Tidak semua perjalanan pengasuhan berjalan mulus. Ada kalanya anak mengalami fase membangkang, malas belajar, bergaul dengan teman yang salah, hingga menunjukkan gejala gangguan mental.
Jika hal ini terjadi, penting bagi orang tua untuk tidak menyalahkan diri sendiri, namun mengambil langkah proaktif.
(BACA JUGA: Cara Menumbuhkan Self Love dan Percaya Diri Tanpa Terjebak Toxic Positivity, Stop Pura-pura Bahagia Sekarang!)
1. Identifikasi Akar Masalahnya: Apakah anak mengalami tekanan di sekolah? Apakah merasa tidak dimengerti di rumah? Dengarkan lebih dulu sebelum menasihati.
2. Konsultasikan ke Ahli: Psikolog atau konselor anak kini tersedia di hampir semua kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, Medan, atau Balikpapan. Jangan ragu meminta bantuan profesional.
3. Jangan Gunakan Kekerasan: Baik fisik maupun verbal. Menghukum anak secara keras hanya memperburuk hubungan dan meningkatkan rasa trauma. Usahakan untuk menghindari hal tersebut karena dapat beresiko memperburuk situasi.
4. Bentuk Rutinitas Positif: Libatkan anak dalam aktivitas produktif: olahraga, kursus seni, kegiatan sosial, atau komunitas anak muda. Banyak komunitas seperti Rumah Belajar di Jakarta atau Gerakan Orang Tua Hebat di Semarang yang bisa membantu.
5. Bangun Kembali Hubungan Emosional: Luangkan waktu bersama anak, walau hanya 30 menit sehari. Tonton film bersama, masak bersama, atau sekedar jalan-jalan ringan di lingkungan sekitar.
(BACA JUGA: Hidup Bersama Pengidap NPD: Gejala Tersembunyi dan Cara Bijak Menghadapinya)
Setidaknya dengan berbagai pendekatan emosional yang positif, anak dapat lebih terbuka kepada orang tua mereka.
Perlahan namun pasti kita dapat menggiring mereka kembali ke kehidupan yang lebih sehat dan positif untuk masa depan yang lebih baik.
Namun tantangan dalam pola asuh tak berhenti di sini. Era digital membawa ujian baru dalam pengasuhan anak dengan adanya kemajuan teknologi, seperti internet.
Mudahnya akses berbagai informasi entah itu yang memberi efek baik atau buruk, menjadi sesuatu yang cukup menakutkan bagi sebagian orang tua.
Terutama ada beberapa kasus, dimana banyak anak-anak yang kecanduan game online hingga terbawa pada kehidupan nyata.
(BACA JUGA: Gen Z Wajib Tahu! Strategi Punya Tabungan Rp100 Juta dari Saham Sebelum Usia 30 Tahun)
Untuk itu orang tua juga perlu tahu pola asuh yang baik dan benar di era digital saat ini.
Simak seperti apa pola asuh anak di era digital dalam penjelasan di halaman selanjutnya…
Tidak semua perjalanan pengasuhan berjalan mulus. Ada kalanya anak mengalami fase membangkang, malas belajar, bergaul dengan teman yang salah, hingga menunjukkan gejala gangguan mental.
Jika hal ini terjadi, penting bagi orang tua untuk tidak menyalahkan diri sendiri, namun mengambil langkah proaktif.
(BACA JUGA: Cara Menumbuhkan Self Love dan Percaya Diri Tanpa Terjebak Toxic Positivity, Stop Pura-pura Bahagia Sekarang!)
1. Identifikasi Akar Masalahnya: Apakah anak mengalami tekanan di sekolah? Apakah merasa tidak dimengerti di rumah? Dengarkan lebih dulu sebelum menasihati.
2. Konsultasikan ke Ahli: Psikolog atau konselor anak kini tersedia di hampir semua kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, Medan, atau Balikpapan. Jangan ragu meminta bantuan profesional.
3. Jangan Gunakan Kekerasan: Baik fisik maupun verbal. Menghukum anak secara keras hanya memperburuk hubungan dan meningkatkan rasa trauma. Usahakan untuk menghindari hal tersebut karena dapat beresiko memperburuk situasi.
4. Bentuk Rutinitas Positif: Libatkan anak dalam aktivitas produktif: olahraga, kursus seni, kegiatan sosial, atau komunitas anak muda. Banyak komunitas seperti Rumah Belajar di Jakarta atau Gerakan Orang Tua Hebat di Semarang yang bisa membantu.
5. Bangun Kembali Hubungan Emosional: Luangkan waktu bersama anak, walau hanya 30 menit sehari. Tonton film bersama, masak bersama, atau sekedar jalan-jalan ringan di lingkungan sekitar.
(BACA JUGA: Hidup Bersama Pengidap NPD: Gejala Tersembunyi dan Cara Bijak Menghadapinya)
Setidaknya dengan berbagai pendekatan emosional yang positif, anak dapat lebih terbuka kepada orang tua mereka.
Perlahan namun pasti kita dapat menggiring mereka kembali ke kehidupan yang lebih sehat dan positif untuk masa depan yang lebih baik.
Namun tantangan dalam pola asuh tak berhenti di sini. Era digital membawa ujian baru dalam pengasuhan anak dengan adanya kemajuan teknologi, seperti internet.
Mudahnya akses berbagai informasi entah itu yang memberi efek baik atau buruk, menjadi sesuatu yang cukup menakutkan bagi sebagian orang tua.
Terutama ada beberapa kasus, dimana banyak anak-anak yang kecanduan game online hingga terbawa pada kehidupan nyata.
(BACA JUGA: Gen Z Wajib Tahu! Strategi Punya Tabungan Rp100 Juta dari Saham Sebelum Usia 30 Tahun)
Untuk itu orang tua juga perlu tahu pola asuh yang baik dan benar di era digital saat ini.
Simak seperti apa pola asuh anak di era digital dalam penjelasan di halaman selanjutnya…