Shell Cabut dari Bisnis SPBU di Indonesia, Citadel & Sefas Ambil Alih: Apa Artinya bagi Konsumen?
24 May 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
77 1

Setelah proses rampung, perusahaan akan menerapkan sistem lisensi merek, di mana pihak yang menerima lisensi dapat memakai merek Shell dengan mengikuti standar global perusahaan.

"Shell menggunakan model lisensi merek untuk bisnis Mobility & Convenience di lebih dari 50 pasar di seluruh dunia, sehingga para pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi," kata Susi.

Dengan lisensi tersebut, pemilik baru dapat mengelola SPBU Shell dengan tetap menjaga mutu layanan sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

Respon Pemerintah dan Proyeksi Investasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menanggapi keputusan Shell Indonesia melepas seluruh SPBU-nya ke perusahaan patungan Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.

Menurutnya, hal ini tidak akan mengganggu arus investasi sektor hilir migas di dalam negeri.

“Dia, kan, menjual, bukan berarti menutup bisnisnya. Itu perpindahan kepemilikan perusahaan aja. Jadi, apanya yang pengaruh (ke investasi hilir)? Dia kan tetap jalan terus,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.

Ia menyebut aksi ini sebagai hal wajar dalam bisnis dan tidak berdampak terhadap pasokan atau distribusi BBM ke masyarakat.

Apalagi Shell adalah perusahaan swasta, sehingga pemerintah tidak berwenang untuk membatasi keputusan korporasi mereka.

“Kami harus menghargai setiap perusahaan swasta yang melakukan aksi korporasi,” ucapnya.

Ini bukan pertama kalinya perusahaan energi global melepas bisnis ritel BBM di Indonesia.

Sebelumnya, Total dan Mobil juga melakukan hal serupa. Apakah ini tanda bahwa pasar SPBU lokal makin sulit bagi pemain asing?

Dengan akuisisi ini, Shell menunjukkan arah baru dalam strategi bisnisnya di Indonesia, sementara Citadel dan Sefas siap meneruskan tongkat estafet layanan SPBU dengan tetap menjunjung standar global yang telah dibangun Shell.

Meski kepemilikan berpindah tangan, publik tak perlu khawatir akan layanan dan produk BBM Shell tetap akan tersedia dan beroperasi seperti biasa.

Transisi ini pun menegaskan bahwa investasi sektor hilir migas di Indonesia masih menjanjikan dan terbuka bagi kolaborasi strategis lintas negara.

Pantau terus DB News untuk terus update seputar dunia bisnis, energi, dan ekonomi. (*)

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Shell Cabut dari Bisnis SPBU di Indonesia, Citadel & Sefas Ambil Alih: Apa Artinya bagi Konsumen?
24 May 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
77 1
 

Setelah proses rampung, perusahaan akan menerapkan sistem lisensi merek, di mana pihak yang menerima lisensi dapat memakai merek Shell dengan mengikuti standar global perusahaan.

"Shell menggunakan model lisensi merek untuk bisnis Mobility & Convenience di lebih dari 50 pasar di seluruh dunia, sehingga para pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi," kata Susi.

Dengan lisensi tersebut, pemilik baru dapat mengelola SPBU Shell dengan tetap menjaga mutu layanan sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

Respon Pemerintah dan Proyeksi Investasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menanggapi keputusan Shell Indonesia melepas seluruh SPBU-nya ke perusahaan patungan Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.

Menurutnya, hal ini tidak akan mengganggu arus investasi sektor hilir migas di dalam negeri.

“Dia, kan, menjual, bukan berarti menutup bisnisnya. Itu perpindahan kepemilikan perusahaan aja. Jadi, apanya yang pengaruh (ke investasi hilir)? Dia kan tetap jalan terus,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.

Ia menyebut aksi ini sebagai hal wajar dalam bisnis dan tidak berdampak terhadap pasokan atau distribusi BBM ke masyarakat.

Apalagi Shell adalah perusahaan swasta, sehingga pemerintah tidak berwenang untuk membatasi keputusan korporasi mereka.

“Kami harus menghargai setiap perusahaan swasta yang melakukan aksi korporasi,” ucapnya.

Ini bukan pertama kalinya perusahaan energi global melepas bisnis ritel BBM di Indonesia.

Sebelumnya, Total dan Mobil juga melakukan hal serupa. Apakah ini tanda bahwa pasar SPBU lokal makin sulit bagi pemain asing?

Dengan akuisisi ini, Shell menunjukkan arah baru dalam strategi bisnisnya di Indonesia, sementara Citadel dan Sefas siap meneruskan tongkat estafet layanan SPBU dengan tetap menjunjung standar global yang telah dibangun Shell.

Meski kepemilikan berpindah tangan, publik tak perlu khawatir akan layanan dan produk BBM Shell tetap akan tersedia dan beroperasi seperti biasa.

Transisi ini pun menegaskan bahwa investasi sektor hilir migas di Indonesia masih menjanjikan dan terbuka bagi kolaborasi strategis lintas negara.

Pantau terus DB News untuk terus update seputar dunia bisnis, energi, dan ekonomi. (*)

Tautan telah disalin ke clipboard!