DB NEWS - Komisi X sentil Dadan Hidayana setelah Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) tersebut mengaitkan kekalahan Timnas Indonesia dalam sebuah pertandingan dengan kualitas gizi dan tempat lahir pemain sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, Dadan membahas tentang peningkatan jumlah penduduk Indonesia hingga 2045, yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia saat hadir pada acara Penandatanganan MoU di Kantor Kementerian PU, Sabtu (22/3).
Ia menjelaskan bahwa Indonesia yang saat ini memiliki 280 juta penduduk akan mengalami peningkatan jumlah penduduk hingga mencapai 324 juta penduduk.
Namun, ia menjelaskan bahwa golongan masyarakat miskin dan rentan miskin akan menjadi penyumbang jumlah terbanyak dalam pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia.
"Dari mana super pertumbuhan penduduk Indonesia yang masih akan tumbuh 324 juta, yaitu dari keluarga miskin dan rentan miskin yang anggota rumah tangganya kelas miskin itu 4,78,” ujar Dadan.
(BACA JUGA: BKN Luncurkan Aplikasi Baru, Ini Cara Gunakan dan Aktivasi MFA di asndigital.bkn.go.id!)
Pihaknya berharap agar dapat melakukan intervensi kepada bayi yang masih di dalam kandungan, balita, serta anak SD hingga SMA melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini bertujuan supaya mereka memiliki gizi yang cukup dan mendorong mereka untuk menjadi tenaga kerja produktif yang berkualitas dalam 20 tahun kedepan.
"Anak yang sekarang masih dalam kandungan, kemudian anak balita, anak TK, anak SD, SMP, SMA, 20 tahun kemudian ini akan menjadi tenaga kerja produktif,” ujarnya.
Kepala BGN tersebut menegaskan bahwa produktivitas seorang anak dipengaruhi oleh asupan gizi yang ia terima di masa depan.
Jika dibiarkan tanpa intervensi, ada kekhawatiran bahwa hal ini akan menghasilkan tenaga kerja dengan kualitas rendah.
(BACA JUGA: Ricuh Aksi Tolak UU TNI di Malang! Gedung DPRD Dibakar, Tim Medis dan Jurnalis Jadi Korban Aparat)
Kemudian, ia pun mengaitkan hal tersebut dengan kekalahan timnas Indonesia beberapa waktu lalu.
"Kita khawatir tenaga kerja produktif ini berkualitas rendah. Jadi jangan heran kalau PSSI itu sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus dan banyak pemain bola lahir dari kampung," ucap Dadan.
Dadan menganggap bahwa dalam berolahraga tidak hanya mengandalkan otot saja, tetapi juga membutuhkan kecerdasan.
Dalam dunia sepak bola, para pemain di lapangan membutuhkan…
DB NEWS - Komisi X sentil Dadan Hidayana setelah Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) tersebut mengaitkan kekalahan Timnas Indonesia dalam sebuah pertandingan dengan kualitas gizi dan tempat lahir pemain sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, Dadan membahas tentang peningkatan jumlah penduduk Indonesia hingga 2045, yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia saat hadir pada acara Penandatanganan MoU di Kantor Kementerian PU, Sabtu (22/3).
Ia menjelaskan bahwa Indonesia yang saat ini memiliki 280 juta penduduk akan mengalami peningkatan jumlah penduduk hingga mencapai 324 juta penduduk.
Namun, ia menjelaskan bahwa golongan masyarakat miskin dan rentan miskin akan menjadi penyumbang jumlah terbanyak dalam pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia.
"Dari mana super pertumbuhan penduduk Indonesia yang masih akan tumbuh 324 juta, yaitu dari keluarga miskin dan rentan miskin yang anggota rumah tangganya kelas miskin itu 4,78,” ujar Dadan.
(BACA JUGA: BKN Luncurkan Aplikasi Baru, Ini Cara Gunakan dan Aktivasi MFA di asndigital.bkn.go.id!)
Pihaknya berharap agar dapat melakukan intervensi kepada bayi yang masih di dalam kandungan, balita, serta anak SD hingga SMA melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini bertujuan supaya mereka memiliki gizi yang cukup dan mendorong mereka untuk menjadi tenaga kerja produktif yang berkualitas dalam 20 tahun kedepan.
"Anak yang sekarang masih dalam kandungan, kemudian anak balita, anak TK, anak SD, SMP, SMA, 20 tahun kemudian ini akan menjadi tenaga kerja produktif,” ujarnya.
Kepala BGN tersebut menegaskan bahwa produktivitas seorang anak dipengaruhi oleh asupan gizi yang ia terima di masa depan.
Jika dibiarkan tanpa intervensi, ada kekhawatiran bahwa hal ini akan menghasilkan tenaga kerja dengan kualitas rendah.
(BACA JUGA: Ricuh Aksi Tolak UU TNI di Malang! Gedung DPRD Dibakar, Tim Medis dan Jurnalis Jadi Korban Aparat)
Kemudian, ia pun mengaitkan hal tersebut dengan kekalahan timnas Indonesia beberapa waktu lalu.
"Kita khawatir tenaga kerja produktif ini berkualitas rendah. Jadi jangan heran kalau PSSI itu sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus dan banyak pemain bola lahir dari kampung," ucap Dadan.
Dadan menganggap bahwa dalam berolahraga tidak hanya mengandalkan otot saja, tetapi juga membutuhkan kecerdasan.
Dalam dunia sepak bola, para pemain di lapangan membutuhkan…