Sahrin mengakui bahwa Anies adalah sosok yang menginspirasi terbentuknya Gerakan Rakyat.
Menurutnya, semangat perubahan yang diusung ormas ini sangat selaras dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Anies selama ini.
"Pak Anies adalah tokoh panutan, tokoh inspirasi dan kita tahu bahwa semangat perubahan simbolnya adalah Pak Anies," ucap Sahrin.
Namun, apakah Anies akan masuk dalam kepengurusuan resmi ormas ini? Sahrin tidak memberikan jawaban pasti.
Sahrin Hamid menegaskan bahwa saat ini Gerakan Rakyat masih berstatus sebagai organisasi masyarakat dan belum memiliki rencana untuk bertransformasi menjadi partai politik.
"Kita masih fokus di Gerakan Rakyat sebagai perkumpulan berbadan hukum. Kita masih konsolidasi Gerakan Rakyat sebagai organisasi kemasyarakatan," tegas Shahrin.
Meski begitu, Gerakan Rakyat tidak hanya berhenti sebagai ormas biasa. Salah satu fokus utama mereka adalah pendidikan politik bagi masyarakat.
Bahkan mereka telah merencanakan pendirian sekolah politik bernama Spartan (sekolah politik kerakyatan) untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat di berbagai daerah.
"Kita akan mendirikan sekolah politik kerakyatan yang disingkat dengan Spartan, yang akan menjadi ruang edukasi politik bagi masyarakat di seluruh daerah," ungkap Sahrin.
Berbeda dari gerakan relawan politik pada umumnya, Gerakan Rakyat menegaskan bahwa keanggotaannya terbuka untuk semua warga negara Indonesia, termasuk mereka yang berasal dari partai politik lain.
"Karena ini adalah organisasi kemasyarakatan, maka keanggotaan seharusnya cuma satu, warga negara Indonesia, sudah itu saja," tegas Sahrin.
Sahrin juga mengungkapkan bahwa ide pembentukan Gerakan Rakyat sudah muncul sejak 2023, dimulai dari konsolidasi para relawan yang bergerak secara organik.
Dalam pertemuan di Bogor pada November 2023, akhirnya disepakati untuk mengorganisasikan gerakan ini secara lebih struktural.
Meski saat ini masih berstatus sebagai ormas, keberadaan figur sentral seperti Anies dan fokus pada pendidikan politik membuat Gerakan Rakyat berpotensi berkembang lebih jauh di masa depan. (*)
Sahrin mengakui bahwa Anies adalah sosok yang menginspirasi terbentuknya Gerakan Rakyat.
Menurutnya, semangat perubahan yang diusung ormas ini sangat selaras dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Anies selama ini.
"Pak Anies adalah tokoh panutan, tokoh inspirasi dan kita tahu bahwa semangat perubahan simbolnya adalah Pak Anies," ucap Sahrin.
Namun, apakah Anies akan masuk dalam kepengurusuan resmi ormas ini? Sahrin tidak memberikan jawaban pasti.
Sahrin Hamid menegaskan bahwa saat ini Gerakan Rakyat masih berstatus sebagai organisasi masyarakat dan belum memiliki rencana untuk bertransformasi menjadi partai politik.
"Kita masih fokus di Gerakan Rakyat sebagai perkumpulan berbadan hukum. Kita masih konsolidasi Gerakan Rakyat sebagai organisasi kemasyarakatan," tegas Shahrin.
Meski begitu, Gerakan Rakyat tidak hanya berhenti sebagai ormas biasa. Salah satu fokus utama mereka adalah pendidikan politik bagi masyarakat.
Bahkan mereka telah merencanakan pendirian sekolah politik bernama Spartan (sekolah politik kerakyatan) untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat di berbagai daerah.
"Kita akan mendirikan sekolah politik kerakyatan yang disingkat dengan Spartan, yang akan menjadi ruang edukasi politik bagi masyarakat di seluruh daerah," ungkap Sahrin.
Berbeda dari gerakan relawan politik pada umumnya, Gerakan Rakyat menegaskan bahwa keanggotaannya terbuka untuk semua warga negara Indonesia, termasuk mereka yang berasal dari partai politik lain.
"Karena ini adalah organisasi kemasyarakatan, maka keanggotaan seharusnya cuma satu, warga negara Indonesia, sudah itu saja," tegas Sahrin.
Sahrin juga mengungkapkan bahwa ide pembentukan Gerakan Rakyat sudah muncul sejak 2023, dimulai dari konsolidasi para relawan yang bergerak secara organik.
Dalam pertemuan di Bogor pada November 2023, akhirnya disepakati untuk mengorganisasikan gerakan ini secara lebih struktural.
Meski saat ini masih berstatus sebagai ormas, keberadaan figur sentral seperti Anies dan fokus pada pendidikan politik membuat Gerakan Rakyat berpotensi berkembang lebih jauh di masa depan. (*)