DB NEWS - Gerhana bulan total yang juga memiliki julukan sebagai "Blood Moon" atau "Bulan Darah" merupakan fenomena langka yang akan tampak di langit Bumi pada Jumat, (14/03).
Gerhana Bulan Total akan tampak ketika Bumi diapit oleh Matahari dan Bulan sehingga menyebabkan Bulan sepenuhnya tertutup oleh bayangan Bumi.
Hal ini akan membuat Bulan terlihat berwarna merah dan menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
Gerhana bulan total ini akan menjadi yang pertama sejak November 2022 dan merupakan 1 dari 3 gerhana bulan total yang akan terjadi pada 2025 hingga 2026.
Pada Maret 2025, fenomena ini bertepatan dengan kemunculan "Worm Moon," yakni Bulan purnama yang terjadi di bulan Maret.
(BACA JUGA: Sri Mulyani Beber Aturan Baru PPN 12 Persen, Ini Daftar Barang yang Terkena Dampak)
Dengan melalui 3 fase, gerhana bulan total kali ini jauh lebih lama jika dibandingkan dengan gerhana matahari dengan perkiraan akan berlangsung selama hampir 2 jam.
Fenomena ini terdiri dari 3 fase, yakni fase penumbra, fase parsial atau sebagian, dan fase total.
Pertama, fase penumbra, di mana Bulan mulai memasuki bayangan penumbra Bumi dan kecerahannya mulai berkurang meski tak tampak begitu signifikan.
Kedua, fase parsial atau sebagian, dimana Bulan masuk lebih dalam ke bayangan umbra Bumi yang membuatnya tampak semakin gelap dan mengubahnya menjadi warna kemerahan.
Pada fase total yang merupakan puncak dari fenomena tersebut, bayangan Bumi akan sepenuhnya menutupi permukaan bulan dan membuat bulan tampak berwarna merah terang yang akan berlangsung sekitar 65 menit.
Dibalik indahnya fenomena langka tersebut, ternyata gerhana Bulan total berpengaruh pada kehidupan di bumi meskipun tidak signifikan, berikut dampak gerhana Bulan total terhadap Bumi:
Semakin merah bukan berarti semakin indah, karena hal itu menandakan…
DB NEWS - Gerhana bulan total yang juga memiliki julukan sebagai "Blood Moon" atau "Bulan Darah" merupakan fenomena langka yang akan tampak di langit Bumi pada Jumat, (14/03).
Gerhana Bulan Total akan tampak ketika Bumi diapit oleh Matahari dan Bulan sehingga menyebabkan Bulan sepenuhnya tertutup oleh bayangan Bumi.
Hal ini akan membuat Bulan terlihat berwarna merah dan menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
Gerhana bulan total ini akan menjadi yang pertama sejak November 2022 dan merupakan 1 dari 3 gerhana bulan total yang akan terjadi pada 2025 hingga 2026.
Pada Maret 2025, fenomena ini bertepatan dengan kemunculan "Worm Moon," yakni Bulan purnama yang terjadi di bulan Maret.
(BACA JUGA: Sri Mulyani Beber Aturan Baru PPN 12 Persen, Ini Daftar Barang yang Terkena Dampak)
Dengan melalui 3 fase, gerhana bulan total kali ini jauh lebih lama jika dibandingkan dengan gerhana matahari dengan perkiraan akan berlangsung selama hampir 2 jam.
Fenomena ini terdiri dari 3 fase, yakni fase penumbra, fase parsial atau sebagian, dan fase total.
Pertama, fase penumbra, di mana Bulan mulai memasuki bayangan penumbra Bumi dan kecerahannya mulai berkurang meski tak tampak begitu signifikan.
Kedua, fase parsial atau sebagian, dimana Bulan masuk lebih dalam ke bayangan umbra Bumi yang membuatnya tampak semakin gelap dan mengubahnya menjadi warna kemerahan.
Pada fase total yang merupakan puncak dari fenomena tersebut, bayangan Bumi akan sepenuhnya menutupi permukaan bulan dan membuat bulan tampak berwarna merah terang yang akan berlangsung sekitar 65 menit.
Dibalik indahnya fenomena langka tersebut, ternyata gerhana Bulan total berpengaruh pada kehidupan di bumi meskipun tidak signifikan, berikut dampak gerhana Bulan total terhadap Bumi:
Semakin merah bukan berarti semakin indah, karena hal itu menandakan…