Home / News / Internasional
Konklaf 2025 Dimulai! Kardinal Ignatius Suharyo Berpeluang Cetak Sejarah di Vatikan dan Pemilihan Paus Baru
29 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
110 1

Tradisi Sakral Konklaf

Peralihan menuju konklaf menandai dimulainya salah satu tradisi Gereja Katolik yang paling sakral dan penuh rahasia.

Dilansir dari vatican News, seluruh tahapan pemilihan dilangsungkan di Kapel Sistina, jauh dari pengaruh dunia luar.

Rahasia ini bukan tanpa alasan: kebebasan suara dan independensi penilaian para Kardinal harus dijaga tanpa tekanan eksternal.

Proses konklaf sendiri terdiri dari lima tahapan utama:

  • Perayaan Ekaristi sebagai tanda pembukaan.
  • Para Kardinal akan memasuki Kapel Sistina untuk pengambilan sumpah kerahasiaan.
  • Prosesi ‘extra omnes’, seruan agar semua orang non-Kardinal meninggalkan Kapel.
  • Para Kardinal akan menerima surat suara dan memulai tahap pemungutan suara.

Bila dalam tahap awal belum ada yang terpilih, pemungutan surat suara tetap dilanjutkan meski melalui beberapa putaran.

Tanda terpilihnya Paus baru diumumkan melalui asap putih dari cerobong Kapel Sistina, diikuti dengan pengumuman resmi dan berkat perdana Urbi et Orbi.

Dari Sejarah Panjang Konklaf Hingga Reformasi Modern

Konklaf telah berlangsung sejak abad ke-13, sejarah konklaf di Vatikan tentu tercipta selama masa yang lama itu.

Pada masa itu, pemilihan Paus bisa berlangsung bertahun-tahun, bahkan mencapai dua tahun sembilan bulan seperti yang terjadi saat pemilihan Paus Gregorius X.

Kisah ini menjadi catatan penting dalam sejarah Gereja, hingga akhirnya muncul reformasi agar konklaf berjalan lebih cepat.

Menurut catatan Euro News, ketegangan antar fraksi, seperti antara kelompok Perancis dan Italia, menjadi penyebab lamanya pemilihan Paus di masa lalu.

Paus Gregorius X kemudian merancang aturan baru yang menegaskan perlunya konklaf tertutup dan terbatas waktu.

Reformasi ini dilanjutkan di era modern melalui dokumen Universi Dominici Gregis oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1996, yang semakin memperketat aturan kerahasiaan.

Paus Benediktus XVI di tahun 2007 dan 2013 kembali mempertegas bahwa Paus baru harus dipilih dengan mayoritas dua pertiga suara.

Seperti apa ketentuan calon yang ditentukan untuk Paus baru? Simak di halaman selanjutnya!

Home / News / Internasional
Konklaf 2025 Dimulai! Kardinal Ignatius Suharyo Berpeluang Cetak Sejarah di Vatikan dan Pemilihan Paus Baru
29 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
110 1
 

Tradisi Sakral Konklaf

Peralihan menuju konklaf menandai dimulainya salah satu tradisi Gereja Katolik yang paling sakral dan penuh rahasia.

Dilansir dari vatican News, seluruh tahapan pemilihan dilangsungkan di Kapel Sistina, jauh dari pengaruh dunia luar.

Rahasia ini bukan tanpa alasan: kebebasan suara dan independensi penilaian para Kardinal harus dijaga tanpa tekanan eksternal.

Proses konklaf sendiri terdiri dari lima tahapan utama:

  • Perayaan Ekaristi sebagai tanda pembukaan.
  • Para Kardinal akan memasuki Kapel Sistina untuk pengambilan sumpah kerahasiaan.
  • Prosesi ‘extra omnes’, seruan agar semua orang non-Kardinal meninggalkan Kapel.
  • Para Kardinal akan menerima surat suara dan memulai tahap pemungutan suara.

Bila dalam tahap awal belum ada yang terpilih, pemungutan surat suara tetap dilanjutkan meski melalui beberapa putaran.

Tanda terpilihnya Paus baru diumumkan melalui asap putih dari cerobong Kapel Sistina, diikuti dengan pengumuman resmi dan berkat perdana Urbi et Orbi.

Dari Sejarah Panjang Konklaf Hingga Reformasi Modern

Konklaf telah berlangsung sejak abad ke-13, sejarah konklaf di Vatikan tentu tercipta selama masa yang lama itu.

Pada masa itu, pemilihan Paus bisa berlangsung bertahun-tahun, bahkan mencapai dua tahun sembilan bulan seperti yang terjadi saat pemilihan Paus Gregorius X.

Kisah ini menjadi catatan penting dalam sejarah Gereja, hingga akhirnya muncul reformasi agar konklaf berjalan lebih cepat.

Menurut catatan Euro News, ketegangan antar fraksi, seperti antara kelompok Perancis dan Italia, menjadi penyebab lamanya pemilihan Paus di masa lalu.

Paus Gregorius X kemudian merancang aturan baru yang menegaskan perlunya konklaf tertutup dan terbatas waktu.

Reformasi ini dilanjutkan di era modern melalui dokumen Universi Dominici Gregis oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1996, yang semakin memperketat aturan kerahasiaan.

Paus Benediktus XVI di tahun 2007 dan 2013 kembali mempertegas bahwa Paus baru harus dipilih dengan mayoritas dua pertiga suara.

Seperti apa ketentuan calon yang ditentukan untuk Paus baru? Simak di halaman selanjutnya!

Tautan telah disalin ke clipboard!