Apa Itu MBTI dan Cara Ceknya: Panduan Lengkap untuk Mengenal Kepribadianmu!
24 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
197 1

Perbedaan MBTI “T” (Thinking) dan “F” (Feeling)

Salah satu aspek paling menarik dari MBTI adalah bagaimana seseorang mengambil keputusan: Thinking (T) atau Feeling (F).

Thinking (T)

Orang dengan preferensi Thinking lebih suka membuat keputusan secara logis dan objektif. Mereka:

  • Mengutamakan keadilan dan prinsip.
  • Cenderung rasional, analitis, dan kritis.
  • Kurang mempertimbangkan perasaan pribadi dalam mengambil keputusan.
  • Cocok dalam lingkungan kerja yang menuntut analisa dan objektivitas, seperti teknik, hukum, atau IT.

Feeling (F)

Sebaliknya, orang dengan preferensi Feeling membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai pribadi dan dampaknya terhadap orang lain. Mereka:

  • Mengutamakan harmoni dan empati.
  • Lebih peka terhadap emosi dan hubungan sosial.
  • Cenderung diplomatis dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain.
  • Cocok dalam bidang pekerjaan yang melibatkan interaksi sosial, seperti pendidikan, psikologi, atau pelayanan publik.

Keduanya tidak ada yang lebih baik atau buruk, karena masing-masing memiliki keunggulan tergantung konteksnya.

Apakah MBTI Akurat atau Bisa Berubah?

Pertanyaan yang sering muncul adalah: “Apakah MBTI benar-benar menggambarkan sifat asli kita?”, jawabannya cukup kompleks.

MBTI bisa memberi gambaran tentang sifat atau kepribadian kita sesuai dengan jawaban yang kita pilih dalam tesnya, tapi hasil tersebut tidak bersifat mutlak.

MBTI bisa menjadi alat refleksi yang membantu mengenali pola perilaku dan cara berpikir. Namun, hasil MBTI bukan label tetap. 

Kepribadian manusia sangat dinamis dan bisa dipengaruhi oleh pengalaman, lingkungan, usia, dan perubahan hidup.

Contohnya:

  • Seorang remaja introvert bisa tumbuh menjadi lebih ekstrovert saat dewasa karena tuntutan pekerjaan.
  • Seorang dengan preferensi Feeling bisa belajar bersikap lebih logis dan sistematis ketika menjalani peran sebagai manajer.

Contoh lainnya, Dita, seorang guru SD, awalnya merasa dirinya tipe Thinking. Namun setelah bekerja 3 tahun, ia menyadari bahwa empatinya terhadap murid berkembang dan berubah menjadi Feeling.

Hasil MBTI kita bisa berubah seiring berjalannya waktu, beberapa orang melaporkan hasil MBTI yang berbeda ketika mengulang tes setelah beberapa tahun. 

Hal ini wajar karena kepribadian manusia fleksibel dan berkembang. MBTI lebih tepat digunakan sebagai alat pengembangan diri, bukan pengklasifikasi tetap.

Simak juga manfaat dari pengetahuan akan MBTI dalam kehidupan sehari-hari di halaman selanjutnya…

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Apa Itu MBTI dan Cara Ceknya: Panduan Lengkap untuk Mengenal Kepribadianmu!
24 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
197 1
 

Perbedaan MBTI “T” (Thinking) dan “F” (Feeling)

Salah satu aspek paling menarik dari MBTI adalah bagaimana seseorang mengambil keputusan: Thinking (T) atau Feeling (F).

Thinking (T)

Orang dengan preferensi Thinking lebih suka membuat keputusan secara logis dan objektif. Mereka:

  • Mengutamakan keadilan dan prinsip.
  • Cenderung rasional, analitis, dan kritis.
  • Kurang mempertimbangkan perasaan pribadi dalam mengambil keputusan.
  • Cocok dalam lingkungan kerja yang menuntut analisa dan objektivitas, seperti teknik, hukum, atau IT.

Feeling (F)

Sebaliknya, orang dengan preferensi Feeling membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai pribadi dan dampaknya terhadap orang lain. Mereka:

  • Mengutamakan harmoni dan empati.
  • Lebih peka terhadap emosi dan hubungan sosial.
  • Cenderung diplomatis dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain.
  • Cocok dalam bidang pekerjaan yang melibatkan interaksi sosial, seperti pendidikan, psikologi, atau pelayanan publik.

Keduanya tidak ada yang lebih baik atau buruk, karena masing-masing memiliki keunggulan tergantung konteksnya.

Apakah MBTI Akurat atau Bisa Berubah?

Pertanyaan yang sering muncul adalah: “Apakah MBTI benar-benar menggambarkan sifat asli kita?”, jawabannya cukup kompleks.

MBTI bisa memberi gambaran tentang sifat atau kepribadian kita sesuai dengan jawaban yang kita pilih dalam tesnya, tapi hasil tersebut tidak bersifat mutlak.

MBTI bisa menjadi alat refleksi yang membantu mengenali pola perilaku dan cara berpikir. Namun, hasil MBTI bukan label tetap. 

Kepribadian manusia sangat dinamis dan bisa dipengaruhi oleh pengalaman, lingkungan, usia, dan perubahan hidup.

Contohnya:

  • Seorang remaja introvert bisa tumbuh menjadi lebih ekstrovert saat dewasa karena tuntutan pekerjaan.
  • Seorang dengan preferensi Feeling bisa belajar bersikap lebih logis dan sistematis ketika menjalani peran sebagai manajer.

Contoh lainnya, Dita, seorang guru SD, awalnya merasa dirinya tipe Thinking. Namun setelah bekerja 3 tahun, ia menyadari bahwa empatinya terhadap murid berkembang dan berubah menjadi Feeling.

Hasil MBTI kita bisa berubah seiring berjalannya waktu, beberapa orang melaporkan hasil MBTI yang berbeda ketika mengulang tes setelah beberapa tahun. 

Hal ini wajar karena kepribadian manusia fleksibel dan berkembang. MBTI lebih tepat digunakan sebagai alat pengembangan diri, bukan pengklasifikasi tetap.

Simak juga manfaat dari pengetahuan akan MBTI dalam kehidupan sehari-hari di halaman selanjutnya…

Tautan telah disalin ke clipboard!