Setelah Kejadian Kiesha & Dimas, Akankah Industri Film Indonesia Berbenah?
26 Jun 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
19 1

Saatnya Reformasi: Harapan dan Tantangan Perfilman Nasional

Meski dirundung isu etik, industri film Indonesia mencatatkan pertumbuhan signifikan. Tahun 2024, jumlah penonton film lokal menembus 80 juta orang—angka tertinggi dalam satu dekade. 

Pangsa pasar film nasional pun mencapai 65% dari seluruh pemutaran bioskop domestik.

Produksi film pun meningkat: lebih dari 200 judul dirilis tahun lalu, menunjukkan gairah kreatif yang tinggi. 

Dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) makin gencar, dari insentif pajak, promosi digital, hingga festival lokal.

Namun di balik pencapaian itu, kualitas budaya kerja belum seragam. Insiden seperti Dimas dan Kiesha menunjukkan perlunya penguatan ekosistem dari sisi etika, bukan hanya teknis dan finansial.

Ada tiga langkah strategis yang bisa segera diambil:

  1. Penerapan Protokol Anti-Kekerasan. Disusun oleh asosiasi film nasional dan disahkan sebagai SOP setiap rumah produksi.
  2. Pendampingan Psikologis di Set. Terutama untuk aktor remaja dan anak, agar syuting tidak membebani mental mereka.
  3. Pelatihan Etika Profesi. Rutin dilakukan bagi aktor, sutradara, kru senior, dan manajer produksi.

Diversifikasi genre juga dibutuhkan. Industri masih terlalu banyak bergantung pada drama keluarga dan horor komersial. 

Kolaborasi lintas platform dan kreator muda menjadi kunci agar film Indonesia tidak hanya berkembang di dalam negeri, tapi juga berekspansi ke pasar global.

"Kalau mau menembus pasar internasional, standar kerja kita juga harus global," kata Yadi Sugandi, sinematografer senior.

Insiden Kiesha–Dimas bukan akhir cerita, tapi bisa menjadi awal baru. Jika dijadikan pelajaran, ia dapat mendorong industri untuk menciptakan ruang kerja yang aman, inklusif, dan profesional bagi semua pihak.

Ikuti terus liputan mendalam DB News untuk analisis kritis seputar dinamika industri hiburan Tanah Air.

Disclaimer: Artikel ini dihasilkan sebagian dengan bantuan AI dan dikurasi oleh tim redaksi DB News untuk menjamin akurasi dan nilai tambah informasi. (*)

 

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Setelah Kejadian Kiesha & Dimas, Akankah Industri Film Indonesia Berbenah?
26 Jun 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
19 1
 

Saatnya Reformasi: Harapan dan Tantangan Perfilman Nasional

Meski dirundung isu etik, industri film Indonesia mencatatkan pertumbuhan signifikan. Tahun 2024, jumlah penonton film lokal menembus 80 juta orang—angka tertinggi dalam satu dekade. 

Pangsa pasar film nasional pun mencapai 65% dari seluruh pemutaran bioskop domestik.

Produksi film pun meningkat: lebih dari 200 judul dirilis tahun lalu, menunjukkan gairah kreatif yang tinggi. 

Dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) makin gencar, dari insentif pajak, promosi digital, hingga festival lokal.

Namun di balik pencapaian itu, kualitas budaya kerja belum seragam. Insiden seperti Dimas dan Kiesha menunjukkan perlunya penguatan ekosistem dari sisi etika, bukan hanya teknis dan finansial.

Ada tiga langkah strategis yang bisa segera diambil:

  1. Penerapan Protokol Anti-Kekerasan. Disusun oleh asosiasi film nasional dan disahkan sebagai SOP setiap rumah produksi.
  2. Pendampingan Psikologis di Set. Terutama untuk aktor remaja dan anak, agar syuting tidak membebani mental mereka.
  3. Pelatihan Etika Profesi. Rutin dilakukan bagi aktor, sutradara, kru senior, dan manajer produksi.

Diversifikasi genre juga dibutuhkan. Industri masih terlalu banyak bergantung pada drama keluarga dan horor komersial. 

Kolaborasi lintas platform dan kreator muda menjadi kunci agar film Indonesia tidak hanya berkembang di dalam negeri, tapi juga berekspansi ke pasar global.

"Kalau mau menembus pasar internasional, standar kerja kita juga harus global," kata Yadi Sugandi, sinematografer senior.

Insiden Kiesha–Dimas bukan akhir cerita, tapi bisa menjadi awal baru. Jika dijadikan pelajaran, ia dapat mendorong industri untuk menciptakan ruang kerja yang aman, inklusif, dan profesional bagi semua pihak.

Ikuti terus liputan mendalam DB News untuk analisis kritis seputar dinamika industri hiburan Tanah Air.

Disclaimer: Artikel ini dihasilkan sebagian dengan bantuan AI dan dikurasi oleh tim redaksi DB News untuk menjamin akurasi dan nilai tambah informasi. (*)

 

Tautan telah disalin ke clipboard!