Tarian Kosmik Tahunan: Mengungkap Misteri di Balik Aphelion 2025 dan Mitos 'Bediding' di Indonesia
07 Jul 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
6 1

DB NEWS – Fenomena astronomi tahunan yang dinantikan, Aphelion, akan kembali menyapa Bumi pada tahun 2025. 

Momen ketika planet kita mencapai titik orbit terjauhnya dari Matahari ini akan terjadi pada Jumat, 4 Juli 2025. 

Namun, di tengah antusiasme publik, muncul pertanyaan yang selalu berulang: benarkah fenomena ini akan menyebabkan suhu di Indonesia menjadi lebih dingin?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan tegas meluruskan miskonsepsi tersebut. 

Suhu dingin yang kerap dirasakan di sebagian wilayah Indonesia pada pertengahan tahun bukanlah disebabkan oleh jarak Bumi ke Matahari, melainkan oleh faktor sirkulasi angin musiman.

Kapan Tepatnya Aphelion 2025 Terjadi?

Menurut data astronomi dari Space dan In The Sky, puncak fenomena Aphelion 2025 akan terjadi secara presisi pada Jumat, 4 Juli 2025, pukul 02.54 WIB. 

Pada saat itu, pusat Bumi akan berada pada jarak sekitar 152.087.738 kilometer dari pusat Matahari.

Sebagai perbandingan, jarak ini sekitar 4,98 juta kilometer lebih jauh dibandingkan saat Bumi berada di titik terdekatnya (Perihelion) pada 4 Januari lalu. 

Meski terdengar masif, selisih jarak sekitar 3,27% ini tidak memberikan dampak perubahan suhu yang drastis bagi kehidupan di Bumi.

Penyebab Aphelion: Tarian Orbit Elips Bumi

Terjadinya Aphelion dan Perihelion adalah konsekuensi alami dari bentuk orbit Bumi. 

Sebagian besar planet di tata surya, termasuk Bumi, tidak mengelilingi bintang induknya dalam lintasan lingkaran sempurna, melainkan dalam lintasan berbentuk elips atau lonjong.

Konsep ini pertama kali dijelaskan oleh Hukum Kepler tentang gerak planet. 

Bentuk lonjong orbit ini, yang diukur dengan parameter bernama eksentrisitas, memastikan bahwa akan ada satu titik terdekat (Perihelion) dan satu titik terjauh (Aphelion) dalam siklus revolusi tahunan planet. 

Saat berada di Aphelion, sesuai hukum fisika, laju gerak orbit Bumi sedikit melambat dibandingkan saat berada di Perihelion.

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Tarian Kosmik Tahunan: Mengungkap Misteri di Balik Aphelion 2025 dan Mitos 'Bediding' di Indonesia
07 Jul 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
6 1
 

DB NEWS – Fenomena astronomi tahunan yang dinantikan, Aphelion, akan kembali menyapa Bumi pada tahun 2025. 

Momen ketika planet kita mencapai titik orbit terjauhnya dari Matahari ini akan terjadi pada Jumat, 4 Juli 2025. 

Namun, di tengah antusiasme publik, muncul pertanyaan yang selalu berulang: benarkah fenomena ini akan menyebabkan suhu di Indonesia menjadi lebih dingin?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan tegas meluruskan miskonsepsi tersebut. 

Suhu dingin yang kerap dirasakan di sebagian wilayah Indonesia pada pertengahan tahun bukanlah disebabkan oleh jarak Bumi ke Matahari, melainkan oleh faktor sirkulasi angin musiman.

Kapan Tepatnya Aphelion 2025 Terjadi?

Menurut data astronomi dari Space dan In The Sky, puncak fenomena Aphelion 2025 akan terjadi secara presisi pada Jumat, 4 Juli 2025, pukul 02.54 WIB. 

Pada saat itu, pusat Bumi akan berada pada jarak sekitar 152.087.738 kilometer dari pusat Matahari.

Sebagai perbandingan, jarak ini sekitar 4,98 juta kilometer lebih jauh dibandingkan saat Bumi berada di titik terdekatnya (Perihelion) pada 4 Januari lalu. 

Meski terdengar masif, selisih jarak sekitar 3,27% ini tidak memberikan dampak perubahan suhu yang drastis bagi kehidupan di Bumi.

Penyebab Aphelion: Tarian Orbit Elips Bumi

Terjadinya Aphelion dan Perihelion adalah konsekuensi alami dari bentuk orbit Bumi. 

Sebagian besar planet di tata surya, termasuk Bumi, tidak mengelilingi bintang induknya dalam lintasan lingkaran sempurna, melainkan dalam lintasan berbentuk elips atau lonjong.

Konsep ini pertama kali dijelaskan oleh Hukum Kepler tentang gerak planet. 

Bentuk lonjong orbit ini, yang diukur dengan parameter bernama eksentrisitas, memastikan bahwa akan ada satu titik terdekat (Perihelion) dan satu titik terjauh (Aphelion) dalam siklus revolusi tahunan planet. 

Saat berada di Aphelion, sesuai hukum fisika, laju gerak orbit Bumi sedikit melambat dibandingkan saat berada di Perihelion.

Tautan telah disalin ke clipboard!