Dampak RUU TNI? LG Hengkang dari Investasi Raksasa Baterai EV di Indonesia
22 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
37 2

DB NEWS - Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh perusahaan elektronik LG memutuskan untuk membatalkan investasi baterai mobil listrik sebesar 1 triliun won atau Rp 130,7 triliun yang sudah dijanjikan ke pemerintah Indonesia.

Diketahui, Indonesia merupakan negara dengan produsen nikel terbesar di dunia yang dibutuhkan dalam industri baterai EV (Electric Vehicle) atau kendaraan bertenaga listrik.

Maka, tak heran jika perusahaan luar negeri tertarik untuk investasi dengan jumlah besar di Indonesia.

Awalnya, konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan perusahaan lainnya berencana untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN.

Kerja sama tersebut guna mensukseskan proyek baterai EV yang terdiri dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, sampai produksi sel baterai.

(BACA JUGA: Tak Hanya TNI! Komisi III Siap Bahas Revisi UU Polri dan Kejaksaan, Ini Rinciannya!)

Kabar ini mencuat pada Jumat (18/4) setelah seorang petinggi di perusahaan tersebut menyatakan konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan tersebut mundur dari Indonesia secara resmi.

"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek," sebut seorang pejabat LG Energy Solution, dikutip dari Yonhap News Agency pada (20/4).

Namun, apa yang membuat perusahaan asal Korea Selatan tersebut hengkang dari proyek tersebut?

Mengapa LG Batal Investasi Baterai EV di Indonesia?

Dilansir dari Yonhap News Agency, adanya potensi perubahan dalam lanskap industri yang akan menimbulkan perlambatan sementara permintaan EV global, menjadi alasan dibalik mundurnya LG dalam proyek baterai EV di Indonesia.

Pihak konsorsium juga mengaku bahwa sebelum membatalkan investasi besar tersebut, pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintahan Indonesia.

Namun, LG serta perusahaan lainnya tak menyebutkan secara detail pihak pemerintah mana yang berdiskusi dengan pihaknya dalam pengambilan keputusan mengenai rencana investasi tersebut.

Meski begitu, pihaknya menyebutkan bahwa produsen baterai EV tersebut tidak memberhentikan proyek baterai EV bersama Hyundai Motor yang telah beroperasi di Indonesia.

Diketahui, proyek tersebut merupakan pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat.

"Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang sudah ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group," ujarnya.

(BACA JUGA: Tanggapi Soal RUU TNI, Anies Baswedan: Keputusan Sebesar Ini Perlu Kehati-hatian)

Tanggapan Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara mengenai hengkangnya konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG dari proyek baterai EV.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Tri Winarno menjelaskan bahwa niat LG untuk berinvestasi di Indonesia terkesan tidak serius. 

“Dia sebetulnya niat enggak sih mau investasi di sini? Kalau misalnya enggak niat ya sudah. Memang dari awal enggak ada niat berarti,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Senin (21/4). 

Tri juga mengatakan bahwa proyek yang dijalankan LG beserta mitra-mitranya kerap kali rampung tidak tepat waktu.

“Kan selalu enggak tepat waktu mereka, sudah berapa tahun. Kamu mau bangun rumah, terus habis itu kamu harusnya sudah groundbreaking, enggak juga. Ya sudah berarti dari kamu memang enggak serius kan,” imbuhnya.

Meski begitu, Tri memastikan akan ada pihak baru yang akan melanjutkan agenda hilirisasi nikel di Indonesia, meskipun ia tak menyebutkan nama dari pihak baru tersebut.

LG Investasi di Negara Lain?

Ketua Badan Kejuruan Teknik Pertambangan Persatuan Insinyur Indonesia (BK Tambang PII), Rizal Kasli, menilai keputusan LG mundur juga menjadi sinyal penting bagi Indonesia.

(BACA JUGA: Aksi Tolak UU TNI di DPRD Jabar Dihiasi Kericuhan, Seorang Jurnalis Dihajar Massa!)

Ia menyebut, langkah itu membuka tantangan baru, salah satunya adalah mencari investor pengganti yang punya daya saing tinggi.

Menurutnya, bukan tak mungkin LG akan mengalihkan rencana investasinya ke negara lain yang dinilai lebih ramah investasi, dengan regulasi yang jelas dan menjanjikan kepastian usaha.

Karena itu, Rizal mengingatkan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan, terutama yang menyangkut pemanfaatan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan batubara.

Ketiga sektor ini dinilai sangat penting untuk menunjang ketahanan energi nasional sekaligus mendongkrak industrialisasi dalam negeri.

Namun, ada satu isu yang cukup menyita perhatian publik.

Di balik pembatalan investasi jumbo ini, terselip dinamika politik dan hukum yang tak kalah panas: revisi kontroversial UU TNI. 

Apakah ini hanya kebetulan waktu, atau ada pesan yang ingin disampaikan investor asing?

Benarkah RUU TNI menjadi alasan dibalik batalnya investasi LG?

Dampak RUU TNI? LG Hengkang dari Investasi Raksasa Baterai EV di Indonesia
22 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
37 2
 

DB NEWS - Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh perusahaan elektronik LG memutuskan untuk membatalkan investasi baterai mobil listrik sebesar 1 triliun won atau Rp 130,7 triliun yang sudah dijanjikan ke pemerintah Indonesia.

Diketahui, Indonesia merupakan negara dengan produsen nikel terbesar di dunia yang dibutuhkan dalam industri baterai EV (Electric Vehicle) atau kendaraan bertenaga listrik.

Maka, tak heran jika perusahaan luar negeri tertarik untuk investasi dengan jumlah besar di Indonesia.

Awalnya, konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan perusahaan lainnya berencana untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN.

Kerja sama tersebut guna mensukseskan proyek baterai EV yang terdiri dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, sampai produksi sel baterai.

(BACA JUGA: Tak Hanya TNI! Komisi III Siap Bahas Revisi UU Polri dan Kejaksaan, Ini Rinciannya!)

Kabar ini mencuat pada Jumat (18/4) setelah seorang petinggi di perusahaan tersebut menyatakan konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan tersebut mundur dari Indonesia secara resmi.

"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek," sebut seorang pejabat LG Energy Solution, dikutip dari Yonhap News Agency pada (20/4).

Namun, apa yang membuat perusahaan asal Korea Selatan tersebut hengkang dari proyek tersebut?

Mengapa LG Batal Investasi Baterai EV di Indonesia?

Dilansir dari Yonhap News Agency, adanya potensi perubahan dalam lanskap industri yang akan menimbulkan perlambatan sementara permintaan EV global, menjadi alasan dibalik mundurnya LG dalam proyek baterai EV di Indonesia.

Pihak konsorsium juga mengaku bahwa sebelum membatalkan investasi besar tersebut, pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintahan Indonesia.

Namun, LG serta perusahaan lainnya tak menyebutkan secara detail pihak pemerintah mana yang berdiskusi dengan pihaknya dalam pengambilan keputusan mengenai rencana investasi tersebut.

Meski begitu, pihaknya menyebutkan bahwa produsen baterai EV tersebut tidak memberhentikan proyek baterai EV bersama Hyundai Motor yang telah beroperasi di Indonesia.

Diketahui, proyek tersebut merupakan pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat.

"Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang sudah ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group," ujarnya.

(BACA JUGA: Tanggapi Soal RUU TNI, Anies Baswedan: Keputusan Sebesar Ini Perlu Kehati-hatian)

Tanggapan Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara mengenai hengkangnya konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG dari proyek baterai EV.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Tri Winarno menjelaskan bahwa niat LG untuk berinvestasi di Indonesia terkesan tidak serius. 

“Dia sebetulnya niat enggak sih mau investasi di sini? Kalau misalnya enggak niat ya sudah. Memang dari awal enggak ada niat berarti,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Senin (21/4). 

Tri juga mengatakan bahwa proyek yang dijalankan LG beserta mitra-mitranya kerap kali rampung tidak tepat waktu.

“Kan selalu enggak tepat waktu mereka, sudah berapa tahun. Kamu mau bangun rumah, terus habis itu kamu harusnya sudah groundbreaking, enggak juga. Ya sudah berarti dari kamu memang enggak serius kan,” imbuhnya.

Meski begitu, Tri memastikan akan ada pihak baru yang akan melanjutkan agenda hilirisasi nikel di Indonesia, meskipun ia tak menyebutkan nama dari pihak baru tersebut.

LG Investasi di Negara Lain?

Ketua Badan Kejuruan Teknik Pertambangan Persatuan Insinyur Indonesia (BK Tambang PII), Rizal Kasli, menilai keputusan LG mundur juga menjadi sinyal penting bagi Indonesia.

(BACA JUGA: Aksi Tolak UU TNI di DPRD Jabar Dihiasi Kericuhan, Seorang Jurnalis Dihajar Massa!)

Ia menyebut, langkah itu membuka tantangan baru, salah satunya adalah mencari investor pengganti yang punya daya saing tinggi.

Menurutnya, bukan tak mungkin LG akan mengalihkan rencana investasinya ke negara lain yang dinilai lebih ramah investasi, dengan regulasi yang jelas dan menjanjikan kepastian usaha.

Karena itu, Rizal mengingatkan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan, terutama yang menyangkut pemanfaatan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan batubara.

Ketiga sektor ini dinilai sangat penting untuk menunjang ketahanan energi nasional sekaligus mendongkrak industrialisasi dalam negeri.

Namun, ada satu isu yang cukup menyita perhatian publik.

Di balik pembatalan investasi jumbo ini, terselip dinamika politik dan hukum yang tak kalah panas: revisi kontroversial UU TNI. 

Apakah ini hanya kebetulan waktu, atau ada pesan yang ingin disampaikan investor asing?

Benarkah RUU TNI menjadi alasan dibalik batalnya investasi LG?

Tautan telah disalin ke clipboard!