DB NEWS - Gereja Katolik resmi mengumumkan terpilihnya Paus baru pada 8 Mei 2025, yaitu Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat, yang kini menyandang nama Paus Leo XIV.
Paus Leo XIV tercatat sebagai Paus ke-267 dan mencetak sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat, sekaligus menjadi Paus kedua dari luar benua Eropa setelah Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina.
Pemilihannya menandai babak baru dalam arah global kepemimpinan Gereja yaitu mempertegas wajah Katolik yang semakin universal dan tidak lagi terpusat hanya di Eropa.
Proses pemilihannya berlangsung dalam konklaf tertutup di Kapel Sistina, Vatikan, yang dimulai pada 7 Mei 2025, sekitar dua minggu setelah wafatnya Paus Fransiskus.
Konklaf ini melibatkan 133 kardinal yang memenuhi syarat sebagai pemilih, yaitu mereka yang berusia di bawah 80 tahun.
(BACA JUGA: AHY Umumkan Pengurus DPP Demokrat 2025-2030, Menteri Kabinet Merah Putih Jadi Waketum!)
Dari jumlah tersebut, sebanyak 108 kardinal menjalani konklaf untuk pertama kalinya, menjadikannya salah satu konklaf dengan proporsi pemilih baru terbanyak dalam sejarah modern.
Menariknya, proses pemungutan suara berjalan cukup cepat. Hanya dibutuhkan tiga putaran suara dalam waktu kurang lebih 26 jam, membuat pemilihan Paus Leo XIV sebagai salah satu konklaf tercepat dalam era kontemporer.
Ini menunjukkan adanya konsensus yang kuat di antara para kardinal terhadap sosoknya, yang dikenal karena integritas, kecendekiawanan, serta pengabdiannya di berbagai wilayah misi dan keuskupan di dunia.
Setelah mayoritas suara tercapai dan ia menerima jabatan tersebut, tradisi lama kembali dilakukan.
Pengumuman “Habemus Papam” yang berarti “Kita memiliki seorang Paus” disampaikan dari balkon tengah Basilika Santo Petrus oleh Kardinal Protodiakon, Dominique Mamberti.
Kerumunan di Lapangan Santo Petrus bersorak sorai saat melihat cerobong Kapel Sistina mengeluarkan asap putih pukul 18.09 waktu setempat dan diikuti bunyi lonceng dari Basilika Santo Petrus yang menegaskan hasil tersebut.
Lantas, bagaimana profil dan rekam jejak sosok Paus Leo XIV?
Paus Leo XIV atau yang memiliki nama asli Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, dari pasangan Louis Marius Prevost yang berdarah Prancis-Italia dan Mildred Martínez yang memiliki keturunan Spanyol.
Latar belakang keluarganya yang multikultural turut membentuk pandangan global dan keterbukaannya dalam pelayanan Gereja.
Sejak muda, Paus Leo XIV menunjukkan ketertarikan pada kehidupan religius dan pelayanan rohani.
Ia menempuh pendidikan awalnya di Seminari Menengah Para Bapa Agustinian, sebelum melanjutkan ke Universitas Villanova di Pennsylvania, tempat ia meraih gelar Sarjana Matematika dan mempelajari filsafat kemudian lulus pada tahun 1977.
Tahun yang sama, ia mengambil langkah penting dalam hidupnya dengan bergabung ke dalam Ordo Santo Agustinus (OSA).
OSA merupakan sebuah tarekat religius Katolik yang dikenal karena tradisi intelektual dan pengabdiannya kepada komunitas. Ia mengucapkan kaul religius pertamanya pada 2 September 1978.
Paus Leo XIV kemudian memperdalam formasi teologinya di Catholic Theological Union sebelum melanjutkan pendidikan lebih lanjut di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas spesialisasi dalam Hukum Kanonik.
Pendidikan ini membekalinya dengan pemahaman mendalam mengenai struktur hukum Gereja yang kelak sangat berguna dalam tugas-tugas kepemimpinan dan administratifnya.
Ia ditahbiskan sebagai imam pada 19 Juni 1982, dalam sebuah misa tahbisan yang dipimpin oleh Uskup Jean Jadot, di Kolese Agustinian Santa Monica.
Tahbisan ini menandai awal dari perjalanan panjangnya dalam pelayanan pastoral, pendidikan, dan kepemimpinan dalam Gereja Katolik baik di tingkat lokal maupun internasional.
Kemudian pada tahun 2015, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo, Peru.
Ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Konferensi Waligereja Peru serta memimpin Komisi Kebudayaan dan Pendidikan.
Pada tahun 2019 dan 2020, Robert Francis Prevost mulai dipercaya menduduki sejumlah jabatan penting di Vatikan.
Ia diangkat sebagai anggota Kongregasi bagi Klerus dan Kongregasi bagi Uskup serta dipercaya menjadi Administrator Apostolik Callao di Peru pada tahun 2020.
Peranannya di Vatikan semakin menonjol ketika Paus Fransiskus menunjuknya pada Januari 2023 sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup sekaligus Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.
Dalam kapasitas ini, Prevost turut memimpin proses seleksi para uskup di berbagai negara dan diangkat sebagai Uskup Agung.
Pada September 2024, ia dilantik sebagai Kardinal dan menerima gereja tituler Santa Monica di Roma.
Sebagai kepala Dikasteri, ia aktif mendampingi Paus dalam perjalanan apostolik dan menjadi salah satu delegasi dalam Sidang Umum Sinode Para Uskup tentang Sinodalitas yang berlangsung pada 2023 dan 2024.
Selain itu, Prevost juga menjadi anggota di…
DB NEWS - Gereja Katolik resmi mengumumkan terpilihnya Paus baru pada 8 Mei 2025, yaitu Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat, yang kini menyandang nama Paus Leo XIV.
Paus Leo XIV tercatat sebagai Paus ke-267 dan mencetak sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat, sekaligus menjadi Paus kedua dari luar benua Eropa setelah Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina.
Pemilihannya menandai babak baru dalam arah global kepemimpinan Gereja yaitu mempertegas wajah Katolik yang semakin universal dan tidak lagi terpusat hanya di Eropa.
Proses pemilihannya berlangsung dalam konklaf tertutup di Kapel Sistina, Vatikan, yang dimulai pada 7 Mei 2025, sekitar dua minggu setelah wafatnya Paus Fransiskus.
Konklaf ini melibatkan 133 kardinal yang memenuhi syarat sebagai pemilih, yaitu mereka yang berusia di bawah 80 tahun.
(BACA JUGA: AHY Umumkan Pengurus DPP Demokrat 2025-2030, Menteri Kabinet Merah Putih Jadi Waketum!)
Dari jumlah tersebut, sebanyak 108 kardinal menjalani konklaf untuk pertama kalinya, menjadikannya salah satu konklaf dengan proporsi pemilih baru terbanyak dalam sejarah modern.
Menariknya, proses pemungutan suara berjalan cukup cepat. Hanya dibutuhkan tiga putaran suara dalam waktu kurang lebih 26 jam, membuat pemilihan Paus Leo XIV sebagai salah satu konklaf tercepat dalam era kontemporer.
Ini menunjukkan adanya konsensus yang kuat di antara para kardinal terhadap sosoknya, yang dikenal karena integritas, kecendekiawanan, serta pengabdiannya di berbagai wilayah misi dan keuskupan di dunia.
Setelah mayoritas suara tercapai dan ia menerima jabatan tersebut, tradisi lama kembali dilakukan.
Pengumuman “Habemus Papam” yang berarti “Kita memiliki seorang Paus” disampaikan dari balkon tengah Basilika Santo Petrus oleh Kardinal Protodiakon, Dominique Mamberti.
Kerumunan di Lapangan Santo Petrus bersorak sorai saat melihat cerobong Kapel Sistina mengeluarkan asap putih pukul 18.09 waktu setempat dan diikuti bunyi lonceng dari Basilika Santo Petrus yang menegaskan hasil tersebut.
Lantas, bagaimana profil dan rekam jejak sosok Paus Leo XIV?
Paus Leo XIV atau yang memiliki nama asli Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, dari pasangan Louis Marius Prevost yang berdarah Prancis-Italia dan Mildred Martínez yang memiliki keturunan Spanyol.
Latar belakang keluarganya yang multikultural turut membentuk pandangan global dan keterbukaannya dalam pelayanan Gereja.
Sejak muda, Paus Leo XIV menunjukkan ketertarikan pada kehidupan religius dan pelayanan rohani.
Ia menempuh pendidikan awalnya di Seminari Menengah Para Bapa Agustinian, sebelum melanjutkan ke Universitas Villanova di Pennsylvania, tempat ia meraih gelar Sarjana Matematika dan mempelajari filsafat kemudian lulus pada tahun 1977.
Tahun yang sama, ia mengambil langkah penting dalam hidupnya dengan bergabung ke dalam Ordo Santo Agustinus (OSA).
OSA merupakan sebuah tarekat religius Katolik yang dikenal karena tradisi intelektual dan pengabdiannya kepada komunitas. Ia mengucapkan kaul religius pertamanya pada 2 September 1978.
Paus Leo XIV kemudian memperdalam formasi teologinya di Catholic Theological Union sebelum melanjutkan pendidikan lebih lanjut di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas spesialisasi dalam Hukum Kanonik.
Pendidikan ini membekalinya dengan pemahaman mendalam mengenai struktur hukum Gereja yang kelak sangat berguna dalam tugas-tugas kepemimpinan dan administratifnya.
Ia ditahbiskan sebagai imam pada 19 Juni 1982, dalam sebuah misa tahbisan yang dipimpin oleh Uskup Jean Jadot, di Kolese Agustinian Santa Monica.
Tahbisan ini menandai awal dari perjalanan panjangnya dalam pelayanan pastoral, pendidikan, dan kepemimpinan dalam Gereja Katolik baik di tingkat lokal maupun internasional.
Kemudian pada tahun 2015, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo, Peru.
Ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Konferensi Waligereja Peru serta memimpin Komisi Kebudayaan dan Pendidikan.
Pada tahun 2019 dan 2020, Robert Francis Prevost mulai dipercaya menduduki sejumlah jabatan penting di Vatikan.
Ia diangkat sebagai anggota Kongregasi bagi Klerus dan Kongregasi bagi Uskup serta dipercaya menjadi Administrator Apostolik Callao di Peru pada tahun 2020.
Peranannya di Vatikan semakin menonjol ketika Paus Fransiskus menunjuknya pada Januari 2023 sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup sekaligus Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.
Dalam kapasitas ini, Prevost turut memimpin proses seleksi para uskup di berbagai negara dan diangkat sebagai Uskup Agung.
Pada September 2024, ia dilantik sebagai Kardinal dan menerima gereja tituler Santa Monica di Roma.
Sebagai kepala Dikasteri, ia aktif mendampingi Paus dalam perjalanan apostolik dan menjadi salah satu delegasi dalam Sidang Umum Sinode Para Uskup tentang Sinodalitas yang berlangsung pada 2023 dan 2024.
Selain itu, Prevost juga menjadi anggota di…