“Jadi kalau apa yang kita hitung dan kita sampaikan kemarin (Senin) itu sebesar Rp193,7 triliun, perhitungan sementara ya, tapi itu juga sudah komunikasi dengan ahli. Terhadap lima komponen itu baru di tahun 2023,” ujar Harli Siregar.
Pada kesempatan yang sama, Harli juga menjelaskan bahwa awal mula terbongkarnya kasus korupsi besar ini disebabkan oleh keluhan masyarakat yang merasa kualitas BBM buruk terkhusus jenis Pertamax.
Selain itu, terdapat kejanggalan dari subsidi BBM yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang diduga juga akibat perilaku para tersangka.
Nominal pasti dari kerugian negara masih diselidiki sampai saat ini. Kejagung masih akan terus langsungkan penggalian informasi hingga angka final korupsi tahun 2018-2023 terungkap. (*)
“Jadi kalau apa yang kita hitung dan kita sampaikan kemarin (Senin) itu sebesar Rp193,7 triliun, perhitungan sementara ya, tapi itu juga sudah komunikasi dengan ahli. Terhadap lima komponen itu baru di tahun 2023,” ujar Harli Siregar.
Pada kesempatan yang sama, Harli juga menjelaskan bahwa awal mula terbongkarnya kasus korupsi besar ini disebabkan oleh keluhan masyarakat yang merasa kualitas BBM buruk terkhusus jenis Pertamax.
Selain itu, terdapat kejanggalan dari subsidi BBM yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang diduga juga akibat perilaku para tersangka.
Nominal pasti dari kerugian negara masih diselidiki sampai saat ini. Kejagung masih akan terus langsungkan penggalian informasi hingga angka final korupsi tahun 2018-2023 terungkap. (*)