi juga melanggar amanah konstitusi.

“Ingat, godaan kepada penguasa. Dalam dunia politik, penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power adalah dosa terbesar, perbuatan tercela, dan hakikatnya adalah pelanggaran terhadap amanah konstitusi,” tegasnya.

(BACA JUGA : Kejagung Tangkap Tujuh Petinggi PT Pertamina Atas Kasus Korupsi, Berapa Gaji Jajaran Direksinya?)

Dalam pidatonya, SBY mengingatkan kader Demokrat untuk tidak takut menghadapi ancaman yang mencoba merebut kedaulatan partai.

Ia menegaskan bahwa menjaga demokrasi dan menegakkan keadilan merupakan tanggung jawab utama.

“Pesan saya, ke depan jangan pernah kita takut menghadapi siapapun jika kedaulatan partai kita hendak dirampas. Jika kita harus menegakkan kebenaran dan keadilan di negeri ini,” tegas SBY.

Momen SBY Salah Sebut Presiden

Di tengah pidatonya, terjadi insiden menarik ketika SBY salah menyebut nama Presiden saat membahas pemerintahan saat ini.

Awalnya, Ia bermaksud menyebut Presiden Prabowo Subianto, namun secara tidak sengaja menyebut nama Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

(BACA JUGA : Tagar Makan Bergizi Gratis Trending di Tengah Aksi Pelajar Papua Tolak MBG, Ada Apa?)

“Jadikan satu napas. Sukseskan pemerintahan Presiden Jokowi. Dengar…Ulangi. Saya ngomong apa tadi?” tanya SBY.

Setelah menyadari kesalahannya, SBY segera mengoreksi pernyataannya.

“Ini namanya slip of the tongue. Saya ralat. Ini ada pers di sini, saya ralat. Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia kemudian menegaskan bahwa Jokowi telah pensiun, seperti dirinya, dan saat ini kepemimpinan telah berada di tangan Prabowo Subianto.

“Pak Jokowi sudah pensiun, seperti saya. Sudah ada Presiden baru, namanya Prabowo Subianto,” imbuh SBY.

(BACA JUGA : Ngeri! Muhammadiyah Akan Launching Bank Sendiri, Netizen: Otw Pindah)

Pidato SBY dalam kongres ke-6 Partai Demokrat menjadi sorotan karena pesannya yang tegas mengenai pentingnya menjaga kedaulatan partai dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan.

Ia juga mengingatkan kadernya untuk tetap berpegang teguh pada prinsip demokrasi serta tidak takut menghadapi ancaman yang ingin menggoyahkan partai. (*)

Tautan telah disalin ke clipboard!