Di sisi lain, green flag adalah hal-hal positif yang sering kali tak mendapat perhatian karena dianggap “biasa saja”.
Padahal justru tanda-tanda inilah yang menciptakan pondasi kuat dalam hubungan jangka panjang.
Salah satu green flag terpenting adalah komunikasi terbuka dan jujur, hingga pasangan yang bisa menyampaikan rasa tidak nyamannya tanpa menghakimi.
(BACA JUGA: Gaji Pas-pasan Bukan Halangan! Tips Menabung ala Backpacker Agar Bisa Traveling dengan Hemat)
Ciri lain dari perilaku green flag juga bisa mendengar keluhan tanpa defensif, menunjukkan kematangan emosional yang sehat.
Komunikasi semacam ini membuat pasangan saling belajar, bukan saling menyalahkan.
Selain itu, adanya dukungan terhadap pertumbuhan pribadi juga termasuk green flag.
Pasangan yang mendorongmu untuk mengejar mimpi, mendukung karirmu, dan tidak merasa terancam dengan pencapaianmu adalah pasangan yang patut dijaga.
Hubungan yang sehat bukan tentang siapa yang lebih hebat, tapi bagaimana keduanya bisa belajar untuk tumbuh bersama.
(BACA JUGA: Masih Populer! Rahasia Kalender Weton Jawa: Bisa Ramal Jodoh, Rezeki, dan Hari Sial!)
Tak kalah penting, rasa hormat terhadap batasan pribadi adalah tanda bahwa hubungan dibangun atas dasar kepercayaan, bukan kepemilikan.
Ini bisa dilihat dari bagaimana pasangan menghargai waktumu dengan keluarga, ruang privasimu, bahkan hobimu.
Meski tanda-tanda ini terdengar sederhana, kenyataannya tidak semua orang mampu mengenalinya–apalagi menindaklanjuti red flag yang sudah terlihat sejak awal,
Banyak orang bertahan dalam hubungan beracun karena takut kesepian, trauma masa lalu, atau tekanan sosial.
Tak jarang, red flag dianggap wajar karena sudah terbiasa melihat dinamika yang sama dalam keluarga atau lingkungan sekitar.
(BACA JUGA: 7 Cara Efektif Mengatur Waktu Harian agar Terhindar dari Burnout dan Overthinking)
Bahkan, sebagian mengira bahwa cinta sejati memang harus penuh perjuangan dan pengorbanan, meski sampai mengorbankan diri sendiri.
Pengabaian perilaku red flag ini bisa mengarah pada pernyataan yang lebih dalam: Apakah kita benar-benar tahu batas toleransi kita dalam hubungan?
Apakah kita punya standar yang jelas, atau justru selalu menurunkan standar demi mempertahankan seseorang? Dan bagaimana mengenali juga merespon tanda-tanda ini?
Simak di halaman berikutnya untuk membahas cara mengenali dan merespon tanda-tandanya!
Di sisi lain, green flag adalah hal-hal positif yang sering kali tak mendapat perhatian karena dianggap “biasa saja”.
Padahal justru tanda-tanda inilah yang menciptakan pondasi kuat dalam hubungan jangka panjang.
Salah satu green flag terpenting adalah komunikasi terbuka dan jujur, hingga pasangan yang bisa menyampaikan rasa tidak nyamannya tanpa menghakimi.
(BACA JUGA: Gaji Pas-pasan Bukan Halangan! Tips Menabung ala Backpacker Agar Bisa Traveling dengan Hemat)
Ciri lain dari perilaku green flag juga bisa mendengar keluhan tanpa defensif, menunjukkan kematangan emosional yang sehat.
Komunikasi semacam ini membuat pasangan saling belajar, bukan saling menyalahkan.
Selain itu, adanya dukungan terhadap pertumbuhan pribadi juga termasuk green flag.
Pasangan yang mendorongmu untuk mengejar mimpi, mendukung karirmu, dan tidak merasa terancam dengan pencapaianmu adalah pasangan yang patut dijaga.
Hubungan yang sehat bukan tentang siapa yang lebih hebat, tapi bagaimana keduanya bisa belajar untuk tumbuh bersama.
(BACA JUGA: Masih Populer! Rahasia Kalender Weton Jawa: Bisa Ramal Jodoh, Rezeki, dan Hari Sial!)
Tak kalah penting, rasa hormat terhadap batasan pribadi adalah tanda bahwa hubungan dibangun atas dasar kepercayaan, bukan kepemilikan.
Ini bisa dilihat dari bagaimana pasangan menghargai waktumu dengan keluarga, ruang privasimu, bahkan hobimu.
Meski tanda-tanda ini terdengar sederhana, kenyataannya tidak semua orang mampu mengenalinya–apalagi menindaklanjuti red flag yang sudah terlihat sejak awal,
Banyak orang bertahan dalam hubungan beracun karena takut kesepian, trauma masa lalu, atau tekanan sosial.
Tak jarang, red flag dianggap wajar karena sudah terbiasa melihat dinamika yang sama dalam keluarga atau lingkungan sekitar.
(BACA JUGA: 7 Cara Efektif Mengatur Waktu Harian agar Terhindar dari Burnout dan Overthinking)
Bahkan, sebagian mengira bahwa cinta sejati memang harus penuh perjuangan dan pengorbanan, meski sampai mengorbankan diri sendiri.
Pengabaian perilaku red flag ini bisa mengarah pada pernyataan yang lebih dalam: Apakah kita benar-benar tahu batas toleransi kita dalam hubungan?
Apakah kita punya standar yang jelas, atau justru selalu menurunkan standar demi mempertahankan seseorang? Dan bagaimana mengenali juga merespon tanda-tanda ini?
Simak di halaman berikutnya untuk membahas cara mengenali dan merespon tanda-tandanya!