Bye 'Tidak Haus'! Kenalan dengan 'Palum', Kata Baru KBBI Asal Batak Pakpak yang Wajib Kamu Tahu!
10 Jul 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
49 1

Mengangkat Kearifan Lokal, Memperkaya Bahasa Nasional

Kata "palum" berasal dari bahasa Batak Pakpak, yang memang dikenal memiliki banyak istilah unik untuk menggambarkan berbagai kondisi fisik dan emosional. 

Masuknya "palum" ke KBBI tak hanya menjadi penanda perkembangan bahasa, tetapi juga sebuah pengakuan besar terhadap kearifan lokal yang kini menjadi bagian integral dari bahasa nasional. 

Pakar budaya Batak menyambut baik langkah ini karena dianggap memperluas pemahaman terhadap bahasa daerah yang selama ini hanya dikenal terbatas di komunitasnya.

Fenomena masuknya 'palum' ke KBBI ini bukan yang pertama. 

Sejarah mencatat, banyak kekayaan linguistik dari berbagai suku di Indonesia telah diadopsi, memperkaya nuansa bahasa nasional. 

Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga dan mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai wadah persatuan, sekaligus menghargai warisan budaya tiap daerah. 

Ini merupakan kabar gembira, terutama bagi pencinta bahasa dan budaya Nusantara.

Dengan masuknya "palum" ke KBBI, kini masyarakat tidak perlu lagi bingung mencari padanan kata yang tepat untuk kondisi sehabis minum atau tidak lagi haus. 

Kata ini telah memiliki legalitas secara bahasa dan bisa digunakan dalam ragam tulisan formal maupun informal. 

Contoh lain yang bisa digunakan: “Anak itu tampak tenang, mungkin sudah palum,” atau “Setelah lari pagi dan minum air, saya merasa palum dan siap beraktivitas.”

Pentingnya Penggunaan Bahasa Baku dan Peran KBBI

Hadirnya kata "palum" sebagai lawan kata "haus" membuka cakrawala baru dalam penggunaan bahasa Indonesia yang lebih presisi. 

Selain menjawab kebutuhan linguistik, "palum" juga menjadi bukti bahwa bahasa daerah dapat hidup berdampingan dan bahkan menguatkan bahasa nasional.

Penggunaan bahasa yang sesuai dengan KBBI idealnya berlaku pada semua situasi resmi dan formal, seperti dalam penulisan karya ilmiah, dokumen resmi, surat-menyurat, pengumuman, dan perundang-undangan. 

Tak hanya itu, penerapannya juga penting dalam media massa dan konteks pendidikan, baik dalam pengajaran maupun penyusunan materi pembelajaran. 

Hal ini krusial demi menjaga kejelasan, kredibilitas, dan konsistensi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan identitas bangsa.

Disclaimer: Sebagian proses pembuatan artikel ini dibantu oleh teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, seluruh konten telah melalui proses kurasi, verifikasi, dan penyuntingan oleh tim redaksi DB News untuk memastikan keakuratan dan kualitas informasi yang disajikan. (*)

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Bye 'Tidak Haus'! Kenalan dengan 'Palum', Kata Baru KBBI Asal Batak Pakpak yang Wajib Kamu Tahu!
10 Jul 2025 - Dbmedianews
Author: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
49 1
 

Mengangkat Kearifan Lokal, Memperkaya Bahasa Nasional

Kata "palum" berasal dari bahasa Batak Pakpak, yang memang dikenal memiliki banyak istilah unik untuk menggambarkan berbagai kondisi fisik dan emosional. 

Masuknya "palum" ke KBBI tak hanya menjadi penanda perkembangan bahasa, tetapi juga sebuah pengakuan besar terhadap kearifan lokal yang kini menjadi bagian integral dari bahasa nasional. 

Pakar budaya Batak menyambut baik langkah ini karena dianggap memperluas pemahaman terhadap bahasa daerah yang selama ini hanya dikenal terbatas di komunitasnya.

Fenomena masuknya 'palum' ke KBBI ini bukan yang pertama. 

Sejarah mencatat, banyak kekayaan linguistik dari berbagai suku di Indonesia telah diadopsi, memperkaya nuansa bahasa nasional. 

Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga dan mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai wadah persatuan, sekaligus menghargai warisan budaya tiap daerah. 

Ini merupakan kabar gembira, terutama bagi pencinta bahasa dan budaya Nusantara.

Dengan masuknya "palum" ke KBBI, kini masyarakat tidak perlu lagi bingung mencari padanan kata yang tepat untuk kondisi sehabis minum atau tidak lagi haus. 

Kata ini telah memiliki legalitas secara bahasa dan bisa digunakan dalam ragam tulisan formal maupun informal. 

Contoh lain yang bisa digunakan: “Anak itu tampak tenang, mungkin sudah palum,” atau “Setelah lari pagi dan minum air, saya merasa palum dan siap beraktivitas.”

Pentingnya Penggunaan Bahasa Baku dan Peran KBBI

Hadirnya kata "palum" sebagai lawan kata "haus" membuka cakrawala baru dalam penggunaan bahasa Indonesia yang lebih presisi. 

Selain menjawab kebutuhan linguistik, "palum" juga menjadi bukti bahwa bahasa daerah dapat hidup berdampingan dan bahkan menguatkan bahasa nasional.

Penggunaan bahasa yang sesuai dengan KBBI idealnya berlaku pada semua situasi resmi dan formal, seperti dalam penulisan karya ilmiah, dokumen resmi, surat-menyurat, pengumuman, dan perundang-undangan. 

Tak hanya itu, penerapannya juga penting dalam media massa dan konteks pendidikan, baik dalam pengajaran maupun penyusunan materi pembelajaran. 

Hal ini krusial demi menjaga kejelasan, kredibilitas, dan konsistensi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan identitas bangsa.

Disclaimer: Sebagian proses pembuatan artikel ini dibantu oleh teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, seluruh konten telah melalui proses kurasi, verifikasi, dan penyuntingan oleh tim redaksi DB News untuk memastikan keakuratan dan kualitas informasi yang disajikan. (*)

Tautan telah disalin ke clipboard!