DB NEWS - Di tengah arus kehidupan modern yang menekankan pencitraan dan validasi, istilah "narsistik" menjadi semakin sering terdengar. Terdapat gangguan kepribadian yang dikenal sebagai Gangguan Kepribadian Narsistik atau NPD.
Gangguan ini jauh lebih kompleks daripada sekadar kesombongan atau kecintaan berlebih pada diri sendiri.
Tak jarang istilah ‘NPD’ digunakan untuk melabeli seseorang yang dinilai bersikap narsis dan egois.
Namun, apa sebenarnya makna dari istilah NPD yang sedang marak dibicarakan akhir-akhir ini?
Pernahkah Anda bertemu seseorang yang selalu ingin dikagumi tetapi tidak pernah benar-benar peduli pada Anda?
(BACA JUGA: Manfaat Ajaib Kopi Hitam, Ternyata Bisa Redakan 6 Penyakit Ini, Cek Selengkapnya!)
Bisa jadi orang tersebut mengidap gangguan mental satu ini.
NPD adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandai oleh pola pikir dan perilaku yang menunjukkan rasa superioritas, kebutuhan akan pujian berlebihan, dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Meski sekilas tampak percaya diri, individu dengan NPD sebenarnya menyimpan kerentanan terhadap kritik dan memiliki harga diri yang rapuh.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), NPD masuk dalam kategori gangguan kepribadian Cluster B yang mencakup perilaku dramatis, emosional, atau tidak stabil.
Menurut data dari WHO, diperkirakan sekitar 1% dari populasi global mengalami gangguan ini, dan angka sebenarnya bisa lebih tinggi karena banyak penderita yang tidak menyadari kondisinya atau enggan mencari bantuan.
Lalu, bagaimana gejala-gejala umumnya?
Gejala NPD biasanya mulai muncul di awal masa dewasa dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang baik secara pribadi maupun sosial. Berikut adalah beberapa gejala umum dari NPD:
Tidak semua orang yang menunjukkan beberapa gejala ini otomatis mengidap NPD. Diagnosis harus dilakukan oleh tenaga profesional berdasarkan evaluasi klinis menyeluruh.
Belum ada penyebab tunggal yang dapat menjelaskan mengapa seseorang mengalami NPD.
Namun, para ahli percaya bahwa gangguan ini berkembang melalui kombinasi faktor-faktor berikut:
1. Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada unsur genetik dalam perkembangan NPD. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.
2. Pola Asuh Masa Kecil (Lingkungan)
Pola asuh yang terlalu memanjakan atau sebaliknya terlalu mengkritik atau mengabaikan dapat menjadi faktor yang memicu perkembangan gangguan ini.
Anak yang tumbuh tanpa batasan sehat atau empati yang konsisten cenderung mengalami kesulitan dalam membangun citra diri yang seimbang.
3. Faktor Neurobiologis
Beberapa studi menyebutkan bahwa adanya kelainan pada struktur otak yang mengatur emosi dan empati dapat turut berkontribusi terhadap munculnya NPD.
Lantas, bagaimana cara menghadapi seseorang dengan kelainan mental NPD…
DB NEWS - Di tengah arus kehidupan modern yang menekankan pencitraan dan validasi, istilah "narsistik" menjadi semakin sering terdengar. Terdapat gangguan kepribadian yang dikenal sebagai Gangguan Kepribadian Narsistik atau NPD.
Gangguan ini jauh lebih kompleks daripada sekadar kesombongan atau kecintaan berlebih pada diri sendiri.
Tak jarang istilah ‘NPD’ digunakan untuk melabeli seseorang yang dinilai bersikap narsis dan egois.
Namun, apa sebenarnya makna dari istilah NPD yang sedang marak dibicarakan akhir-akhir ini?
Pernahkah Anda bertemu seseorang yang selalu ingin dikagumi tetapi tidak pernah benar-benar peduli pada Anda?
(BACA JUGA: Manfaat Ajaib Kopi Hitam, Ternyata Bisa Redakan 6 Penyakit Ini, Cek Selengkapnya!)
Bisa jadi orang tersebut mengidap gangguan mental satu ini.
NPD adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandai oleh pola pikir dan perilaku yang menunjukkan rasa superioritas, kebutuhan akan pujian berlebihan, dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Meski sekilas tampak percaya diri, individu dengan NPD sebenarnya menyimpan kerentanan terhadap kritik dan memiliki harga diri yang rapuh.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), NPD masuk dalam kategori gangguan kepribadian Cluster B yang mencakup perilaku dramatis, emosional, atau tidak stabil.
Menurut data dari WHO, diperkirakan sekitar 1% dari populasi global mengalami gangguan ini, dan angka sebenarnya bisa lebih tinggi karena banyak penderita yang tidak menyadari kondisinya atau enggan mencari bantuan.
Lalu, bagaimana gejala-gejala umumnya?
Gejala NPD biasanya mulai muncul di awal masa dewasa dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang baik secara pribadi maupun sosial. Berikut adalah beberapa gejala umum dari NPD:
Tidak semua orang yang menunjukkan beberapa gejala ini otomatis mengidap NPD. Diagnosis harus dilakukan oleh tenaga profesional berdasarkan evaluasi klinis menyeluruh.
Belum ada penyebab tunggal yang dapat menjelaskan mengapa seseorang mengalami NPD.
Namun, para ahli percaya bahwa gangguan ini berkembang melalui kombinasi faktor-faktor berikut:
1. Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada unsur genetik dalam perkembangan NPD. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.
2. Pola Asuh Masa Kecil (Lingkungan)
Pola asuh yang terlalu memanjakan atau sebaliknya terlalu mengkritik atau mengabaikan dapat menjadi faktor yang memicu perkembangan gangguan ini.
Anak yang tumbuh tanpa batasan sehat atau empati yang konsisten cenderung mengalami kesulitan dalam membangun citra diri yang seimbang.
3. Faktor Neurobiologis
Beberapa studi menyebutkan bahwa adanya kelainan pada struktur otak yang mengatur emosi dan empati dapat turut berkontribusi terhadap munculnya NPD.
Lantas, bagaimana cara menghadapi seseorang dengan kelainan mental NPD…