Menakar Etika dan Batas Konten Digital: Belajar dari Polemik Codeblu dan Clairmont
10 May 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
69 0

DB NEWS - Kasus Codeblu vs Clairmont menjadi bukti nyata bagaimana sebuah ulasan pedas soal kue nastar bisa menyeret seorang food reviewer ke jalur hukum.

Konten digital kini tak sekedar hiburan–ia punya kuasa membentuk opini publik, bahkan menjatuhkan reputasi bisnis.

Clairmont, sebuah perusahaan roti merk roti ternama, merasa dirugikan hingga Rp5 miliar dan melaporkan konten Codeblu yang viral atas dugaan pelanggaran UU ITE.

Di tengah gelombang kritik dan klarifikasi, publik dihadapkan pada pertanyaan krusial: Sampai dimana batas kritik yang sah dan kapan sebuah konten melanggar etika berbicara?

Awalnya kasus ini terlihat sepele. Pada pertengahan November 2024, Codeblu mengunggah sebuah video TikTok dan Instagram yang mengkritisi produk nastar dari Clairmont.

(BACA JUGA: Top 8 Berita Terpopuler Minggu Ini: Dari Kabar Mengejutkan Olahraga, Krisis Sistem Pembayaran, hingga Dunia Hiburan)

Ia menuding kue yang dikirimkan ke sebuah panti asuhan dalam keadaan berjamur dan tidak layak konsumsi.

Ulasan tersebut menjadi viral dalam waktu singkat, mengundang simpati sekaligus kemarahan publik.

Clairmont segera merespons dengan klarifikasi: bahwa pengiriman dilakukan oleh mantan karyawan vendor maintenance, bukan pihak perusahaan.

Namun, narasi negatif terlanjur menyebar. Komentar pedas membanjiri akun mereka, dan kepercayaan konsumen mulai runtuh.

Transisi dari peristiwa ini mengantar kita pada pertanyaan lebih mendalam: sejauh mana pengaruh seorang konten kreator terhadap reputasi sebuah merek?

Dan di titik mana batas antara kebebasan berpendapat dan tanggung jawab sosial seharusnya ditegakkan?

Mengapa kita harus mengetahui batas antara kebebasan berpendapat dan tanggung jawab sosial? Bagaimana refleksi  dari perspektif adab berbicara dalam agama? Simak di halaman berikutnya!

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Menakar Etika dan Batas Konten Digital: Belajar dari Polemik Codeblu dan Clairmont
10 May 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
69 0
 

DB NEWS - Kasus Codeblu vs Clairmont menjadi bukti nyata bagaimana sebuah ulasan pedas soal kue nastar bisa menyeret seorang food reviewer ke jalur hukum.

Konten digital kini tak sekedar hiburan–ia punya kuasa membentuk opini publik, bahkan menjatuhkan reputasi bisnis.

Clairmont, sebuah perusahaan roti merk roti ternama, merasa dirugikan hingga Rp5 miliar dan melaporkan konten Codeblu yang viral atas dugaan pelanggaran UU ITE.

Di tengah gelombang kritik dan klarifikasi, publik dihadapkan pada pertanyaan krusial: Sampai dimana batas kritik yang sah dan kapan sebuah konten melanggar etika berbicara?

Awalnya kasus ini terlihat sepele. Pada pertengahan November 2024, Codeblu mengunggah sebuah video TikTok dan Instagram yang mengkritisi produk nastar dari Clairmont.

(BACA JUGA: Top 8 Berita Terpopuler Minggu Ini: Dari Kabar Mengejutkan Olahraga, Krisis Sistem Pembayaran, hingga Dunia Hiburan)

Ia menuding kue yang dikirimkan ke sebuah panti asuhan dalam keadaan berjamur dan tidak layak konsumsi.

Ulasan tersebut menjadi viral dalam waktu singkat, mengundang simpati sekaligus kemarahan publik.

Clairmont segera merespons dengan klarifikasi: bahwa pengiriman dilakukan oleh mantan karyawan vendor maintenance, bukan pihak perusahaan.

Namun, narasi negatif terlanjur menyebar. Komentar pedas membanjiri akun mereka, dan kepercayaan konsumen mulai runtuh.

Transisi dari peristiwa ini mengantar kita pada pertanyaan lebih mendalam: sejauh mana pengaruh seorang konten kreator terhadap reputasi sebuah merek?

Dan di titik mana batas antara kebebasan berpendapat dan tanggung jawab sosial seharusnya ditegakkan?

Mengapa kita harus mengetahui batas antara kebebasan berpendapat dan tanggung jawab sosial? Bagaimana refleksi  dari perspektif adab berbicara dalam agama? Simak di halaman berikutnya!

Tautan telah disalin ke clipboard!