DB News - Rasa takut tertinggal atau FOMO kerap dialami oleh remaja, karena pada masa ini individu cenderung lebih sensitif terhadap dinamika sosial di sekitarnya. Tanpa disadari, FOMO akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental para remaja.
Anak muda tentunya tak luput dari yang namanya media sosial.
Mayoritas anak muda akan membuka media sosial mereka dan langsung disuguhi oleh unggahan pencapaian, liburan, hingga gaya hidup orang lain yang terlihat sempurna bagi mereka.
Tanpa disadari, mereka mulai membandingkan hidupnya sendiri kemudian merasa tertinggal.
Inilah yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out) atau ketakutan akan tertinggal dari sesuatu yang dianggap penting atau menyenangkan.
(BACA JUGA: Habis Gelap Terbitlah Terang: Kenali Makna Mendalam dan Warisan Perjuangan Kartini)
Fenomena FOMO ini turut menjadi salah satu pemicu utama gangguan kesehatan mental di kalangan remaja dan dewasa muda.
Lantas, apa makna dari kata FOMO sebenarnya?
FOMO merupakan singkatan dari “Fear of Missing Out” atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia yakni, takut ketinggalan.
Fenomena ini muncul saat seseorang merasa khawatir dan gelisah karena takut untuk melewatkan sebuah tren, acara atau aktivitas yang dilakukan orang lain disekitarnya.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu seseorang merasa FOMO.
Salah satunya ialah terpacu kepada kehidupan sosial orang lain melalui media sosial atau cerita dari orang disekitarnya sehingga membuat orang tersebut merasa tertinggal dan dikucilkan.
Perasaan FOMO muncul tak hanya pada kehidupan sosial orang lain secara langsung, tetapi juga dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan hobi.
Orang yang mengalami FOMO akan seringkali merasa perlu melakukan segala hal yang orang lain lakukan agar tidak kehilangan momen yang penting baginya
Salah satu penyebab FOMO yaitu penggunaan media sosial.
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membuat kita menerima segala informasi yang ada di luar sana dengan mudah melalui media sosial.
Dilansir dari health.clevelandclinic.org, penelitian menunjukkan bahwa FOMO adalah keadaan emosi negatif yang diakibatkan oleh kebutuhan hubungan sosial yang tidak terpenuhi.
“FOMO paling menyakitkan pada remaja atau orang dewasa yang muda, khususnya ketika mereka mencoba mencari tahu di mana jati diri mereka dalam hidup dan kelompok mana yang cocok untuk mereka,” kata Dr. Sullivan dikutip dari health.clevelandclinic.org.
Berbagai macam media sosial yang sedang digemari dan memiliki banyak pengguna di seluruh penjuru dunia ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang mendukung untuk mengunggah video/foto.
Dari sinilah, kita sebagai penonton, akan merasakan perasaan cemas karena melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan di media sosial mereka.
dilansir dari VeryWellMind, perasaan FOMO ini tak pandang gender dan umur.
Seseorang yang mengalami FOMO cenderung merasa tidak puas dengan kehidupannya karena terus membandingkan hidupnya dengan orang lain.
Lantas, apakah kita termasuk orang FOMO?
Takut Terlewat Tren
FOMO sering membuat kita khawatir untuk tertinggal akan segala hal yang sedang populer, mulai dari berita hangat di media sosial, gadget terbaru, kuliner viral, hingga konser.
Rasa takut ini kemudian memicu kita untuk terus memantau perkembangan tren agar tetap “up to date.”
Takut Diabaikan Orang Lain
Salah satu ciri FOMO adalah memiliki ketakutan akan dikucilkan oleh teman atau kelompok.
Rasa khawatir ini bisa memaksa seseorang melakukan apapun demi dianggap relevan terhadap orang lain.
Misalnya, menjual barang lama untuk membeli gadget baru tanpa mempertimbangkan apakah itu hal itu benar-benar dibutuhkan atau tidak.
Kepuasan yang Tak Pernah Tercapai
Karena selalu ingin mengikuti tren, orang yang mengalami FOMO akan sulit merasa puas dengan apa yang dimilikinya.
Padahal, benda atau pengalaman yang ada saat ini mungkin sudah cukup, bahkan lebih dibanding dengan memaksakan diri untuk mengikuti berbagai tren yang belum tentu berdampak positif bagi dirinya.
Stres dan Kecemasan Meningkat
Tekanan untuk tidak tertinggal akan sesuatu dapat memicu stres dan kecemasan yang berlebih, karena pelaku FOMO merasa wajib terus terlibat dengan apa pun yang sedang terjadi.
Menurunnya Fokus dan Produktivitas
Pikiran yang terpecah akibat memikirkan berbagai hal dapat membuat sulit fokus pada satu tugas.
Akibatnya, kualitas kerja, belajar dan efisiensi waktu dapat menurun.
Tak sampai disitu, FOMO juga dapat mengganggu kualitas tidur anda. Simak di halaman berikutnya.
DB News - Rasa takut tertinggal atau FOMO kerap dialami oleh remaja, karena pada masa ini individu cenderung lebih sensitif terhadap dinamika sosial di sekitarnya. Tanpa disadari, FOMO akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental para remaja.
Anak muda tentunya tak luput dari yang namanya media sosial.
Mayoritas anak muda akan membuka media sosial mereka dan langsung disuguhi oleh unggahan pencapaian, liburan, hingga gaya hidup orang lain yang terlihat sempurna bagi mereka.
Tanpa disadari, mereka mulai membandingkan hidupnya sendiri kemudian merasa tertinggal.
Inilah yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out) atau ketakutan akan tertinggal dari sesuatu yang dianggap penting atau menyenangkan.
(BACA JUGA: Habis Gelap Terbitlah Terang: Kenali Makna Mendalam dan Warisan Perjuangan Kartini)
Fenomena FOMO ini turut menjadi salah satu pemicu utama gangguan kesehatan mental di kalangan remaja dan dewasa muda.
Lantas, apa makna dari kata FOMO sebenarnya?
FOMO merupakan singkatan dari “Fear of Missing Out” atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia yakni, takut ketinggalan.
Fenomena ini muncul saat seseorang merasa khawatir dan gelisah karena takut untuk melewatkan sebuah tren, acara atau aktivitas yang dilakukan orang lain disekitarnya.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu seseorang merasa FOMO.
Salah satunya ialah terpacu kepada kehidupan sosial orang lain melalui media sosial atau cerita dari orang disekitarnya sehingga membuat orang tersebut merasa tertinggal dan dikucilkan.
Perasaan FOMO muncul tak hanya pada kehidupan sosial orang lain secara langsung, tetapi juga dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan hobi.
Orang yang mengalami FOMO akan seringkali merasa perlu melakukan segala hal yang orang lain lakukan agar tidak kehilangan momen yang penting baginya
Salah satu penyebab FOMO yaitu penggunaan media sosial.
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membuat kita menerima segala informasi yang ada di luar sana dengan mudah melalui media sosial.
Dilansir dari health.clevelandclinic.org, penelitian menunjukkan bahwa FOMO adalah keadaan emosi negatif yang diakibatkan oleh kebutuhan hubungan sosial yang tidak terpenuhi.
“FOMO paling menyakitkan pada remaja atau orang dewasa yang muda, khususnya ketika mereka mencoba mencari tahu di mana jati diri mereka dalam hidup dan kelompok mana yang cocok untuk mereka,” kata Dr. Sullivan dikutip dari health.clevelandclinic.org.
Berbagai macam media sosial yang sedang digemari dan memiliki banyak pengguna di seluruh penjuru dunia ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang mendukung untuk mengunggah video/foto.
Dari sinilah, kita sebagai penonton, akan merasakan perasaan cemas karena melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan di media sosial mereka.
dilansir dari VeryWellMind, perasaan FOMO ini tak pandang gender dan umur.
Seseorang yang mengalami FOMO cenderung merasa tidak puas dengan kehidupannya karena terus membandingkan hidupnya dengan orang lain.
Lantas, apakah kita termasuk orang FOMO?
Takut Terlewat Tren
FOMO sering membuat kita khawatir untuk tertinggal akan segala hal yang sedang populer, mulai dari berita hangat di media sosial, gadget terbaru, kuliner viral, hingga konser.
Rasa takut ini kemudian memicu kita untuk terus memantau perkembangan tren agar tetap “up to date.”
Takut Diabaikan Orang Lain
Salah satu ciri FOMO adalah memiliki ketakutan akan dikucilkan oleh teman atau kelompok.
Rasa khawatir ini bisa memaksa seseorang melakukan apapun demi dianggap relevan terhadap orang lain.
Misalnya, menjual barang lama untuk membeli gadget baru tanpa mempertimbangkan apakah itu hal itu benar-benar dibutuhkan atau tidak.
Kepuasan yang Tak Pernah Tercapai
Karena selalu ingin mengikuti tren, orang yang mengalami FOMO akan sulit merasa puas dengan apa yang dimilikinya.
Padahal, benda atau pengalaman yang ada saat ini mungkin sudah cukup, bahkan lebih dibanding dengan memaksakan diri untuk mengikuti berbagai tren yang belum tentu berdampak positif bagi dirinya.
Stres dan Kecemasan Meningkat
Tekanan untuk tidak tertinggal akan sesuatu dapat memicu stres dan kecemasan yang berlebih, karena pelaku FOMO merasa wajib terus terlibat dengan apa pun yang sedang terjadi.
Menurunnya Fokus dan Produktivitas
Pikiran yang terpecah akibat memikirkan berbagai hal dapat membuat sulit fokus pada satu tugas.
Akibatnya, kualitas kerja, belajar dan efisiensi waktu dapat menurun.
Tak sampai disitu, FOMO juga dapat mengganggu kualitas tidur anda. Simak di halaman berikutnya.