DB NEWS - Pemerintah tanggapi tagar KaburAjaDulu efek dari efisiensi anggaran, ada apa dengan Indonesia?
Banyaknya isu mengenai pemotongan dana KIP-K di khalayak umum.
Membuat rakyat semakin hilang kepercayaan kepada para petinggi negara.
Efisiensi anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah menimbulkan polemik besar di masyarakat.
Contohnya anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dipotong sebesar Rp 22,5 triliun.
(BACA JUGA: KPK Tolak Permintaan Hasto Periksa Keluarga Jokowi, Kenapa?)
Lantas bagaimana tanggapan pemerintah tentang fenomena ini.
Tujuan dari efisiensi anggaran adalah demi kemajuan dan kebaikan bangsa.
Tentunya ada alasan mengapa keputusan ini dibuat.
Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Presiden Prabowo menegur menteri yang berkomentar soal efisiensi pendidikan melalui Media Sosial.
“Efisiensi hanya dilakukan terhadap alokasi anggaran yang tidak tepat dan tidak terkait langsung pelayanan publik atau pun SDM,” tulisnya dalam postingan di akun X.
Juru bicara Presiden Prabowo itu juga menegaskan bahwa perintah dari Kepala Negara sudah sangat jelas.
Dahnil juga menambah dalam postingan lain jika efisiensi ini dilakukan sebagai bentuk reflektif agar semua orang berbenah.
Karena langkah ini banyak menguak permainan birokrasi dari berbagai level pemerintah.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti M.Ed, juga menjelaskan bahwa melalui pemetaan resiko dan mitigasi yang disiapkan.
Kemendikdasmen optimis kualitas dari pendidikan di Indonesia akan tetap terjaga.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga mutu pendidikan nasional dan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan haknya untuk belajar dengan baik,” ucap Abdul Mu'ti dikutip dari laman web kemdikbud.go.id.
Untuk itu pemerintah menghimbau agar masyarakat tidak terlalu panik, dan terus memantau kelanjutan dari efisiensi ini.
Namun bertebaran bahwa efek dari pemotongan anggaran menjalar hingga pada program KIP-K.
KIP-K merupakan sebuah program beasiswa milik pemerintah.
Dibuat dengan tujuan membantu anak bangsa agar dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Calon mahasiswa yang dianggap kurang mampu akan mendapatkan bantuan dana untuk biaya kuliah dan juga uang bulanan dari pemerintah.
Banyak mahasiswa dan calon mahasiswa bergantung pada program ini.
Netizen berkomentar dalam cuitannya di X bahwa masa depan banyak mahasiswa terancam.
“600 ribu kipk mahasiswa terancam putus kuliah gara gara efisiensi tolol, otaknya dimana?” tulis akun @old**** dalam cuitannya di aplikasi X.
Semua keputusan jalannya negara akan seperti apa ada di tangan para petinggi pemerintah.
Namun rakyat yang paling merasakan dampaknya.
Tagar #kaburajadulu mulai muncul dan trending di media sosial X, salah satu netizen berkomentar.
Bahwa bisa saja orang-orang pintar dan berbakat Indonesia lebih memilih negara orang karena tidak dihargai di negeri sendiri.
“Takutnya satu persatu putera puteri terbaik bangsa gak mau tinggal dan bangun Indonesia lagi,” tulis akun @kegbl***** di akun X nya. (*)
DB NEWS - Pemerintah tanggapi tagar KaburAjaDulu efek dari efisiensi anggaran, ada apa dengan Indonesia?
Banyaknya isu mengenai pemotongan dana KIP-K di khalayak umum.
Membuat rakyat semakin hilang kepercayaan kepada para petinggi negara.
Efisiensi anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah menimbulkan polemik besar di masyarakat.
Contohnya anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dipotong sebesar Rp 22,5 triliun.
(BACA JUGA: KPK Tolak Permintaan Hasto Periksa Keluarga Jokowi, Kenapa?)
Lantas bagaimana tanggapan pemerintah tentang fenomena ini.
Tujuan dari efisiensi anggaran adalah demi kemajuan dan kebaikan bangsa.
Tentunya ada alasan mengapa keputusan ini dibuat.
Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Presiden Prabowo menegur menteri yang berkomentar soal efisiensi pendidikan melalui Media Sosial.
“Efisiensi hanya dilakukan terhadap alokasi anggaran yang tidak tepat dan tidak terkait langsung pelayanan publik atau pun SDM,” tulisnya dalam postingan di akun X.
Juru bicara Presiden Prabowo itu juga menegaskan bahwa perintah dari Kepala Negara sudah sangat jelas.
Dahnil juga menambah dalam postingan lain jika efisiensi ini dilakukan sebagai bentuk reflektif agar semua orang berbenah.
Karena langkah ini banyak menguak permainan birokrasi dari berbagai level pemerintah.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti M.Ed, juga menjelaskan bahwa melalui pemetaan resiko dan mitigasi yang disiapkan.
Kemendikdasmen optimis kualitas dari pendidikan di Indonesia akan tetap terjaga.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga mutu pendidikan nasional dan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan haknya untuk belajar dengan baik,” ucap Abdul Mu'ti dikutip dari laman web kemdikbud.go.id.
Untuk itu pemerintah menghimbau agar masyarakat tidak terlalu panik, dan terus memantau kelanjutan dari efisiensi ini.
Namun bertebaran bahwa efek dari pemotongan anggaran menjalar hingga pada program KIP-K.
KIP-K merupakan sebuah program beasiswa milik pemerintah.
Dibuat dengan tujuan membantu anak bangsa agar dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Calon mahasiswa yang dianggap kurang mampu akan mendapatkan bantuan dana untuk biaya kuliah dan juga uang bulanan dari pemerintah.
Banyak mahasiswa dan calon mahasiswa bergantung pada program ini.
Netizen berkomentar dalam cuitannya di X bahwa masa depan banyak mahasiswa terancam.
“600 ribu kipk mahasiswa terancam putus kuliah gara gara efisiensi tolol, otaknya dimana?” tulis akun @old**** dalam cuitannya di aplikasi X.
Semua keputusan jalannya negara akan seperti apa ada di tangan para petinggi pemerintah.
Namun rakyat yang paling merasakan dampaknya.
Tagar #kaburajadulu mulai muncul dan trending di media sosial X, salah satu netizen berkomentar.
Bahwa bisa saja orang-orang pintar dan berbakat Indonesia lebih memilih negara orang karena tidak dihargai di negeri sendiri.
“Takutnya satu persatu putera puteri terbaik bangsa gak mau tinggal dan bangun Indonesia lagi,” tulis akun @kegbl***** di akun X nya. (*)