Tak berhenti di kawasan Asia Tenggara, karya dari Ryan Adriandhy ini juga akan menyapa penonton di Eropa Timur dan Asia Tengah, termasuk Rusia, Ukraina, Belarus, Moldova, Armenia, Azerbaijan, dan Georgia (Abkhazia dan Ossetia Selatan).
Film ini bahkan akan diputar di wilayah Asia Tengah lainnya seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, serta negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Capaian ini mengukuhkan langkah Jumbo sebagai salah satu karya animasi lokal yang mampu menembus pasar global.
(BACA JUGA: Capai 1 Juta Penonton, ‘Jumbo’ Pecahkan Rekor Sebagai Film Animasi Tanah Air Terlaris!)
Setelah tayang selama 63 hari, film “Jumbo” akhirnya mencatatkan jumlah penonton sebesar 10.061.033 orang.
Dengan total penonton tersebut, “Jumbo” resmi menggeser posisi “KKN di Desa Penari” sebagai film Indonesia terlaris 2025.
"Jumbo telah menjadi film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa," tulis akun Instagram Visinema.
Meskipun angka pastinya masih dalam proses perhitungan, akun resmi Cinepoint di platform X mengumumkan pencapaian ini sebagai momen bersejarah.
Di tengah derasnya persaingan film-film baru, baik lokal maupun internasional, “Jumbo” tetap kokoh sebagai satu-satunya film Lebaran yang masih tayang di bioskop.
Film lain seperti “Pabrik Gula”, “Komang”, “Qodrat 2”, dan “Norma: Antara Mertua dan Menantu” satu per satu turun dari layar.
film Indonesia yang mencetak sejarah animasi nasional ini masih mencatat tingkat okupansi tinggi, terutama karena momentum libur panjang akhir pekan dan liburan sekolah yang turut mendongkrak penjualan tiket.
Sambutan hangat dari masyarakat membanjiri media sosial.
Banyak warganet yang menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Jumbo membawa angin segar di industri perfilman lokal.
“Jumbo, kamu hebat!! congratss,” tulis akun @hit*** di platform X.
Cerita yang menyentuh, visual yang menawan, dan keberanian mengangkat kisah orisinal membuat Jumbo mendapat tempat istimewa di hati penonton.
Di tengah dominasi genre horor dan drama, Jumbo hadir sebagai bukti bahwa animasi karya anak bangsa mampu menyentuh hati jutaan penonton, menyampaikan pesan moral yang kuat, dan memunculkan rasa bangga terhadap budaya dan kreativitas Indonesia.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa film animasi lokal, jika dikerjakan dengan serius dan penuh cinta, mampu bersaing dan bahkan mendominasi di layar bioskop nasional.
Tak hanya menghibur, Jumbo juga membuktikan bahwa film bisa menjadi media edukatif dan inspiratif yang memadukan seni, teknologi, dan nilai budaya dalam satu karya yang utuh.
Jangan lewatkan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia perfilman tanah air hanya di DB News. (*)
Tak berhenti di kawasan Asia Tenggara, karya dari Ryan Adriandhy ini juga akan menyapa penonton di Eropa Timur dan Asia Tengah, termasuk Rusia, Ukraina, Belarus, Moldova, Armenia, Azerbaijan, dan Georgia (Abkhazia dan Ossetia Selatan).
Film ini bahkan akan diputar di wilayah Asia Tengah lainnya seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, serta negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Capaian ini mengukuhkan langkah Jumbo sebagai salah satu karya animasi lokal yang mampu menembus pasar global.
(BACA JUGA: Capai 1 Juta Penonton, ‘Jumbo’ Pecahkan Rekor Sebagai Film Animasi Tanah Air Terlaris!)
Setelah tayang selama 63 hari, film “Jumbo” akhirnya mencatatkan jumlah penonton sebesar 10.061.033 orang.
Dengan total penonton tersebut, “Jumbo” resmi menggeser posisi “KKN di Desa Penari” sebagai film Indonesia terlaris 2025.
"Jumbo telah menjadi film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa," tulis akun Instagram Visinema.
Meskipun angka pastinya masih dalam proses perhitungan, akun resmi Cinepoint di platform X mengumumkan pencapaian ini sebagai momen bersejarah.
Di tengah derasnya persaingan film-film baru, baik lokal maupun internasional, “Jumbo” tetap kokoh sebagai satu-satunya film Lebaran yang masih tayang di bioskop.
Film lain seperti “Pabrik Gula”, “Komang”, “Qodrat 2”, dan “Norma: Antara Mertua dan Menantu” satu per satu turun dari layar.
film Indonesia yang mencetak sejarah animasi nasional ini masih mencatat tingkat okupansi tinggi, terutama karena momentum libur panjang akhir pekan dan liburan sekolah yang turut mendongkrak penjualan tiket.
Sambutan hangat dari masyarakat membanjiri media sosial.
Banyak warganet yang menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Jumbo membawa angin segar di industri perfilman lokal.
“Jumbo, kamu hebat!! congratss,” tulis akun @hit*** di platform X.
Cerita yang menyentuh, visual yang menawan, dan keberanian mengangkat kisah orisinal membuat Jumbo mendapat tempat istimewa di hati penonton.
Di tengah dominasi genre horor dan drama, Jumbo hadir sebagai bukti bahwa animasi karya anak bangsa mampu menyentuh hati jutaan penonton, menyampaikan pesan moral yang kuat, dan memunculkan rasa bangga terhadap budaya dan kreativitas Indonesia.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa film animasi lokal, jika dikerjakan dengan serius dan penuh cinta, mampu bersaing dan bahkan mendominasi di layar bioskop nasional.
Tak hanya menghibur, Jumbo juga membuktikan bahwa film bisa menjadi media edukatif dan inspiratif yang memadukan seni, teknologi, dan nilai budaya dalam satu karya yang utuh.
Jangan lewatkan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia perfilman tanah air hanya di DB News. (*)