DB News – Hanya butuh 63 hari, film animasi lokal “Jumbo” bukan hanya menghibur, tapi menorehkan sejarah. Apakah ini titik balik industri animasi Indonesia?
Antusiasme luar biasa dari penonton terlihat sejak penayangan perdananya pada 31 Maret lalu, di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
Diketahui, promosi Jumbo tidak hanya mengandalkan trailer dan poster, tapi juga pendekatan komunitas sekolah hingga kampanye literasi visual anak.
Strategi ini dianggap ampuh memperluas jangkauan ke penonton keluarga.
Dalam kurun 43 hari, film produksi Visinema ini sukses meraih 9.474.665 penonton, jumlah yang luar biasa untuk film animasi lokal.
(BACA JUGA: Menjadi Film Terlaris Kedua Sepanjang Masa, Mampukah Jumbo Menggeser KKN di Desa Penari?)
Dengan pencapaian tersebut, “Jumbo” secara resmi melampaui capaian film “Agak Laen” yang sebelumnya menempati posisi kedua film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan total 9.127.602 penonton.
Menurut pengamat perfilman, keberhasilan Jumbo mencapai angka 9 juta penonton dalam waktu singkat menjadi sinyal kuat bahwa selera penonton kini mulai bergeser.
Animasi lokal yang berkualitas kini mendapat tempat spesial di hati masyarakat.
Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, “Jumbo” adalah film petualangan fantasi yang menawarkan visual animasi memukau serta kisah yang menyentuh, mengangkat tema keluarga, mimpi, dan kekuatan imajinasi.
Tapi tunggu dulu—di balik kesuksesan Jumbo, ada perjuangan sunyi ratusan animator yang layak diungkap.
Tak tanggung-tanggung, film ini digarap oleh lebih dari 400 animator dalam negeri selama lima tahun produksi.
Deretan pengisi suara ternama seperti Ariel NOAH, Bunga Citra Lestari (BCL), Prince Poetiray, dan Quinn Salman juga ikut menyumbangkan kualitas akting suara yang kuat.
Sebelumnya, rekor film animasi Indonesia terlaris dipegang oleh “Si Juki The Movie” (2017) dengan 642.312 penonton.
Kini, “Jumbo” berhasil melampaui angka itu dengan jarak yang sangat signifikan dan membuktikan kemajuan besar dalam industri animasi nasional.
Buat kamu yang penasaran, yuk simak kisah menyentuh dari film ini!
Film “Jumbo” mengisahkan Don, bocah 10 tahun yang hidup sebagai yatim piatu dan kerap menjadi korban ejekan karena tubuhnya yang gemuk.
Julukan “Jumbo” yang melekat padanya digunakan secara mengejek, hingga Don merasa perlu membuktikan diri.
Suatu hari, ia menemukan buku cerita berjudul Pulau Gelembung, peninggalan orang tuanya.
Buku ini menjadi sumber inspirasi Don untuk tampil di pertunjukan bakat sekolah dalam bentuk drama panggung.
Dengan dukungan Oma serta dua sahabatnya, Mae dan Nurman, Don mulai berani menunjukkan kemampuannya.
Namun, perjalanan itu tak berjalan mulus karena buku peninggalan orang tuanya dicuri oleh salah satu pelaku perundungan.
(BACA JUGA: Begini Profil Ryan Adriandhy, Sutradara Film Animasi Jumbo Yang Sukses Pecahkan Rekor Penonton Terbanyak!)
Dalam masa sulit tersebut, Don bertemu dengan Meri, arwah gadis kecil yang kehilangan makam keluarganya.
Persahabatan keduanya pun terjalin, saling membantu menyelesaikan masalah masing-masing.
Petualangan Don dan Meri membawa mereka ke perjalanan emosional yang penuh pesan moral.
Cerita ini tak hanya menyentuh hati, tapi juga memotivasi penonton untuk berani bermimpi dan menerima diri sendiri.
Setelah memikat jutaan penonton di Indonesia, “Jumbo” kini bersiap menorehkan babak baru di panggung internasional.
Mulai Juni 2025, film ini akan hadir di layar lebar Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Tak berhenti di kawasan Asia Tenggara, karya dari Ryan Adriandhy ini juga akan menyapa penonton di…
DB News – Hanya butuh 63 hari, film animasi lokal “Jumbo” bukan hanya menghibur, tapi menorehkan sejarah. Apakah ini titik balik industri animasi Indonesia?
Antusiasme luar biasa dari penonton terlihat sejak penayangan perdananya pada 31 Maret lalu, di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
Diketahui, promosi Jumbo tidak hanya mengandalkan trailer dan poster, tapi juga pendekatan komunitas sekolah hingga kampanye literasi visual anak.
Strategi ini dianggap ampuh memperluas jangkauan ke penonton keluarga.
Dalam kurun 43 hari, film produksi Visinema ini sukses meraih 9.474.665 penonton, jumlah yang luar biasa untuk film animasi lokal.
(BACA JUGA: Menjadi Film Terlaris Kedua Sepanjang Masa, Mampukah Jumbo Menggeser KKN di Desa Penari?)
Dengan pencapaian tersebut, “Jumbo” secara resmi melampaui capaian film “Agak Laen” yang sebelumnya menempati posisi kedua film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan total 9.127.602 penonton.
Menurut pengamat perfilman, keberhasilan Jumbo mencapai angka 9 juta penonton dalam waktu singkat menjadi sinyal kuat bahwa selera penonton kini mulai bergeser.
Animasi lokal yang berkualitas kini mendapat tempat spesial di hati masyarakat.
Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, “Jumbo” adalah film petualangan fantasi yang menawarkan visual animasi memukau serta kisah yang menyentuh, mengangkat tema keluarga, mimpi, dan kekuatan imajinasi.
Tapi tunggu dulu—di balik kesuksesan Jumbo, ada perjuangan sunyi ratusan animator yang layak diungkap.
Tak tanggung-tanggung, film ini digarap oleh lebih dari 400 animator dalam negeri selama lima tahun produksi.
Deretan pengisi suara ternama seperti Ariel NOAH, Bunga Citra Lestari (BCL), Prince Poetiray, dan Quinn Salman juga ikut menyumbangkan kualitas akting suara yang kuat.
Sebelumnya, rekor film animasi Indonesia terlaris dipegang oleh “Si Juki The Movie” (2017) dengan 642.312 penonton.
Kini, “Jumbo” berhasil melampaui angka itu dengan jarak yang sangat signifikan dan membuktikan kemajuan besar dalam industri animasi nasional.
Buat kamu yang penasaran, yuk simak kisah menyentuh dari film ini!
Film “Jumbo” mengisahkan Don, bocah 10 tahun yang hidup sebagai yatim piatu dan kerap menjadi korban ejekan karena tubuhnya yang gemuk.
Julukan “Jumbo” yang melekat padanya digunakan secara mengejek, hingga Don merasa perlu membuktikan diri.
Suatu hari, ia menemukan buku cerita berjudul Pulau Gelembung, peninggalan orang tuanya.
Buku ini menjadi sumber inspirasi Don untuk tampil di pertunjukan bakat sekolah dalam bentuk drama panggung.
Dengan dukungan Oma serta dua sahabatnya, Mae dan Nurman, Don mulai berani menunjukkan kemampuannya.
Namun, perjalanan itu tak berjalan mulus karena buku peninggalan orang tuanya dicuri oleh salah satu pelaku perundungan.
(BACA JUGA: Begini Profil Ryan Adriandhy, Sutradara Film Animasi Jumbo Yang Sukses Pecahkan Rekor Penonton Terbanyak!)
Dalam masa sulit tersebut, Don bertemu dengan Meri, arwah gadis kecil yang kehilangan makam keluarganya.
Persahabatan keduanya pun terjalin, saling membantu menyelesaikan masalah masing-masing.
Petualangan Don dan Meri membawa mereka ke perjalanan emosional yang penuh pesan moral.
Cerita ini tak hanya menyentuh hati, tapi juga memotivasi penonton untuk berani bermimpi dan menerima diri sendiri.
Setelah memikat jutaan penonton di Indonesia, “Jumbo” kini bersiap menorehkan babak baru di panggung internasional.
Mulai Juni 2025, film ini akan hadir di layar lebar Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Tak berhenti di kawasan Asia Tenggara, karya dari Ryan Adriandhy ini juga akan menyapa penonton di…