Di Balik Aliansi Toyota dan Huawei: Masa Depan Mobil Listrik Tiongkok Ditentukan AI?
19 Jun 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
18 1

Inovasi Dalam Kabin: Ketika Mobil Menjadi Perpanjangan Rumah

Toyota tak lagi sekadar menjual kendaraan—mereka tengah membentuk ulang definisi mobil itu sendiri. 

Dalam proyek flagship bZ7, hasil kolaborasi dengan Huawei dan Xiaomi mulai terasa di balik dashboard. 

Tablet Xiaomi terpadu dengan sistem AIoT menghadirkan ekosistem smart home on wheels, yang menjadikan mobil mampu terhubung secara seamless dengan perangkat rumah, dari speaker pintar hingga pendingin ruangan.

Lebih dalam lagi, sistem infotainment HarmonyOS 5.0 dari Huawei disematkan dalam kokpit mobil bertenaga listrik itu. 

Layar sentuh 15,6 inci yang responsif dengan dukungan chipset Kirin generasi terbaru mempercepat semua proses digital, dari navigasi, hiburan, hingga manajemen kendaraan. 

Bahkan, dengan kolaborasi Tencent dan Huawei, Toyota memperkenalkan asisten suara AI generasi baru yang tak hanya mengerti perintah verbal, tapi juga mampu mengenali kebiasaan pengemudi secara personal. 

Mobil Anda mulai mengenal Anda.

Sebagai gambaran, jika pengemudi sering memutar lagu jazz pada pukul 7 malam, mobil secara otomatis akan menyarankan playlist serupa saat waktu tersebut tiba. 

Ini bukan sekadar fitur, melainkan pergeseran paradigma dari “kendaraan” menjadi “mitra digital”.

Langkah Menuju Otonomi Penuh: Sensor, AI, dan Smart Driving

Dengan teknologi Momenta 6.0, Toyota mengemas lebih dari 50 fitur smart driving ke dalam bZ3X dan bZ7. 

Mulai dari gesture recognition, real-time hazard detection, hingga voice-activated navigation. 

Tak hanya membaca jalanan, mobil juga membaca pengemudinya. 

Kamera internal memantau postur tubuh, arah pandangan, dan tanda-tanda kelelahan untuk menyelaraskan kontrol mobil.

Langkah besar lainnya adalah penggunaan LiDAR sensor dalam unit bZ7—indikasi bahwa Toyota sedang mempersiapkan kendaraan untuk mencapai otonomi level 3 atau bahkan 4 di tahun-tahun mendatang. 

Dengan target ambisius 2028, fitur “caring butler” alias pelayan digital berbasis AI diharapkan mampu menjelma menjadi “mitra simbiosis” yang benar-benar mengerti isi hati pengemudi, setidaknya secara algoritmik.

Namun, teknologi kabin dan kecerdasan kendaraan bukan satu-satunya kartu truf Toyota. 

Di balik tubuh bZ7 dan bZ3X, terdapat inovasi besar dalam sasis digital, sistem baterai, dan arsitektur elektronik, yang kelak menjadi tulang punggung generasi baru kendaraan listrik pintar.

Apa sebenarnya “digital chassis” itu? 

Bagaimana Toyota mendesain ulang cara mobil merespons jalan? 

Dan bagaimana peran China R&D 2.0 membuat pabrikan Jepang ini tak lagi tergantung pada Tokyo? 

Simak di halaman 3 selanjutnya.

Di Balik Aliansi Toyota dan Huawei: Masa Depan Mobil Listrik Tiongkok Ditentukan AI?
19 Jun 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
18 1
 

Inovasi Dalam Kabin: Ketika Mobil Menjadi Perpanjangan Rumah

Toyota tak lagi sekadar menjual kendaraan—mereka tengah membentuk ulang definisi mobil itu sendiri. 

Dalam proyek flagship bZ7, hasil kolaborasi dengan Huawei dan Xiaomi mulai terasa di balik dashboard. 

Tablet Xiaomi terpadu dengan sistem AIoT menghadirkan ekosistem smart home on wheels, yang menjadikan mobil mampu terhubung secara seamless dengan perangkat rumah, dari speaker pintar hingga pendingin ruangan.

Lebih dalam lagi, sistem infotainment HarmonyOS 5.0 dari Huawei disematkan dalam kokpit mobil bertenaga listrik itu. 

Layar sentuh 15,6 inci yang responsif dengan dukungan chipset Kirin generasi terbaru mempercepat semua proses digital, dari navigasi, hiburan, hingga manajemen kendaraan. 

Bahkan, dengan kolaborasi Tencent dan Huawei, Toyota memperkenalkan asisten suara AI generasi baru yang tak hanya mengerti perintah verbal, tapi juga mampu mengenali kebiasaan pengemudi secara personal. 

Mobil Anda mulai mengenal Anda.

Sebagai gambaran, jika pengemudi sering memutar lagu jazz pada pukul 7 malam, mobil secara otomatis akan menyarankan playlist serupa saat waktu tersebut tiba. 

Ini bukan sekadar fitur, melainkan pergeseran paradigma dari “kendaraan” menjadi “mitra digital”.

Langkah Menuju Otonomi Penuh: Sensor, AI, dan Smart Driving

Dengan teknologi Momenta 6.0, Toyota mengemas lebih dari 50 fitur smart driving ke dalam bZ3X dan bZ7. 

Mulai dari gesture recognition, real-time hazard detection, hingga voice-activated navigation. 

Tak hanya membaca jalanan, mobil juga membaca pengemudinya. 

Kamera internal memantau postur tubuh, arah pandangan, dan tanda-tanda kelelahan untuk menyelaraskan kontrol mobil.

Langkah besar lainnya adalah penggunaan LiDAR sensor dalam unit bZ7—indikasi bahwa Toyota sedang mempersiapkan kendaraan untuk mencapai otonomi level 3 atau bahkan 4 di tahun-tahun mendatang. 

Dengan target ambisius 2028, fitur “caring butler” alias pelayan digital berbasis AI diharapkan mampu menjelma menjadi “mitra simbiosis” yang benar-benar mengerti isi hati pengemudi, setidaknya secara algoritmik.

Namun, teknologi kabin dan kecerdasan kendaraan bukan satu-satunya kartu truf Toyota. 

Di balik tubuh bZ7 dan bZ3X, terdapat inovasi besar dalam sasis digital, sistem baterai, dan arsitektur elektronik, yang kelak menjadi tulang punggung generasi baru kendaraan listrik pintar.

Apa sebenarnya “digital chassis” itu? 

Bagaimana Toyota mendesain ulang cara mobil merespons jalan? 

Dan bagaimana peran China R&D 2.0 membuat pabrikan Jepang ini tak lagi tergantung pada Tokyo? 

Simak di halaman 3 selanjutnya.

Tautan telah disalin ke clipboard!