DB NEWS - Hari Bumi Sedunia diperingati setiap tanggal 22 April, pada hari itu orang-orang di seluruh dunia akan menyatukan suara untuk memperingati hari tersebut. Kali ini Hari Bumi tahun 2025 mengambil tema “Kekuatan Kita, Planet Kita,” Seperti apa sih kampanye pada tahun ini?
Dengan tema Kekuatan Kita, Planet Kita, pada tahun ini kita diajak untuk semakin peduli pada isu energi terbarukan.
Tema ini hadir di tengah krisis iklim yang semakin mendesak. Polusi dari bahan bakar fosil tidak hanya merusak atmosfer, tetapi juga memperparah ketimpangan sosial.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan kondisi Bumi saat ini kian memanas. Tahun 2024 lalu menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.
“Pukulan terakhir dalam satu dekade dengan rekor suhu panas,” ucapnya dalam keterangan resmi (22/4/2025).
(BACA JUGA: Habis Gelap Terbitlah Terang: Kenali Makna Mendalam dan Warisan Perjuangan Kartini)
Karena itulah pengurangan emisi gas rumah kaca (emisi karbon) perlu untuk dilakukan dan percepat adaptasi penggunaan energi terbarukan akan menjadi jalan pemulihan.
Di banyak tempat, masyarakat miskin menanggung dampak paling besar dari perubahan iklim, meskipun mereka paling sedikit berkontribusi terhadap emisi karbon global.
Kampanye ini menekankan pentingnya menyelamatkan planet kita dari ancaman krisis lingkungan hidup, bukan hanya pemerintah atau para industrial tetapi juga kita sebagai individu.
Lantas bagaimana cara kita untuk merealisasikan kampanye tersebut? Simak di artikel berikut.
Transisi menuju energi terbarukan bukan sekadar kebutuhan teknis, tetapi keharusan moral. Terutama dengan semakin banyaknya isu terkait emisi gas karbon.
(BACA JUGA: Harga Asli Tas Hermes Cuma Rp23 Juta! China Bongkar Skandal Merek Mewah Dunia di Tengah Perang Dagang)
Sumber energi yang banyak digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia saat ini merupakan energi yang tidak terbarukan atau akan habis jika terus digunakan.
Contohnya seperti minyak bumi, batu bara dan barang tambang lainnya—Selain karena dapat habis suatu waktu, sumber energi dari hasil tambang juga menimbulkan kerusakan lingkungan.
Untuk itu lah penting bagi kita semua, mulai terbiasa menggunakan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Menurut laporan IEA 2024, hanya 12% desa di Asia Tenggara memiliki akses ke energi bersih.
Di Indonesia sendiri penggunaan energi terbarukan seperti panel surya masih kurang di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
(BACA JUGA: Dedi Mulyadi Menangis Saat Tinjau Hutan Lindung yang Gundul di Puncak, Netizen Beri Komentar Pedas)
Contoh dua negara yang berhasil meningkatkan penggunaan energi terbarukan adalah Bangladesh dan Kenya, dengan mendorong energi solar berbasis komunitas.
Tenaga listrik yang dihasilkan memiliki intensitas karbon terendah di bagian dunia wilayah mereka—-Dengan hampir 90% listrik berasal dari energi terbarukan.
Hari Bumi 2025 menggemakan pentingnya transisi energi yang adil dengan tidak meninggalkan siapa pun di belakang.
Karena setiap orang memiliki hak dan peran yang sama untuk ikut andil dalam menyerukan penggunaan energi terbarukan.
Sekjen PBB Antonio Guterres, mendesak seluruh negara yang tergabung dalam G20 untuk segera menyediakan dana serta membiasakan diri menggunakan energi bersih demi melindungi planet kita.
(BACA JUGA: AS Soroti QRIS dan GPN, Visa-Mastercard Terhambat? Sistem Pembayaran Indonesia dalam Tekanan)
“Mari kita bersama-sama bekerja dan menjadikan tahun 2025 sebagai tahun untuk memulihkan kesehatan Ibu Pertiwi,” ucap Antonio.
Berikut beberapa aksi yang bisa kita lakukan, yang sejalan dengan kampanye ini:
Mengapa penetapan energi adalah hak setiap orang penting? Simak penjelasan lebih lengkap dihalaman berikutnya…
DB NEWS - Hari Bumi Sedunia diperingati setiap tanggal 22 April, pada hari itu orang-orang di seluruh dunia akan menyatukan suara untuk memperingati hari tersebut. Kali ini Hari Bumi tahun 2025 mengambil tema “Kekuatan Kita, Planet Kita,” Seperti apa sih kampanye pada tahun ini?
Dengan tema Kekuatan Kita, Planet Kita, pada tahun ini kita diajak untuk semakin peduli pada isu energi terbarukan.
Tema ini hadir di tengah krisis iklim yang semakin mendesak. Polusi dari bahan bakar fosil tidak hanya merusak atmosfer, tetapi juga memperparah ketimpangan sosial.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan kondisi Bumi saat ini kian memanas. Tahun 2024 lalu menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.
“Pukulan terakhir dalam satu dekade dengan rekor suhu panas,” ucapnya dalam keterangan resmi (22/4/2025).
(BACA JUGA: Habis Gelap Terbitlah Terang: Kenali Makna Mendalam dan Warisan Perjuangan Kartini)
Karena itulah pengurangan emisi gas rumah kaca (emisi karbon) perlu untuk dilakukan dan percepat adaptasi penggunaan energi terbarukan akan menjadi jalan pemulihan.
Di banyak tempat, masyarakat miskin menanggung dampak paling besar dari perubahan iklim, meskipun mereka paling sedikit berkontribusi terhadap emisi karbon global.
Kampanye ini menekankan pentingnya menyelamatkan planet kita dari ancaman krisis lingkungan hidup, bukan hanya pemerintah atau para industrial tetapi juga kita sebagai individu.
Lantas bagaimana cara kita untuk merealisasikan kampanye tersebut? Simak di artikel berikut.
Transisi menuju energi terbarukan bukan sekadar kebutuhan teknis, tetapi keharusan moral. Terutama dengan semakin banyaknya isu terkait emisi gas karbon.
(BACA JUGA: Harga Asli Tas Hermes Cuma Rp23 Juta! China Bongkar Skandal Merek Mewah Dunia di Tengah Perang Dagang)
Sumber energi yang banyak digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia saat ini merupakan energi yang tidak terbarukan atau akan habis jika terus digunakan.
Contohnya seperti minyak bumi, batu bara dan barang tambang lainnya—Selain karena dapat habis suatu waktu, sumber energi dari hasil tambang juga menimbulkan kerusakan lingkungan.
Untuk itu lah penting bagi kita semua, mulai terbiasa menggunakan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Menurut laporan IEA 2024, hanya 12% desa di Asia Tenggara memiliki akses ke energi bersih.
Di Indonesia sendiri penggunaan energi terbarukan seperti panel surya masih kurang di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
(BACA JUGA: Dedi Mulyadi Menangis Saat Tinjau Hutan Lindung yang Gundul di Puncak, Netizen Beri Komentar Pedas)
Contoh dua negara yang berhasil meningkatkan penggunaan energi terbarukan adalah Bangladesh dan Kenya, dengan mendorong energi solar berbasis komunitas.
Tenaga listrik yang dihasilkan memiliki intensitas karbon terendah di bagian dunia wilayah mereka—-Dengan hampir 90% listrik berasal dari energi terbarukan.
Hari Bumi 2025 menggemakan pentingnya transisi energi yang adil dengan tidak meninggalkan siapa pun di belakang.
Karena setiap orang memiliki hak dan peran yang sama untuk ikut andil dalam menyerukan penggunaan energi terbarukan.
Sekjen PBB Antonio Guterres, mendesak seluruh negara yang tergabung dalam G20 untuk segera menyediakan dana serta membiasakan diri menggunakan energi bersih demi melindungi planet kita.
(BACA JUGA: AS Soroti QRIS dan GPN, Visa-Mastercard Terhambat? Sistem Pembayaran Indonesia dalam Tekanan)
“Mari kita bersama-sama bekerja dan menjadikan tahun 2025 sebagai tahun untuk memulihkan kesehatan Ibu Pertiwi,” ucap Antonio.
Berikut beberapa aksi yang bisa kita lakukan, yang sejalan dengan kampanye ini:
Mengapa penetapan energi adalah hak setiap orang penting? Simak penjelasan lebih lengkap dihalaman berikutnya…