Selain menjadi tenaga pengajar di IKJ, beliau juga mengajar di London School dan College of La Salle, jauh sebelum itu seniman satu ini memulai perjalanan karirnya sebagai aktor teater.
Dirinya pernah tampil bersama teater kecil yang menampilkan “Ozon dan Sumur Tanpa Dasar” di Filipina,Malaysia, dan Singapura.
(BACA JUGA: Terbongkar! Polisi Gerebek Tempat Produksi Minyakita Palsu yang Beredar di Masyarakat)
Selain itu bersama dengan grup yang sama pula, Subarkah tampil di 4 kota berbeda melalui program Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat (KIAS).
Karirnya tak berhenti disana ia juga aktif dalam dunia perfilman dan menjadi bagian dari film-film besar seperti:
Ia juga turut andil dalam beberapa sinetron lawas seperti, Si Doel Anak Sekolahan (1994), Akal-akalan (1996) dan Cintaku di Rumah Susun season 1-2 (2003-2005).
Tak tanggung-tanggung Subarkah juga memiliki berbagai prestasi, yakni:
(BACA JUGA: Diterpa Isu Miring dengan Mendiang Kim Sae-ron! Profil Kim Soo-hyun, Aktor Terkenal Korea Selatan)
Kiprahnya di dunia seni peran dan akademi membuat tempat dalam hati banyak orang, bahkan hingga akhir hayatnya Subarkah masih aktif berperan sebagai seniman dan dosen.
Selama 3 tahun berjuang melawan kanker serta 2 tahun menjalani kemoterapi dan radiasi, ia beberapa kali dirawat di RSCM sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Cisalak.
Namun, seniman berusia 66 tahun itu pun akhirnya berpulang, akibat kondisinya yang terus menurun, jenazah kemudian dimakamkan di TPU Tapos, Bogor segera setelah kepergiannya.
Kembalinya Subarkah Hadisarjana ke pangkuan yang Maha Kuasa meninggalkan begitu banyak duka mendalam terutama bagi dunia seniman Indonesia.
(BACA JUGA: Hanya Hitungan Hari! Pengumuman SNBP 2025 Segera Tiba, Cek Link Resmi dan Mirror di Sini!)
Karya dan dedikasinya untuk dunia perfilman dan teater Indonesia akan selalu dikenang sebagai seorang legenda yang berperan dalam industri seni dan budaya Tanah Air. (*)
Selain menjadi tenaga pengajar di IKJ, beliau juga mengajar di London School dan College of La Salle, jauh sebelum itu seniman satu ini memulai perjalanan karirnya sebagai aktor teater.
Dirinya pernah tampil bersama teater kecil yang menampilkan “Ozon dan Sumur Tanpa Dasar” di Filipina,Malaysia, dan Singapura.
(BACA JUGA: Terbongkar! Polisi Gerebek Tempat Produksi Minyakita Palsu yang Beredar di Masyarakat)
Selain itu bersama dengan grup yang sama pula, Subarkah tampil di 4 kota berbeda melalui program Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat (KIAS).
Karirnya tak berhenti disana ia juga aktif dalam dunia perfilman dan menjadi bagian dari film-film besar seperti:
Ia juga turut andil dalam beberapa sinetron lawas seperti, Si Doel Anak Sekolahan (1994), Akal-akalan (1996) dan Cintaku di Rumah Susun season 1-2 (2003-2005).
Tak tanggung-tanggung Subarkah juga memiliki berbagai prestasi, yakni:
(BACA JUGA: Diterpa Isu Miring dengan Mendiang Kim Sae-ron! Profil Kim Soo-hyun, Aktor Terkenal Korea Selatan)
Kiprahnya di dunia seni peran dan akademi membuat tempat dalam hati banyak orang, bahkan hingga akhir hayatnya Subarkah masih aktif berperan sebagai seniman dan dosen.
Selama 3 tahun berjuang melawan kanker serta 2 tahun menjalani kemoterapi dan radiasi, ia beberapa kali dirawat di RSCM sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Cisalak.
Namun, seniman berusia 66 tahun itu pun akhirnya berpulang, akibat kondisinya yang terus menurun, jenazah kemudian dimakamkan di TPU Tapos, Bogor segera setelah kepergiannya.
Kembalinya Subarkah Hadisarjana ke pangkuan yang Maha Kuasa meninggalkan begitu banyak duka mendalam terutama bagi dunia seniman Indonesia.
(BACA JUGA: Hanya Hitungan Hari! Pengumuman SNBP 2025 Segera Tiba, Cek Link Resmi dan Mirror di Sini!)
Karya dan dedikasinya untuk dunia perfilman dan teater Indonesia akan selalu dikenang sebagai seorang legenda yang berperan dalam industri seni dan budaya Tanah Air. (*)