Selain itu, Prevost juga menjadi anggota di berbagai dikasteri strategis Vatikan.
Seperti Dikasteri untuk Evangelisasi, Ajaran Iman, Gereja Timur, Kehidupan Bakti, Kebudayaan dan Pendidikan, Teks Legislatif, serta Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan.
Pada Februari 2025, ia ditunjuk menjadi bagian dari Ordo Uskup Kardinal dengan gelar suburbikaria Gereja Albano.
Pada 3 Maret 2025, ketika Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Prevost memimpin doa Rosario di Lapangan Santo Petrus.
Ini adalah sebuah momen yang mencerminkan dedikasinya dan menunjukkan kepemimpinannya yang semakin diperhitungkan di kalangan Gereja.
Setiap penggunaan warna merah mencolok dalam prosesi penting Gereja Katolik tersimpan makna yang mendalam, berikut penjelasannya.
Warna merah memang secara tradisional identik dengan paus dalam Gereja Katolik, terutama melalui jubah dan sepatu merah yang dikenakan para kardinal dan Paus.
Warna merah memiliki makna simbolis yang kuat, terutama terkait dengan darah para martir dan sengsara Kristus.
Para kardinal mengenakan jubah merah sebagai simbol kepemimpinan dan kesediaan untuk menumpahkan darah mereka demi Gereja. Tradisi ini berasal dari abad ke-13, ketika Paus Innocentius IV menetapkannya.
Selain itu, warna merah juga digunakan dalam liturgi Katolik untuk berbagai perayaan, seperti Minggu Suci, hari perayaan martir, dan hari perayaan yang terkait dengan darah suci.
Dalam konteks Konklaf, saat para kardinal dikurung di dalam Kapel Sistina untuk memilih Paus baru, jubah merah berfungsi sebagai pengingat visual akan beratnya tanggung jawab yang mereka emban
Selain pengorbanan, warna merah juga menandakan kehormatan tinggi yang melekat pada jabatan kardinal yang dikenal sebagai “Pangeran Gereja”.
Dengan demikian, jubah merah yang dikenakan dalam konklaf bukan hanya simbol status atau bagian dari tata liturgi semata.
Warna merah tersebut melambangkan komitmen, keberanian, dan tanggung jawab moral yang diemban oleh para kardinal.
Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV menekankan pentingnya kasih, dialog, dan pelayanan sebagai inti kepemimpinan Gereja.
Ia juga menyerukan kerja sama lintas batas dan mendesak Gereja untuk tetap hadir di tengah tantangan zaman dengan suara yang penuh harapan dan belas kasih.
Dengan latar belakang kuat dalam hukum kanon, spiritualitas Agustinian, dan pengalaman pastoral di berbagai wilayah, Paus Leo XIV membawa harapan baru bagi Gereja Katolik dunia.
Banyak pihak menilai pemilihannya sebagai langkah signifikan menuju Gereja yang lebih global, mendengarkan, dan melayani, sekaligus tetap berakar pada tradisi iman yang teguh.
Di bawah kepemimpinannya, Gereja Katolik tidak hanya dituntut untuk menjaga tradisi dan ajaran, tetapi juga terus membuka diri terhadap dinamika zaman dan kebutuhan umat di seluruh dunia.
Dunia kini menantikan bagaimana Paus Leo XIV akan menulis bab baru dalam sejarah panjang Gereja dengan semangat pelayanan yang rendah hati dan cinta yang universal.
Ikuti terus kabar terbaru dari Vatikan dan perkembangan Gereja Katolik di seluruh dunia hanya di DB News. (*)
Artikel ini sebagian disusun dengan bantuan teknologi AI dan telah melalui proses penyuntingan oleh jurnalis DB News.
Selain itu, Prevost juga menjadi anggota di berbagai dikasteri strategis Vatikan.
Seperti Dikasteri untuk Evangelisasi, Ajaran Iman, Gereja Timur, Kehidupan Bakti, Kebudayaan dan Pendidikan, Teks Legislatif, serta Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan.
Pada Februari 2025, ia ditunjuk menjadi bagian dari Ordo Uskup Kardinal dengan gelar suburbikaria Gereja Albano.
Pada 3 Maret 2025, ketika Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Prevost memimpin doa Rosario di Lapangan Santo Petrus.
Ini adalah sebuah momen yang mencerminkan dedikasinya dan menunjukkan kepemimpinannya yang semakin diperhitungkan di kalangan Gereja.
Setiap penggunaan warna merah mencolok dalam prosesi penting Gereja Katolik tersimpan makna yang mendalam, berikut penjelasannya.
Warna merah memang secara tradisional identik dengan paus dalam Gereja Katolik, terutama melalui jubah dan sepatu merah yang dikenakan para kardinal dan Paus.
Warna merah memiliki makna simbolis yang kuat, terutama terkait dengan darah para martir dan sengsara Kristus.
Para kardinal mengenakan jubah merah sebagai simbol kepemimpinan dan kesediaan untuk menumpahkan darah mereka demi Gereja. Tradisi ini berasal dari abad ke-13, ketika Paus Innocentius IV menetapkannya.
Selain itu, warna merah juga digunakan dalam liturgi Katolik untuk berbagai perayaan, seperti Minggu Suci, hari perayaan martir, dan hari perayaan yang terkait dengan darah suci.
Dalam konteks Konklaf, saat para kardinal dikurung di dalam Kapel Sistina untuk memilih Paus baru, jubah merah berfungsi sebagai pengingat visual akan beratnya tanggung jawab yang mereka emban
Selain pengorbanan, warna merah juga menandakan kehormatan tinggi yang melekat pada jabatan kardinal yang dikenal sebagai “Pangeran Gereja”.
Dengan demikian, jubah merah yang dikenakan dalam konklaf bukan hanya simbol status atau bagian dari tata liturgi semata.
Warna merah tersebut melambangkan komitmen, keberanian, dan tanggung jawab moral yang diemban oleh para kardinal.
Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV menekankan pentingnya kasih, dialog, dan pelayanan sebagai inti kepemimpinan Gereja.
Ia juga menyerukan kerja sama lintas batas dan mendesak Gereja untuk tetap hadir di tengah tantangan zaman dengan suara yang penuh harapan dan belas kasih.
Dengan latar belakang kuat dalam hukum kanon, spiritualitas Agustinian, dan pengalaman pastoral di berbagai wilayah, Paus Leo XIV membawa harapan baru bagi Gereja Katolik dunia.
Banyak pihak menilai pemilihannya sebagai langkah signifikan menuju Gereja yang lebih global, mendengarkan, dan melayani, sekaligus tetap berakar pada tradisi iman yang teguh.
Di bawah kepemimpinannya, Gereja Katolik tidak hanya dituntut untuk menjaga tradisi dan ajaran, tetapi juga terus membuka diri terhadap dinamika zaman dan kebutuhan umat di seluruh dunia.
Dunia kini menantikan bagaimana Paus Leo XIV akan menulis bab baru dalam sejarah panjang Gereja dengan semangat pelayanan yang rendah hati dan cinta yang universal.
Ikuti terus kabar terbaru dari Vatikan dan perkembangan Gereja Katolik di seluruh dunia hanya di DB News. (*)
Artikel ini sebagian disusun dengan bantuan teknologi AI dan telah melalui proses penyuntingan oleh jurnalis DB News.