Bantu Bangun IKN, Ini Profil Eks PM Inggris Tony Blair yang Diangkat Jadi Dewan Pengawas Danantara, Netizen: Penjahat Perang!
25 Feb 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
62 1

DB NEWS - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang sebelumnya merupakan dewan penasihat Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menjadi perbincangan publik setelah ditunjuk sebagai dewan pengawas Danantara.

CEO Danantara, Rosan Roeslani turut mengonfirmasi ditunjuknya Sir Anthony Charles Lynton Blair sebagai salah satu dewan pengawas Danantara yang diharapkan dapat membantu lembaga pengelola investasi strategis Indonesia tersebut.

"Iya salah satunya [Tony Blair]," kata Rosan di Istana Kepresidenan pada Senin, (24/02).

Sebelumnya, namanya pernah mencuat di publik saat Tony Blair ditunjuk sebagai salah satu penasihat IKN yang turut mempromosikan IKN ke dunia internasional.

Lantas, bagaimana rekam jejak mantan perdana menteri Inggris yang dipercaya sebagai salah satu dewan pengawas Danantara ini?

(BACA JUGA: Merah Menyala! Saham IHSG Anjlok, Buntut Peresmian Danantara?)

Siapa Tony Blair?

Anthony Charles Lynton Blair yang kerap disapa Tony Blair pria kelahiran 6 Mei 1953 dari Edinburgh, Skotlandia.

Menempuh pendidikan hukum di Universitas Oxford, Tony Blair memiliki karir sebagai pengacara dan kemudian menjadi anggota parlemen Partai Buruh pada tahun 1983.

Terpilih menjadi anggota parlemen dari Partai Buruh pada 1983 merupakan awal dari melejitnya karir politik Tony Blair.

Kemudian, Tony Blair berhasil unggul menjadi pemimpin partai dengan perolehan suara sebesar 57 persen setelah John Smith yang merupakan pemimpin Partai Buruh meninggal dunia pada 1994.

Pada akhirnya, Tony Blair pun berhasil memenangkan pemilihan umum perdana menteri di tahun 1997 dan menjadikan ia perdana menteri Inggris termuda pada saat itu.

(BACA JUGA: Struktur Danantara Disorot: Isu Nepotisme dan Rekam Jejak Korupsi Jadi Sorotan!)

Dengan usahanya untuk meningkatkan citra Inggris yang muda dan modern, Tony Blair dikenal sebagai tokoh reformasi di bidang pendidikan dan kesehatan.

Pada 2001, Blair kembali unggul dan terpilih sebagai perdana menteri Inggris, namun ia menghadapi beberapa permasalahan dan diwarnai dengan keretakan hubungannya bersama Kanselir Gordon Brown pada masa itu.

Invasi Irak tahun 2003 yang melibatkan Inggris bersama Amerika Serikat merupakan salah satu kebijakan kontroversial Tony Blair yang mendapat kritikan dari berbagai pihak.

Presiden AS pada tahun 2001-2009, George W Bush dan Tony Blair dikenal sebagai dua sekutu dalam perang Irak karena mereka mendukung operasi militer untuk menggulingkan Presiden Saddam Husein.

Invasi Irak yang tidak mendapat restu dari PBB ini tetap dilaksanakan pada (20/03/2003) dengan mengerahkan tentara sebanyak 200 ribu menuju ke Irak.

(BACA JUGA: Prabowo Resmikan Danantara Bersama Jokowi dan SBY, Netizen: Megawati Ga Diajak?)

Akibat dari kebijakan kontroversialnya itu, lebih dari 1 juta warga di London berunjuk rasa untuk memprotes invasi militer ke Irak tersebut.

Meski begitu, Tony Blair kembali terpilih menjadi perdana menteri Inggris untuk ke-3 kalinya pada tahun 2005 yang membuatnya menjadi salah satu perdana menteri yang memiliki masa jabatan terlama ke-2 setelah Margaret Thatcher.

Lantas, terpilihnya Tony Blair sebagai dewan pengawas Danantara mendapat sorotan dari netizen, pasalnya eks PM Inggris tersebut pernah mendukung aksi invasi Irak pada 2003.

“Tony Blair penjahat perang!,” tulis salah satu netizen pada platform X.

Tak sedikit juga yang mengatakan bahwa ditetapkannya Tony Blair sebagai dewan pengawas Danantara hanyalah sebagai pencitraan semata.

“Gaya2an prabowo biar kelihatan keren,” ujar netizen lain. (*)

Bantu Bangun IKN, Ini Profil Eks PM Inggris Tony Blair yang Diangkat Jadi Dewan Pengawas Danantara, Netizen: Penjahat Perang!
25 Feb 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
62 1
 

DB NEWS - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang sebelumnya merupakan dewan penasihat Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menjadi perbincangan publik setelah ditunjuk sebagai dewan pengawas Danantara.

CEO Danantara, Rosan Roeslani turut mengonfirmasi ditunjuknya Sir Anthony Charles Lynton Blair sebagai salah satu dewan pengawas Danantara yang diharapkan dapat membantu lembaga pengelola investasi strategis Indonesia tersebut.

"Iya salah satunya [Tony Blair]," kata Rosan di Istana Kepresidenan pada Senin, (24/02).

Sebelumnya, namanya pernah mencuat di publik saat Tony Blair ditunjuk sebagai salah satu penasihat IKN yang turut mempromosikan IKN ke dunia internasional.

Lantas, bagaimana rekam jejak mantan perdana menteri Inggris yang dipercaya sebagai salah satu dewan pengawas Danantara ini?

(BACA JUGA: Merah Menyala! Saham IHSG Anjlok, Buntut Peresmian Danantara?)

Siapa Tony Blair?

Anthony Charles Lynton Blair yang kerap disapa Tony Blair pria kelahiran 6 Mei 1953 dari Edinburgh, Skotlandia.

Menempuh pendidikan hukum di Universitas Oxford, Tony Blair memiliki karir sebagai pengacara dan kemudian menjadi anggota parlemen Partai Buruh pada tahun 1983.

Terpilih menjadi anggota parlemen dari Partai Buruh pada 1983 merupakan awal dari melejitnya karir politik Tony Blair.

Kemudian, Tony Blair berhasil unggul menjadi pemimpin partai dengan perolehan suara sebesar 57 persen setelah John Smith yang merupakan pemimpin Partai Buruh meninggal dunia pada 1994.

Pada akhirnya, Tony Blair pun berhasil memenangkan pemilihan umum perdana menteri di tahun 1997 dan menjadikan ia perdana menteri Inggris termuda pada saat itu.

(BACA JUGA: Struktur Danantara Disorot: Isu Nepotisme dan Rekam Jejak Korupsi Jadi Sorotan!)

Dengan usahanya untuk meningkatkan citra Inggris yang muda dan modern, Tony Blair dikenal sebagai tokoh reformasi di bidang pendidikan dan kesehatan.

Pada 2001, Blair kembali unggul dan terpilih sebagai perdana menteri Inggris, namun ia menghadapi beberapa permasalahan dan diwarnai dengan keretakan hubungannya bersama Kanselir Gordon Brown pada masa itu.

Invasi Irak tahun 2003 yang melibatkan Inggris bersama Amerika Serikat merupakan salah satu kebijakan kontroversial Tony Blair yang mendapat kritikan dari berbagai pihak.

Presiden AS pada tahun 2001-2009, George W Bush dan Tony Blair dikenal sebagai dua sekutu dalam perang Irak karena mereka mendukung operasi militer untuk menggulingkan Presiden Saddam Husein.

Invasi Irak yang tidak mendapat restu dari PBB ini tetap dilaksanakan pada (20/03/2003) dengan mengerahkan tentara sebanyak 200 ribu menuju ke Irak.

(BACA JUGA: Prabowo Resmikan Danantara Bersama Jokowi dan SBY, Netizen: Megawati Ga Diajak?)

Akibat dari kebijakan kontroversialnya itu, lebih dari 1 juta warga di London berunjuk rasa untuk memprotes invasi militer ke Irak tersebut.

Meski begitu, Tony Blair kembali terpilih menjadi perdana menteri Inggris untuk ke-3 kalinya pada tahun 2005 yang membuatnya menjadi salah satu perdana menteri yang memiliki masa jabatan terlama ke-2 setelah Margaret Thatcher.

Lantas, terpilihnya Tony Blair sebagai dewan pengawas Danantara mendapat sorotan dari netizen, pasalnya eks PM Inggris tersebut pernah mendukung aksi invasi Irak pada 2003.

“Tony Blair penjahat perang!,” tulis salah satu netizen pada platform X.

Tak sedikit juga yang mengatakan bahwa ditetapkannya Tony Blair sebagai dewan pengawas Danantara hanyalah sebagai pencitraan semata.

“Gaya2an prabowo biar kelihatan keren,” ujar netizen lain. (*)

Tautan telah disalin ke clipboard!