Tumbuhnya semangat perjuangan nasionalisme pemuda Indonesia merupakan dampak dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Buku ini kemudian dibaca oleh para anggota Perhimpunan Indonesia serta Budi Utomo yang pada saat itu merupakan bagian dari organisasi pemuda dalam memberantas penjajahan di Indonesia.
(BACA JUGA: Cari Destinasi Unik di Surabaya? Ini 10 Museum yang Wajib Kamu Kunjungi!)
Lantas, buku tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan memperoleh dukungan luas di negara Belanda.
Antusiasme terhadap gerakan emansipasi yang diangkat oleh Kartini pun terus berkembang.
Sebagai wujud nyata dari semangat tersebut, pada tahun 1916 didirikanlah Yayasan Kartini.
Melalui yayasan ini, sekolah-sekolah perempuan mulai bermunculan di berbagai daerah seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, hingga Cirebon.
Kini, saat perempuan Indonesia mendominasi bidang pendidikan dan teknologi, semangat Kartini justru menjadi semakin relevan.
Tapi benarkah semua perempuan telah ‘terbit ke terang’?”
Semangat Kartini kini semakin relevan di tengah dominasi perempuan Indonesia dalam dunia pendidikan dan teknologi.
Dilansir dari bps.go.id, sebuah data menunjukkan bahwa perempuan sudah mendominasi jumlah mahasiswa di perguruan tinggi dan mulai menembus sektor teknologi, meski masih di angka 22-29 persen pekerja.
Namun, belum semua perempuan benar-benar ‘terbit ke terang’.
Tantangan seperti stereotip gender, keterbatasan akses pendidikan di daerah terpencil, dan kurangnya pelatihan teknologi masih harus dihadapi.
Perempuan di wilayah pelosok dan sektor teknologi butuh dukungan lebih agar kesempatan mereka setara dengan laki-laki.
Jadi, perjuangan Kartini belum usai, masih banyak ruang untuk perempuan Indonesia bersinar lebih terang dan merata di seluruh penjuru negeri.
(BACA JUGA: AS Soroti QRIS dan GPN, Visa-Mastercard Terhambat? Sistem Pembayaran Indonesia dalam Tekanan)
Pada hari Kartini, kita diharapkan dapat lebih bersemangat untuk meneladani serta melanjutkan perjuangan Kartini dalam mencerdaskan kaum wanita dan membebaskan mereka dari keterbelakangan.
Untuk informasi mendalam tentang tokoh-tokoh nasional dan perjuangan emansipasi perempuan Indonesia, baca juga rubrik Sosok & Sejarah eksklusif hanya di DB News. (*)
Tumbuhnya semangat perjuangan nasionalisme pemuda Indonesia merupakan dampak dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Buku ini kemudian dibaca oleh para anggota Perhimpunan Indonesia serta Budi Utomo yang pada saat itu merupakan bagian dari organisasi pemuda dalam memberantas penjajahan di Indonesia.
(BACA JUGA: Cari Destinasi Unik di Surabaya? Ini 10 Museum yang Wajib Kamu Kunjungi!)
Lantas, buku tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan memperoleh dukungan luas di negara Belanda.
Antusiasme terhadap gerakan emansipasi yang diangkat oleh Kartini pun terus berkembang.
Sebagai wujud nyata dari semangat tersebut, pada tahun 1916 didirikanlah Yayasan Kartini.
Melalui yayasan ini, sekolah-sekolah perempuan mulai bermunculan di berbagai daerah seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, hingga Cirebon.
Kini, saat perempuan Indonesia mendominasi bidang pendidikan dan teknologi, semangat Kartini justru menjadi semakin relevan.
Tapi benarkah semua perempuan telah ‘terbit ke terang’?”
Semangat Kartini kini semakin relevan di tengah dominasi perempuan Indonesia dalam dunia pendidikan dan teknologi.
Dilansir dari bps.go.id, sebuah data menunjukkan bahwa perempuan sudah mendominasi jumlah mahasiswa di perguruan tinggi dan mulai menembus sektor teknologi, meski masih di angka 22-29 persen pekerja.
Namun, belum semua perempuan benar-benar ‘terbit ke terang’.
Tantangan seperti stereotip gender, keterbatasan akses pendidikan di daerah terpencil, dan kurangnya pelatihan teknologi masih harus dihadapi.
Perempuan di wilayah pelosok dan sektor teknologi butuh dukungan lebih agar kesempatan mereka setara dengan laki-laki.
Jadi, perjuangan Kartini belum usai, masih banyak ruang untuk perempuan Indonesia bersinar lebih terang dan merata di seluruh penjuru negeri.
(BACA JUGA: AS Soroti QRIS dan GPN, Visa-Mastercard Terhambat? Sistem Pembayaran Indonesia dalam Tekanan)
Pada hari Kartini, kita diharapkan dapat lebih bersemangat untuk meneladani serta melanjutkan perjuangan Kartini dalam mencerdaskan kaum wanita dan membebaskan mereka dari keterbelakangan.
Untuk informasi mendalam tentang tokoh-tokoh nasional dan perjuangan emansipasi perempuan Indonesia, baca juga rubrik Sosok & Sejarah eksklusif hanya di DB News. (*)