Makna Hari Raya Waisak: Sejarah, Simbol dan Nilai Pentingnya Bagi Umat Buddha
05 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
9 1

DB NEWS - Setiap tahun pada tanggal 12 Mei, diperingati sebagai Hari Raya Waisak bagi umat Buddha di seluruh dunia. Waisak memiliki makna tersendiri dibalik perayaannya, yang dapat menginspirasi setiap orang. Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini sejarah serta makna dari simbol-simbol dalam perayaan Waisak.

Bagi umat Buddha di Indonesia, perayaan ini bukan hanya tentang ritual, tapi juga momentum refleksi dan penghormatan terhadap nilai-nilai luhur ajaran Buddha.

Hari Raya Waisak memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama (Buddha) yang dikenal sebagai Trisuci Waisak. Dan menjadi saat untuk memperdalam praktik Dharma, menumbuhkan welas asih, serta memperkuat komitmen terhadap jalan kebijaksanaan.

Bhante Sri Pannavaro Mahathera, pernah mengingatkan alangkah baiknya jika setiap umat Buddha memiliki perilaku baik pada orang lain. Terlebih para pemuda Buddhis yang bisa menginspirasi orang lain dan dapat berguna bagi masyarakat.

“Banyak orang pintar, dan pandai akan tetapi amat sedikit orang yang baik. Sebagai pemuda Buddhis harus memiliki keuletan dan tidak mudah menyerah,” tegas Bhante Sri Pannavaro Mahathera.

(BACA JUGA: Hari Bumi 2025—Dorong Transisi Energi Terbarukan yang Adil dan Merata!)

“Terlebih ditengah modernisasi dan kemajuan teknologi, bisa memudahkan urusan manusia, namun disisi lain bisa juga membuat ketimpangan sosial. Maka, teruslah berbuat kebaikan dan jalankan ajaran dharma Buddha,” lanjutnya.

Namun tak hanya untuk umat Buddha, Waisak juga bisa menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai kebajikan untuk setiap agama.

Simak penjelasan lebih lanjut tentang sejarah serta makna dari Hari Raya Waisak di artikel berikut ini.

Sejarah dan Awal Berkembangnya Waisak di Indonesia

Hari Raya Waisak adalah perayaan paling suci dalam agama Buddha. Waisak atau Vesak yang berasal dari kata “Vaisakha,” artinya bulan kedua dalam kalender Lunar India kuno.

Waisak sendiri merupakan bulan yang memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Buddha, yang terjadi pada hari purnama di bulan Waisak atau biasanya jatuh pada bulan Mei dalam kalender Masehi.

(BACA JUGA: Bukan Karena Nasib! Ini Gaya Hidup Hemat Warren Buffett yang Bisa Bikin Kamu Kaya)

3 peristiwa penting itu antara lain adalah:

  • Kelahiran Siddhartha Gautama di Lumbini, Nepal.
  • Pencerahan (Bodhi) di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, yang menjadikan beliau sebagai Buddha.
  • Parinibbana (wafatnya Buddha) di Kusinara.

Perayaan Waisak pertama kali muncul di India, tempat dimana agama Buddha lahir sekitar abad ke-6 SM.

Siddhartha Gautama (Buddha), adalah seorang pangeran dari kerajaan Kapilavastu, yang meninggalkan kehidupan istananya untuk mencari jawaban atas penderitaan dalam hidup.

Setelah bertapa dan bermeditasi selama bertahun-tahun, ia mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya.

(BACA JUGA: Habis Gelap Terbitlah Terang: Kenali Makna Mendalam dan Warisan Perjuangan Kartini)

Sejak saat itu lah, ia dikenal sebagai Buddha (yang terbangun/sadar/tercerahkan) dan kemudian menyebarkan ajarannya tentang Dharma, hingga berkembang menjadi ajaran agama Buddha.

Setelah wafatnya sang Buddha di Kusinara, India Utara sekitar pada tahun 543 sebelum Masehi. Para pengikutnya mulai memperingati momen-momen penting dalam perjalanan hidupnya.

Tradisi ini berkembang dari waktu ke waktu, hingga pada akhirnya ditetapkan bahwa ketiga peristiwa besar dalam hidupnya dirayakan bersama dalam satu hari, yang kini dikenal sebagai Hari Raya Waisak.

Waisak mulai dikenal di Indonesia bersamaan dengan masuknya ajaran Buddha pada abad ke-2 Masehi, lewat jalur perdagangan dari orang-orang India dan Tiongkok (Cina).

Ajaran ini mencapai puncaknya pada masa kerajaan besar seperti, Sriwijaya dan Majapahit, yang merupakan pusat pembelajaran Buddha Mahayana dan Vajrayana.

(BACA JUGA: Jangan Salah Pilih! Ini Warna Pintu Depan Rumah Paling Hoki dan Pembawa Rezeki Menurut Feng Shui)

Kemudian pada abad ke-8 Masehi, berdirilah Candi Borobudur yang dibangun oleh Dinasti Syailendra dan menjadi simbol kejayaan bagi ajaran Buddha pada masa itu.

Pada era modern, Waisak pertama kali diperingati secara nasional di Indonesia di tahun…

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Makna Hari Raya Waisak: Sejarah, Simbol dan Nilai Pentingnya Bagi Umat Buddha
05 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
9 1
 

DB NEWS - Setiap tahun pada tanggal 12 Mei, diperingati sebagai Hari Raya Waisak bagi umat Buddha di seluruh dunia. Waisak memiliki makna tersendiri dibalik perayaannya, yang dapat menginspirasi setiap orang. Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini sejarah serta makna dari simbol-simbol dalam perayaan Waisak.

Bagi umat Buddha di Indonesia, perayaan ini bukan hanya tentang ritual, tapi juga momentum refleksi dan penghormatan terhadap nilai-nilai luhur ajaran Buddha.

Hari Raya Waisak memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama (Buddha) yang dikenal sebagai Trisuci Waisak. Dan menjadi saat untuk memperdalam praktik Dharma, menumbuhkan welas asih, serta memperkuat komitmen terhadap jalan kebijaksanaan.

Bhante Sri Pannavaro Mahathera, pernah mengingatkan alangkah baiknya jika setiap umat Buddha memiliki perilaku baik pada orang lain. Terlebih para pemuda Buddhis yang bisa menginspirasi orang lain dan dapat berguna bagi masyarakat.

“Banyak orang pintar, dan pandai akan tetapi amat sedikit orang yang baik. Sebagai pemuda Buddhis harus memiliki keuletan dan tidak mudah menyerah,” tegas Bhante Sri Pannavaro Mahathera.

(BACA JUGA: Hari Bumi 2025—Dorong Transisi Energi Terbarukan yang Adil dan Merata!)

“Terlebih ditengah modernisasi dan kemajuan teknologi, bisa memudahkan urusan manusia, namun disisi lain bisa juga membuat ketimpangan sosial. Maka, teruslah berbuat kebaikan dan jalankan ajaran dharma Buddha,” lanjutnya.

Namun tak hanya untuk umat Buddha, Waisak juga bisa menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai kebajikan untuk setiap agama.

Simak penjelasan lebih lanjut tentang sejarah serta makna dari Hari Raya Waisak di artikel berikut ini.

Sejarah dan Awal Berkembangnya Waisak di Indonesia

Hari Raya Waisak adalah perayaan paling suci dalam agama Buddha. Waisak atau Vesak yang berasal dari kata “Vaisakha,” artinya bulan kedua dalam kalender Lunar India kuno.

Waisak sendiri merupakan bulan yang memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Buddha, yang terjadi pada hari purnama di bulan Waisak atau biasanya jatuh pada bulan Mei dalam kalender Masehi.

(BACA JUGA: Bukan Karena Nasib! Ini Gaya Hidup Hemat Warren Buffett yang Bisa Bikin Kamu Kaya)

3 peristiwa penting itu antara lain adalah:

  • Kelahiran Siddhartha Gautama di Lumbini, Nepal.
  • Pencerahan (Bodhi) di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, yang menjadikan beliau sebagai Buddha.
  • Parinibbana (wafatnya Buddha) di Kusinara.

Perayaan Waisak pertama kali muncul di India, tempat dimana agama Buddha lahir sekitar abad ke-6 SM.

Siddhartha Gautama (Buddha), adalah seorang pangeran dari kerajaan Kapilavastu, yang meninggalkan kehidupan istananya untuk mencari jawaban atas penderitaan dalam hidup.

Setelah bertapa dan bermeditasi selama bertahun-tahun, ia mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya.

(BACA JUGA: Habis Gelap Terbitlah Terang: Kenali Makna Mendalam dan Warisan Perjuangan Kartini)

Sejak saat itu lah, ia dikenal sebagai Buddha (yang terbangun/sadar/tercerahkan) dan kemudian menyebarkan ajarannya tentang Dharma, hingga berkembang menjadi ajaran agama Buddha.

Setelah wafatnya sang Buddha di Kusinara, India Utara sekitar pada tahun 543 sebelum Masehi. Para pengikutnya mulai memperingati momen-momen penting dalam perjalanan hidupnya.

Tradisi ini berkembang dari waktu ke waktu, hingga pada akhirnya ditetapkan bahwa ketiga peristiwa besar dalam hidupnya dirayakan bersama dalam satu hari, yang kini dikenal sebagai Hari Raya Waisak.

Waisak mulai dikenal di Indonesia bersamaan dengan masuknya ajaran Buddha pada abad ke-2 Masehi, lewat jalur perdagangan dari orang-orang India dan Tiongkok (Cina).

Ajaran ini mencapai puncaknya pada masa kerajaan besar seperti, Sriwijaya dan Majapahit, yang merupakan pusat pembelajaran Buddha Mahayana dan Vajrayana.

(BACA JUGA: Jangan Salah Pilih! Ini Warna Pintu Depan Rumah Paling Hoki dan Pembawa Rezeki Menurut Feng Shui)

Kemudian pada abad ke-8 Masehi, berdirilah Candi Borobudur yang dibangun oleh Dinasti Syailendra dan menjadi simbol kejayaan bagi ajaran Buddha pada masa itu.

Pada era modern, Waisak pertama kali diperingati secara nasional di Indonesia di tahun…

Tautan telah disalin ke clipboard!