Nilai Rupiah Menguat Hari Ini, Tanda Ekonomi Pulih atau Sekadar Efek Musiman?
02 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
119 2

Upaya Penanganan dari Pemerintah

Langkah proaktif yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi fenomena melemahnya nilai tukar Rupiah dinilai cukup berhasil menangani fenomena tersebut.

Setidaknya kebijakan yang telah dibuat mampu menahan kemerosotan lebih tinggi dari nilai Rupiah dan IHSG.

Pada acara Sarasehan Ekonomi 2025, Selasa, 8 April 2025 lalu Prabowo menyatakan gerakan nyata menuju ekonomi terbuka, efisien dan pro pada pelaku usaha.

“Saya sudah kasih perintah untuk hilangkan kuota-kuota impor. Terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” ucapnya.

Beberapa hal yang disampaikan oleh beliau adalah sebagai berikut;

  • Pentingnya Kemandirian dalam membangun Ekonomi Nasional
  • Fleksibilitas Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar industri dalam negeri dapat bersaing di pasar global
  • Reformasi Pertek dan Izin Usaha untuk mengurangi beban para pelaku usaha
  • Menghapus Kuota Impor untuk membuka akses impor seluas-luasnya bagi pelaku usaha yang mampu
  • Memperbaiki Bea Cukai agar tidak ada lagi aksi penyelundupan atau hal yang merugikan rakyat

Keputusan besar yang diambil oleh Presiden ke-8 Indonesia itu mendapatkan pengakuan dan pujian dari salah satu tokoh ekonom terkemuka dalam negeri.

Chatib Basri, memuji langkah pasti yang telah diambil oleh Prabowo Subianto untuk mengatasi masalah ekonomi Indonesia.

Ia menganggap bahwa menjaga kestabilan daya beli masyarakat di tengah krisis ini merupakan hal yang sangat penting.

Jika konsumen melakukan tindakan konsumsi maka daya permintaan akan naik, dengan begitu dunia usaha secara otomatis akan bergerak dan menyerap tenaga kerja untuk melakukan produksi.

“Kalau orang spend, maka permintaannya akan terjadi. Kalau permintaannya akan terjadi, maka dunia usaha akan respons dengan memproduksi, mempekerjakan tenaga kerja,” ucap Chatib.

Dengan ini jika belanja pangkal pulih maka pemulihan ekonomi nasional juga akan terlihat dengan sendirinya.

Hal ini telah dibuktikan dengan nilai Rupiah yang kini semakin menguat dengan angka Rp16.440 per Dolar AS.

Jika nilai Rupiah terus menguat, maka bisa dipastikan daya beli masyarakat akan terus meningkat dikarenakan harga barang yang mereka butuhkan juga ikut menurun.

Sama seperti yang dikatakan oleh Chatib Basri, jika ada permintaan maka dunia usaha akan merespon yang juga tidak lepas dari para pelaku usaha seperti UMKM.

Apalagi dengan menguatnya Rupiah, biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan ekspor-impor juga dapat berkurang sehingga tidak menimbulkan kerugian besar bagi para pebisnis.

Jika semua hal itu terus berjalan dengan lancar, perlahan kondisi ekonomi nasional dapat mencapai stabilitas, sehingga akan menarik investor luar untuk kembali menaruh asetnya di Indonesia.

Namun di balik angka yang membaik ini, pertanyaan muncul: Apakah penguatan Rupiah ini hanya sesaat, atau menandakan perubahan struktural yang lebih besar?

Nilai Rupiah Menguat Hari Ini, Tanda Ekonomi Pulih atau Sekadar Efek Musiman?
02 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
119 2
 

Upaya Penanganan dari Pemerintah

Langkah proaktif yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi fenomena melemahnya nilai tukar Rupiah dinilai cukup berhasil menangani fenomena tersebut.

Setidaknya kebijakan yang telah dibuat mampu menahan kemerosotan lebih tinggi dari nilai Rupiah dan IHSG.

Pada acara Sarasehan Ekonomi 2025, Selasa, 8 April 2025 lalu Prabowo menyatakan gerakan nyata menuju ekonomi terbuka, efisien dan pro pada pelaku usaha.

“Saya sudah kasih perintah untuk hilangkan kuota-kuota impor. Terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” ucapnya.

Beberapa hal yang disampaikan oleh beliau adalah sebagai berikut;

  • Pentingnya Kemandirian dalam membangun Ekonomi Nasional
  • Fleksibilitas Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar industri dalam negeri dapat bersaing di pasar global
  • Reformasi Pertek dan Izin Usaha untuk mengurangi beban para pelaku usaha
  • Menghapus Kuota Impor untuk membuka akses impor seluas-luasnya bagi pelaku usaha yang mampu
  • Memperbaiki Bea Cukai agar tidak ada lagi aksi penyelundupan atau hal yang merugikan rakyat

Keputusan besar yang diambil oleh Presiden ke-8 Indonesia itu mendapatkan pengakuan dan pujian dari salah satu tokoh ekonom terkemuka dalam negeri.

Chatib Basri, memuji langkah pasti yang telah diambil oleh Prabowo Subianto untuk mengatasi masalah ekonomi Indonesia.

Ia menganggap bahwa menjaga kestabilan daya beli masyarakat di tengah krisis ini merupakan hal yang sangat penting.

Jika konsumen melakukan tindakan konsumsi maka daya permintaan akan naik, dengan begitu dunia usaha secara otomatis akan bergerak dan menyerap tenaga kerja untuk melakukan produksi.

“Kalau orang spend, maka permintaannya akan terjadi. Kalau permintaannya akan terjadi, maka dunia usaha akan respons dengan memproduksi, mempekerjakan tenaga kerja,” ucap Chatib.

Dengan ini jika belanja pangkal pulih maka pemulihan ekonomi nasional juga akan terlihat dengan sendirinya.

Hal ini telah dibuktikan dengan nilai Rupiah yang kini semakin menguat dengan angka Rp16.440 per Dolar AS.

Jika nilai Rupiah terus menguat, maka bisa dipastikan daya beli masyarakat akan terus meningkat dikarenakan harga barang yang mereka butuhkan juga ikut menurun.

Sama seperti yang dikatakan oleh Chatib Basri, jika ada permintaan maka dunia usaha akan merespon yang juga tidak lepas dari para pelaku usaha seperti UMKM.

Apalagi dengan menguatnya Rupiah, biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan ekspor-impor juga dapat berkurang sehingga tidak menimbulkan kerugian besar bagi para pebisnis.

Jika semua hal itu terus berjalan dengan lancar, perlahan kondisi ekonomi nasional dapat mencapai stabilitas, sehingga akan menarik investor luar untuk kembali menaruh asetnya di Indonesia.

Namun di balik angka yang membaik ini, pertanyaan muncul: Apakah penguatan Rupiah ini hanya sesaat, atau menandakan perubahan struktural yang lebih besar?

Tautan telah disalin ke clipboard!